-TIGA PULUH-

4.1K 341 14
                                    

"It was always you falling for me.
Now there's always time calling for me.
I'm the light blinking at the end of the road.
Blink back to let me know."

-
🍃
-


07.23 PM Nadia Dewanata
Kamu sibuk?

Tara menoleh melihat HP-nya yang menampilkan pesan dari Nadia. Keningnya berkerut heran, sejak kapan Nadia memanggilnya dengan sebutan 'kamu'?

Tara mendiamkan sejenak pesan itu karena dirinya sedang sibuk dengan market list yang dipegangnya. Namun sedetik kemudian dia penasaran kenapa Nadia mengiriminya pesan malam-malam seperti ini.

07.25 PM Tara Hernanda
Not really. Knp?

07.25 PM Nadia Dewanata
Aku disini.
Nadia sent a location.
Dinner with me?

Alis Tara terangkat, lalu berkerut bingung. Cepet banget balesnya. Lagian, ngapain Nadia ngajak dinner? Tumben. Pikir Tara. Dia malah menjadi heran karena ini adalah inisiatif dari Nadia, biasanya Tara lah yang bergerak duluan. Tapi kali ini adalah Nadia dan itu membuat Tara heran.

Padahal itu sebuah kemajuan, bukan?

07.26 PM Tara Hernanda
Be there in 15.

07.26 PM Nadia Dewanata
Can't wait.

Akhirnya Tara mencuci muka, berganti pakaian dan segera menuju resto yang Nadia maksud yang ternyata tidak begitu jauh dari apartemennya. Disana, dia menemukan Nadia sedang duduk sendirian.

Tatapan wanita jangkung itu kemudian bertemu dengan matanya dan Nadia tersenyum. Lagi, Tara menjadi heran. Tidak biasanya wanita berkacamata bernama Nadia seramah itu padanya setelah dua tahun hubungan mereka usai.

"Hai." Sapa Nadia, menyunggingkan sebuah senyum yang memperlihatkan sedikit dekiknya.

"Hai." Balas Tara seraya duduk di hadapan Nadia.

"Chef Salad or Caesar Salad?" Tanya Nadia langsung.

"Chef Salad and Honey Lime Frost please, thank you." Sahut Tara yang kemudian mendapat anggukan Nadia.

Sembari menunggu pesanan mereka datang, di menit pertama dan kedua tidak ada yang memulai pembicaraan. Hanya percakapan makhluk lain yang satu ruangan dengan mereka saja yang terdengar.

Mereka juga tidak sibuk dengan gadget masing-masing. Hanya terdiam sembari sesekali saling mencuri pandang dan saling menebak apa isi kepala lawan bicaranya itu.

"So."

"So."

Ucap keduanya berbarengan di detik dan momen yang sama: menoleh dan menatap mata dengan cara lama. Nadia tersenyum terlebih dahulu ketika menyadari momen itu sementara Tara menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal guna mengurangi kecanggungan yang dia rasakan.

"Tumben kamu ngajak dinner." Kata Tara usai meredakan degub jantungnya yang sedikit berdesir saat Nadia menatapnya intens seperti sekarang ini, persis ketika saat mereka sedang dinner romantis berdua sewaktu pacaran. "Ale kemana?"

"Udah pulang." Tara mengangguk paham mendengar jawaban itu. "Adam?"

"Udah pulang." Jawaban yang sama diterima Nadia dan itu membuat wanita berambut setengah cepak itu terkekeh pelan. "So, tell me. Kenapa tumben sekali kamu ngajak aku dinner? Biasanya harus aku yang merengek ke kamu buat ngajakin makan malam."

Running After You (gxg) (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang