-DELAPAN BELAS-

3.7K 340 1
                                    

"You look so perfect standing there.
In my American Apparel underwear.
And I know now, that I'm so down.
Your lipstick stain is a work of art.
I got your name tattooed in an arrow heart.
And I know now, that I'm so down."

-
🍃
-


Tara tidak begitu siap ketika dia mulai menjalankan mobilnya ke tempat dimana Renata dan Nadia berada. Setelah pulang kerja, dia kembali ke apartemennya untuk mandi dan berganti pakaian walaupun Renata memaksanya langsung datang setelah pulang kerja.

Itu adalah salah satu alasannya mengulur waktu. Bukan tentang dia tidak kangen Renata, hanya saja dia ingin menghindari Nadia lebih lama. Tara belum siap. Belum siap jika rindu itu terlalu menggebu untuk melampiaskan rasanya.

Hampir 5 menit Tara berdiam di parkiran tempatnya dan Renata bertemu. Ck, cuma beberapa meter dari kedai Nadia. Batinnya gundah.

Setelah mengingatkan kembali dirinya jika dia harus bersikap biasa-biasa saja, Tara keluar dari mobilnya.

Ia naik ke lantai dua dan langsung menemukan Renata dan Nadia yang sudah terlebih dulu disana. Tawa kedua sahabatnya mengingatkan kembali masa-masa kuliah mereka.

"There you are! Gue kira lo nyasar!" Ucap Renata kala matanya menangkap sosok Tara yang baru saja muncul.

"Dih, alay." Cibir Tara, kemudian dia tertawa.

Renata bangkit, memeluk Tara agak lama. "I missed you, Poo."

"Missed you too, bawel." Balas Tara, mengusap punggung Renata dan meluapkan rasa rindunya ke sahabatnya itu.

"Duduk, duduk." Renata menyuruh Tara duduk di sebelah Nadia.

Nadia yang sedari tadi diam hanya mengggeser sedikit dan Tara duduk di sebelahnya, memberikan sebuah senyuman yang Nadia balas hanya dengan anggukan kepala saja.

"Lo mau nginep dimana?" Tanya Tara setelah dia memesan makanan dan minuman untuknya.

"Tempat si Kebo." Sahut Renata yang mendapatkan lemparan tissue dari Nadia. "Apa, sih?"

Syukurlah. Aman, dia jadi nggak begitu beringas main sama cewek-cewek diluaran sana. Batin Tara.

"Eh, kita bertiga barengan aja." Usul Renata yang otomatis mendapatkan pelototan mata dari Nadia dan Tara di waktu yang bersamaan. "Nginep di tempat lo aja, Boo."

"Eh?" Tara dan Nadia saling menoleh secara bersamaan dan semburat merah tercetak di pipi mereka masing-masing.

"It's gonna be awkward, I know. Tapi gue pengen ngabisin waktu sama kalian. Gila, udah berapa lama kita nggak barengan?" Renata menyeruput minumannya. "Mau ya, Poo? Please?"

Tara melirik ke arah Nadia lagi. "Kamu keberatan, nggak?"

Nadia mengedikkan bahunya. "Kalo gue bilang enggak, paling Renata juga tetep maksa. Apapun jawaban gue juga nggak bakal berpengaruh."

Renata nyengir. "Nanti kita bertiga ke apartemen lo, ambil barang-barang lo dan langsung ke tempat si Kebo, ya? Capek gue, ngantuk juga."

"Mau kopi?" Tawar Nadia ke Renata. "Kopi susu, dari tempat gue."

"Lo yang bikin?" Tanya Renata sumringah atas tawaran Nadia.

Nadia mengangguk. "Mau juga?" Nadia menoleh ke Tara.

Running After You (gxg) (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang