Pagi pun tiba. Aku terbangun masih dengan tubuh ini. Tanpa sadar aku menggerakan kedua kaki ku menuruni kasur. Seperti ada yang janggal. Apa yang aneh ya? karna bingung, aku pun berdiri dan pergi ke depan cermin. Aku baru sadar pangeran ini sangat tampan dengan garis rahang yang tegas. Kekurangannya hanya terletak pada kemiringan otaknya saja.
Pintu terbuka memperlihatkan Mari dengan sebuah tehnya, "Ah~ Pangeran sudah bangun. Padahal baru jam segi- K-Kaki! Pangeran sudah bisa berjalan dengan baik! B-Bagaimana bisa? Apa Pangeran anak dari dewa?" ujarnya dengan sangat terkejut.
Seketika mataku membulat. Iya juga, kenapa kakiku sudah tidak sakit lagi? Padahal kata Sanchez butuh beberapa hari lagi. Aku memang sangat bingung, tapi aku juga senang. Sukurlah aku tidak merasakan sakit berkepanjangan.
"Aku juga baru sadar, Mari. Lebih baik kau panggilkan Sanchez kemari" balasku sama bingungnya. Mari mengangguk semangat dan pergi dari kamarku. Aku pun menyesap teh yang manis ini, ugh aku merindukan kopi ku. Aku meminum di tempat duduk dengan samping kiriku jendela yang mengarah ke halaman yang sepi. Apa aku coba lari keliling halaman itu ya? Seperti yang biasa ku lakukan. Sekalian mengetes kaki ini apa benar-benar sudah tidak sakit? Lagi pula halamannya sangat sepi di pagi hari begini.
Aku pikir itu bukan ide yang buruk. Setelah mendapatkan baju yang tidak begitu ribet, akhirnya aku pergi lompat melewati Jendela yang lumayan tinggi dari tanah. Sukurlah ada pakaian kaos tanpa lengan yang tidak bikin gerah dan celana pendek tidak menutupi lutut. Serta sepatu olahraga (?) hanya sebuah sepatu hitam polos yang tidak lancip.
Setelah di lapangan, aku mulai mengitari halaman yang lumayan luas itu. Baru 5 putaran, tubuh pangeran ini sudah kelelahan. Biasanya aku bisa sampai 10 putaran. Ayolah~ 7 putaran bertahanlah. Untunglah lengan tangan dan kakiku masih memiliki otot. Kalau tidak, mungkin aku tidak akan sampai 5 putaran.
"P-Pangeran?! Pangeran sedang apa??" seru Igris yang tiba-tiba datang.
Aku pun menghampirinya, dan menyudahi 6 putaranku, "Sedang olahraga" jawabku santai.
Igris tampak panik sambil melihat sekitar, "P-Pakaian pangeran-! Ini kan lapangan latihan Kesatria Elang?! Bagaimana Pangeran bisa sampai sini dengan pakaian seperti ini?!" tanyanya dengan sangat panik.
Mataku membulat, akan jadi masalah besar jika mereka melihatku disini. "Baiklah temui aku di kamar, oke?" ucapku dan langsung berlari ke arah tembok kamarku. Aku pun meraih bingkai jendela dan langsung memanjat masuk.
Aku kembali melihat Igris dari jendelaku. Dia sangat terkejut hingga tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Aku hanya tersenyum dan mengkodenya untuk ke kamarku.
"Ekhm.. pangeran.." itu suara Sanchez.
Aku otomatis berbalik, lalu menunjukan senyumanku, "Haha.. aku tadi sedang berolahraga" ucapku. Sanchez menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
"Pangeran.. karna sudah berkeringat, lebih baik mandi dan mengganti baju 'itu'" ujar Mari. Aku pun menganggukinya dan pergi mandi.
Setelah mandi dan berpakaian rapih. Kami memulai obrolan soal kakiku ini.
"Kemarin kan baru saya katakan jika kaki pangeran bisa sembuh dalam beberapa hari. Tapi secepat-cepatnya 5 hari baru bisa sembuh. Tapi dengan mata kepala saya sendiri, saya melihat kaki pangeran bisa sembuh dalam kurun waktu sehari. Itu hal yang paling tidak bisa saya percaya selain melihat hantu" ujarnya dengan raut wajah yang sangat serius.
"Itu tidak mustahil jika Pangeran manusia yang dicintai dewa, tuan" timpal Mari.
"Dicintai Dewa..? J-J-Jangan-jangan pangeran ada kaitannya dengan turunnya firman dewa baru-baru ini?" pikir Sanchez.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR PRINCE [BL]
Science FictionBercerita tentang seorang mantan militer yang tiba-tiba saja masuk ke dalam tubuh seorang pangeran. Avraz Hyperzion, Pangeran bersurai emas yang di rumorkan sebagai 'Si pembuat onar' ini lah yang dirasukinya. Pada akhirnya ia harus menyelesaikan 'ma...