Seorang pria dengan jubah kebanggaannya tampaknya sedang bersiap-siap di dalam tendanya. Cassier tersenyum manis sambil menatap dirinya di depan kaca. Rasanya Ia senang dan bersemangat setelah akhirnya memenangkan perang itu. Kini dirinya dan seluruh pasukannya akan kembali ke Kerajaan Hyperzion.
'Kau harus kembali, menangkan perang melawan musuh dan aku akan kembali kehadapanmu, memasak untukmu, dan memelukmu saat itu.'
Setiap mengingat perkataan Avraz di suratnya itu, entah kenapa wajahnya jadi bersemu merah. Entah sudah berapa lama mereka tidak bertemu. Cassier benar-benar merasa akan gila jika jauh dari Avraz lebih lama dari ini.
"Apakah anak itu akan menyamar dan masuk ke dalam kediamanku nanti? Pfft.." tanyanya pada pantulan cermin seraya membenarkan dasinya.
Namun tak lama dari itu, suara seseorang berbicara dari luar tendanya terdengar.
Igris sedang menatap kedua teman kesatrianya dengan tajam, "Berani sekali kalian meragukan bawahan dari Pangeran Avraz Hyperzion.." ujarnya dingin.
Kedua kesatria itu kemudian saling menatap satu sama lain, "Sombong sekali bicaramu! Pangeran mana yang sedang kau bicarakan? Hahaha yang kabur itu?" ujar salah seorang be rambut coklat. Satu orang lainnya pun menimpali, "Kalian berdua kan dekat. Jangan-jangan kau juga.. Lebih baik biar kami yang membawa kapten dari pada kau mendapati dirimu dalam masalah" katanya.
Igris berbalik kearah tenda, "Tutup mulut kalian. Baunya sangat menyengat hingga aku jadi ingin muntah" balasnya. Baru berjalan dua langkah, Igris tiba-tiba berbalik dengan gesit sambil melibaskan pedangnya ke arah dua orang dibelakangnya hingga kedua nya tewas, "Itu hukuman untuk seseorang yang berani menghina pangeran" ujarnya seraya memasukan pedangnya kembali dan akhirnya masuk ke dalam tenda.
Cassier menatap Igris yang tiba-tiba saja masuk ke dalam tendanya. Raut wajah Igris kini benar-benar sulit dibaca. Tidak seperti biasanya, kali ini Igris tampak begitu serius.
"Kapten.. Saat ini anda benar-benar harus mendengarkan semua perkataan saya" ujar Igris dengan serius.
Selang tak lama dari itu, mereka berdua keluar tenda. Cassier mengepalkan tangannya hingga buku jarinya terlihat dan mengeraskan rahangnya geram. Menahan amarah yang sudah berkecamuk.
Igris melirik sebentar ke arah pohon yang tak jauh dari tenda Cassier, "Sanchez turunlah dari atas pohon, dan tolong singkirkan mayat dua orang ini" ujar Igris.
Sanchez kemudian melompat dari atas pohon, "Serahkan bagian internal padaku" balasnya yakin.
Igris mengangguk lalu memborgol kedua tangan Cassier, "Lebih baik untuk tidak memberontak, karena itu akan mempercepat kematian anda" kata Igris.
Cassier hanya terdiam. Dan Igris pun membawa Cassier ke hadapan seluruh pasukan perangnya. Dengan satu hentakan, Igris menekan bahu Cassier hingga dirinya berlutut.
"DENGAR SEMUA! CASSIER ROYAN ZEKSIO ADALAH SEORANG PENGHIANAT! DIA BUKAN LAGI SEORANG KAPTEN! MELAINKAN TAHANAN YANG AKAN KITA KAWAL SAMPAI KERAJAAN!" teriak Igris dengan tegas.
Semua orang yang ada di sana seketika terkejut. Situasi yang mereka dapati sangat tidak masuk akal. Cassier tampak menundukkan kepalanya. Kegaduhan pun terjadi. Para prajurit kini saling berbisik-bisik persis seperti ibu-ibu yang sedang bergosip.
Igris menatap mereka kesal, "DIAM! PERSIAPKAN DIRI KALIAN! KITA BERANGKAT!" teriaknya.
Karena pangkat Igris tertinggi kedua setelah Cassier, secara otomatis seluruh pasukan langsung mengikuti perintah Igris. Karena itu juga ia terpilih menjadi kesatria pribadi pangeran.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR PRINCE [BL]
Science FictionBercerita tentang seorang mantan militer yang tiba-tiba saja masuk ke dalam tubuh seorang pangeran. Avraz Hyperzion, Pangeran bersurai emas yang di rumorkan sebagai 'Si pembuat onar' ini lah yang dirasukinya. Pada akhirnya ia harus menyelesaikan 'ma...