02

470 58 7
                                    

Awal Mula (Bagian 2)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awal Mula (Bagian 2)

—— —— ——

15 Febuari 2016

"Astaga Taehyung ... kau tambah cantik sayang. Wajahmu semakin mirip perempuan."

Aku tersenyum menanggapi omongan bibiku ini. Jujur aku lupa total tentang dirinya. Benar-benar tidak ingat sama sekali.

Sialan, umur berapa sih terakhir aku bertemu dengannya? Kulihat dia begitu mengenalku, sedangkan aku ingat saja tidak padanya. Bukankah aku terlalu jahat?

Senang sih, di panggil cantik, tapi rasanya tidak menyenangkan disamakan dengan perempuan. Rasanya ... tidak suka saja.

Bibiku ini sebenarnya tidak seburuk itu. Dia memang sudah tua, tapi dia mengerti anak muda. Seru untuk di ajak berbincang. Namanya Suhjeong, Kim Suhjeong. Usianya 52 tahun, memiliki satu anak perempuan bernama Seoraa, Jeon Seoraa. Suaminya telah meninggal dunia saat pernikahan mereka telah menginjak sepuluh tahun. Pria itu meninggal akibat serangan jantung. Tapi hal tersebut tidak membuat Kim Ajumma sedih, dia kembali bangkit, dan lihatlah dia telah berhasil membesarkan anak perempuannya. Katanya anak perempuannya berhasil menjadi chef muda terkenal di Jerman. Cukup bangga mendengar itu sebenarnya, walau aku tidak tau dia siapa.

"Anak perempuanmu benar-benar hebat Ajumma." Ujarku tersenyum kagum kepadanya.

Kulihat dirinya malah mengerutkan dahinya, "Yak, Taehyungie, jangan panggil aku Ajumma, panggil aku Imo. Aku ini bibimu. Jadi jangan kau sanjungkan begitu." Ujarnya kesal.

Aku hanya bisa mengangguk. Aku tau harusnya aku panggil dia dengan kata 'Imo' tapi rasanya seperti belum nyaman saja. Aku takut dia merasa aku sok dekat dengannya.

"Taehyung aku bersungguh-sungguh soal mengatakan bahwa aku begitu merindukanmu. Dan ya, aku begitu menyayangimu Tae, sayang sekali aku tinggal di Busan, jika tidak pasti aku sering mengunjungimu." Ujarnya.

Jujur aku merasa tidak enak, dia terlihat begitu sayang denganku, sedangkan aku sama sekali tidak ingat dengannya.

"Maaf Imoo, tapi aku masih belum mengingatmu. Rasanya tidak enak."

Bukannya marah, dia malah tersenyum, "Aku tau tentang itu, dan aku tidak peduli. Terserah denganmu, intinya aku begitu menyayangimu begitu dalam, seperti anakku sendiri."

Rasanya hatiku tersentuh mendengarnya. Wanita ini benar-benar sangat baik. Aku bisa melihat begitu banyak ketulusan di sana.

"Terimakasih Imoo, aku tersentuh mendengarnya. Tapi, apa aku boleh tau sesuatu. Maksudku kau dan aku pastikan telah lama tidak bertemu, sampai-sampai aku tidak ingat tentang dirimu. Tapi kenapa kau begitu menyayangi ku?"

YOU [KOOKV/KOOKTAE][END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang