𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

2.2K 258 10
                                    

Maafkan aku Tuhan,
tolong mengertilah...
pada akhirnya aku tidak bisa melupakan perasaan ini.
Ternyata sulit menjauh darinya, semakin berusaha melupakan rasa ini malah terus membesar.

Kumohon,

Jangan lagi pisahkan kami...

Biarkanlah aku terus bersamanya,

Memandanginya,
Memujanya,
dan Mencintainya...

Meski aku tidak bisa memilikinya bahkan seluruh dunia pun memusuhiku,

Aku rela.

Selama bisa bersama dengannya,

Itu saja.

karena inilah caraku mencintai sang Park Hyung Seok....







Aku menepuk pelan bahu Seok, tersenyum manis padanya. Ia terlihat sedih hari ini, dan aku benci melihat kesedihan diwajah tampannya itu.

"aku... dan Mika putus" ucapnya sambil tersenyum kecut.
"dia dan keluarganya pindah ke China. Awalnya kami pikir hubungan jarak jauh itu mudah dan bisa kami lalui, tapi ternyata... gagal"

Aku meraih tangannya perlahan dan berusaha menghibur.
Jujur aku senang mereka putus meski aku juga tidak mau melihatnya patah hati seperti itu,
karena aku paham betul bagaimana rasanya...
ini juga mengingatkanku pada seorang teman,

Jang Hye Won.

Ya.

Untuk pertama kalinya setelah lulus, ia menyatakan perasaan padaku.
Aku menolak.
Aku tidak bisa berpura pura menerima perasaannya hanya untuk berdalih melupakan Seok atau menjadikan gadis itu pelarian,
Itu hanya akan membuat kami semakin menderita,
dan aku tidak mau itu terjadi.

"aku sudah melupakannya, biarlah...
toh sekarang kita bisa bersama lagi, itu sudah cukup bagiku" ucapnya sambil tersenyum manis padaku.
"terima kasih, Jay. Karena masih bersamaku di saat saat seperti ini" lanjutnya.

Lagi lagi, tanpa pemuda itu sadari, pipi ku merona seketika mendengar ucapannya barusan.


🌻🌻


Bunga Lili putih kesukaan ibu kini terpajang manis disamping pusara berukir nama Hong Eun Byul itu.

Seok menemaniku mengunjungi makam beliau bahkan dialah yang mengingatkanku untuk membawa bunga itu,
sungguh aku tidak menyangka ia masih ingat segala hal tentang ibu yang pernah kuceritakan.
Kami memanjatkan doa bersama dengan khusyuk.
Dari kejauhan nampak seseorang mendekat.

"Yeol... kau disini rupanya" sapa ayahku.
Aku membungkuk menyapanya, ia menatapku hangat dan beralih perlahan melihat Seok.

"kau Park Hyung Seok, sahabat puteraku bukan? Jae Hee sering menceritakan dirimu" ucap ayahku.

"iya paman, salam kenal" Seok membungkuk menyapa dengan sopan.

Jujur, aku senang melihat interaksi mereka seperti ini.

Terlihat seperti,

Pertemuan antara seorang mertua dengan sang menantu?

Aku tersenyum membayangkannya.

Tapi, aku kesal saat ayah malah menyebut nama Jae Hee.

Apa apaan anak itu?

Dia pikir Seok-ku itu pacarnya?

Mimpi saja terus!

Segera aku meraih tangan Seok dan mengajaknya untuk segera pergi dari sana,

Ia membungkuk pada ayah dan kami pun pergi beriringan,
meninggalkan lelaki paruh baya itu yang masih menatap kami melangkah menjauh...


🌻🌻


Hari hari setelahnya terasa sangat indah sekaligus menyenangkan bagiku,

Sungguh jauh berbeda dari masa masa dimana kami berpisah, saat itu aku sangat menderita dan merindukannya.

Aku berharap hal itu tidak akan pernah terulang lagi,

Memasuki semester kedua,
kami sudah disibukkan dengan urusan kuliah yang padat ditambah kegiatan lain di luar kampus,
namun ini tidak membuat kami terpisah.

Kali ini,

Kami tetap bersama.

Mulai sekarang,

Apapun itu...

Kami tidak terpisahkan.







"hei.. tunggu aku!" teriak Seok sambil mengejarku. Aku tertawa melihatnya berusaha menyamai langkah kakiku dengan cepat.

Samar samar kudengar suara cicitan burung yang berterbangan dengan bebas diatas sana,

Aku terperangah melihatnya,

Berhenti melangkah, lalu menoleh dan tersenyum mengulurkan tangan pada Seok.

Ternyata...

Bahagia itu sederhana,

Terkadang kau tidak butuh pakaian mahal, liburan ke luar negeri atau semacamnya.

Cukup bersama dengan seseorang yang sangat berarti... sudah lebih jauh membahagiakan,

Seperti aku...
Yang kini tengah berbaring di hamparan pasir putih sambil terus memandangi keindahan ciptaan
Yang Maha Kuasa.

Sang musim semiku,

Cintaku...

Park Hyung Seok.



tbc

Boys Declare! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang