𝐾𝑒𝑝𝑢𝑡𝑢𝑠𝑎𝑛

1.8K 298 5
                                    

"apa ini?" tanya Seok.
"ada apa?" Mika heran.
"ada sebuah kotak dimejaku" jawab Seok bingung.
Seok membuka kotak kecil berwarna biru itu dan terlihat senang.
"wahh... ini kan buku favoritku, terima kasih ya" ucapnya pada Mika.
"hah??!..tapi bukan aku yang memberikan buku itu Seok" jawabnya bingung.
"apa?! lalu siapa?"
"entahlah, mungkin penggemar rahasiamu yang mengirimnya, lihat saja ia bahkan tau kau suka warna biru terlihat dari warna kotak itu" ucap Mika agak sedih.
Seok menatap gadis itu dengan lembut.
"jangan khawatir, ini bukan masalah, jangan cemburu ya" Seok meyakinkannya.
"tidak apa, Seok. Aku percaya padamu" jawab Mika.
Seok memandangnya lembut dan mengelus surai gadis itu perlahan.

Aku duduk sendirian dibelakang sekolah sambil merokok. Seseorang mengambil rokokku tiba tiba.
"rokok tidak bagus untuk kesehatan" ucap Seok.
aku tertegun melihatnya. Ia duduk disampingku dan memberikan permen karet.
"cobalah... ini lebih enak dari rokok, tau?" ucapnya sambil tersenyum memamerkan giginya yang putih itu.
pipiku memerah. aku menatapnya dalam tanpa lelaki itu sadari. pastinya.
aku menerima permen karet ditangannya dan mulai mencicipinya.
Lumayan. pikirku.
kami hanya terdiam duduk bersama berdampingan menikmati indahnya matahari terbenam sore itu. tanpa mengobrol apapun, tapi aku sangat menikmati suasana ini. untuk pertama kalinya...
Dan ajaibnya sejak itu aku tidak pernah lagi merokok, padahal aku termasuk perokok aktif sebelumnya. Bayangkan saja, aku bisa menghabiskan satu bungkus rokok sendirian setiap harinya, tanpa sepengetahuan ayah. pastinya.

"Jay!" panggil Seok menyadarkan lamunanku.
Ia mendekat dan duduk disampingku, tangan kami tidak sengaja bersentuhan hingga membuat wajahku memerah.
"Jay... hari ini ada seseorang yang memberiku buku kesukaanku. Ia menaruh dimeja, aku tidak tau siapa orangnya. kira kira siapa ya?" tanyanya heran.
aku hanya mengangkat bahuku pelan membiarkannya semakin penasaran dengan si penggemar rahasianya itu sambil tersenyum memandanginya. tanpa ia sadari. pastinya.

senyumku mengembang membayangkan betapa bahagianya Seok menerima buku ini. aku sengaja datang sepagi ini agar bisa leluasa menyimpan hadiah ini di mejanya.

Di rumahku.
kami belajar bersama dan menghabiskan waktu sepanjang hari. kami tertidur dengan lelap, lalu aku terbangun lebih dulu. Wajahnya yang polos terlihat menggemaskan. Aku menyentuh pipinya dengan lembut. aku suka melihat wajah tidurnya seperti ini. Andai saja waktu bisa berhenti meski sebentar, pasti bahagia bisa terus memandanginya seperti ini.

Ponsel Seok berbunyi. Cepat cepat aku menarik tanganku dari wajahnya. Ia bangun dan menjawab telepon itu.
"Mika, ada apa? baiklah, aku segera kesana" ucapnya.
"Jay, aku pulang dulu ya, aku ada janji dengan Mika" jelasnya.
aku sedikit kecewa mendengarnya dan hanya bisa melihatnya pergi lagi dan lagi.

Hari hari setelahnya semakin membosankan.
aku sadar Seok semakin menjauh sejak Mika hadir diantara kami.
aku tidak membenci gadis itu, hanya saja aku tetap sedih melihat Seok bersamanya.
Apa aku bisa bertahan?
Apa aku bisa melihat mereka bersama?
Atau aku saja yang pergi?
demi Seok.
demi dirinya...












tbc
vote & comment gaes😘😘...

Boys Declare! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang