𝐻𝑎𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛

1.6K 239 6
                                    

Kali ini suasana hatiku cukup bagus tidak seperti sebelumnya. Mungkin karena pertemuanku dengan adikku itu. mungkin saja.
aku berjalan memasuki kelas dan yah.. seperti biasa, kulihat beberapa siswi saling berbisik menatapku sambil senyam senyum. entahlah... aku tidak peduli. Sambil duduk menopang dagu aku melamun seperti biasa. Dulu, aku dan Seok sering duduk beriringan sambil mendengarkan ceritanya yang menarik. Anehnya aku tidak pernah bosan mendengar kisahnya, seakan akan lelaki itu tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan. Tanpa kusadari aku tersenyum membayangkan wajah manis Seok. ahh... apa aku merindukannya?

"hei!... cowok rambut kuning!" teriak seseorang mengganggu lamunan indahku.
perempuan berpostur mungil kemarin lusa muncul lagi didepanku.
ia berjalan mendekatiku sambil melipat kedua tangannya didada.

"wah... jadi kau orangnya?!" ucapnya antusias.
"aku tidak menyangka cowok populer yang akhir akhir ini ramai dibicarakan cewek satu sekolah ternyata orang yang sama yang tempo hari menolongku" jelasnya sambil tersenyum.

"Jang Hye Won. salam kenal" ucapnya ramah memperkenalkan diri.
aku hanya diam menatapnya dan mengabaikannya. seperti biasa.

ia beranjak duduk disebelahku sambil menatapku heran.
"aku tau.. kau pasti kaget dengan perkenalanku yang tiba tiba. yah.. karena seminggu ini aku memang pulang ke Daegu jadi wajar saja kita baru bertemu kemarin lusa saat kau menolongku" jelasnya panjang.

"cowok rambut kuning" sapanya lagi padaku.
"kau ini.. maaf. tidak bisa bicara atau... memang tidak mau bicara?" tanyanya heran.

aku tetap diam dan mengacuhkannya lagi sambil menatap kearah jendela. gadis itu masih menatapku heran lalu beranjak pergi kembali duduk ditempatnya dan mulai membuka buku pelajaran.

🌻🌻

"ambillah..." sapa Hye Won sambil memberiku sepotong roti cokelat.
aku tersenyum dan menerimanya.
Ya. Kami semakin dekat sejak dua bulan ini, aku juga heran bagaimana bisa aku akrab dengan seseorang selain Hyung Seok? meskipun awalnya aku memang acuh tapi perlahan aku mulai nyaman dengan kehadirannya, ini mengingatkanku pada... Hyung Seok. Jujur saja, mereka itu mirip. Caranya berbicara, pola pikirnya, sampai sampai caranya memperlakukanku pun sama. Sungguh aku heran dibuatnya. Bedanya, semua murid perempuan iri dengan kedekatan kami berdua karena dia perempuan, sungguh berbanding terbalik saat dulu aku bersama Hyung Seok. Tapi aku kagum dengan sikap masa bodohnya menanggapi orang orang itu.














tbc
jangan lupa😉, vote & comment gaes😘😘😊....

Boys Declare! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang