Part VIII - Melon Pan, Sugary Snow and A Brown Cat

817 90 37
                                    

Hari ini hari minggu. Semua murid sedang berlibur menikmati akhir minggunya. Ada yang meyibukkan diri dengan belajar, ada yang bermain gim, ada yang mengambil kerja mingguan, ada yang pulang ke kota asalnya, ada yang bersantai di rumah, dan lain-lain.

Tanjiro, mengambil libur hari ini. Toko keluarganya tetap buka, namun sudah ada ibunda, Hakuji-san dan Koinatsu-chan. Tanjiro sudah bekerja keras berhari-hari, kini haknya untuk mengambil libur. Dirinya sudah merasa baikan juga setelah kemarin demam. Lebih tepatnya masuk angin.

Nezuko hari ini cukup sibuk, latihan orkestranya cukup padat. Ada pertunjukkan yang akan diselenggarakan di balai pertemuan tengah kota, jadi tim orkestra SMA akan ikut berpartisipasi menyambut natal. Adik-adiknya Tanjiro menghabiskan week-end mereka di rumah Paman Yoriichi dan bibi Sumiyoshi sejak hari sabtu sore kemarin.

Tanjiro, berdiri di depan cermin, merapikan kemeja putih yang ia kenakan. Hari ini dirinya ada janjian, jadi ia mencoba untuk tampil rapih. Kemeja putih, kardigan coklat muda sepaha dan celana jins berwarna hitam. Setelah dirinya merasa puas, diambilnya ponsel dan dompet dari atas meja belajar, lalu beranjak turun menuju lantai bawah.

Bertemu dengan Nezuko di luar rumah, setelah mengunci pintu, mereka berdua berjalan bersama ke stasiun kereta, berpisah arah. Nezuko harus pergi ke balai pertemuan di tengah kota, jaraknya tidak begitu jauh namun lebih cepat jika menggunakan kereta. Tergantung koper panjang bersandar pada punggung Nezuko. Adiknya Tanjiro yang pertama ini memainkan flute.

Hari ini Tanjiro ada janjian.

Janjian dengan Tsukihiko-sensei.

Gurunya itu meminta untuk diajari caranya membuat roti hari ini. Tanjiro asalnya mau menolak karena kalau hari minggu, toko sangat padat. Tidak akan ada tempat untuk mereka berdua.

Lagipula Tanjiro juga mengambil hari libur, jadi dia tidak perlu ke toko. Namun guru fisikanya bersikeras, lalu mengajukan untuk membuat roti di rumahnya. Tanjiro tidak bisa menolak kalau begitu. Lalu Tsukihiko-sensei memberikannya nomor pribadinya untuk membagikan alamat dimana dia tinggal.

Jadi, hari ini Tanjiro akan mengambil kereta dan pergi ke rumah Tsukihiko-sensei untuk mengajarinya membuat roti. Memikirkannya membuat Tanjiro tersenyum dan tertawa sedikit.

"Ada apa 'sih? Mau nge-date ya?" Nezuko menggoda-goda agar Tanjiro mau bercerita.

"Bukan-bukan..." Tanjiro melambaikan tangannya tanda menolak.

Mereka melanjutkan perjalanan, dan berpisah di stasiun karena arah tujuan mereka berbeda. Nezuko melambaikan lengannya. 'Bye-bye, ketemu nanti sore di rumah Paman Yoriichi oke?' Ucap Nezuko sebelum ia masuk ke dalam gerbong kereta. Tanjiro membalas lambaiannya dan mengangguk mengiyakan.

Setelah ini, mereka akan ada acara makan malam di rumah Paman Yoriichi. Bibi Sumiyoshi meminta mereka semua untuk datang karena rindu. Adik-adik yang lebih kecil lebih dulu pergi dan berkunjung. Sedangkan Nezuko akan datang kesana setelah latihan orkestranya beres. Ibu akan kesana setelah beres dengan urusan toko, dan Tanjiro akan berangkat setelah acaranya hari ini selesai.

Keduanya; Paman Yoriichi dan Bibi Sumiyoshi sangat dekat dengan keluarga Tanjiro. Tanjiro pun kadang kala bertemu dengan saudaranya, Sumire, dan sudah dipastikan, Sumire lebih mirip Nezuko ketimbang Tanjiro.

Sesudah dirinya masuk dan mendapat kursi di kereta, Tanjiro mengeluarkan ponsel pintarnya dari saku. Membuka daftar kontak dan mengirim pesan singkat untuk

Tanjiro: Sensei, aku berangkat ya
(^▽^)

Khasnya Tanjiro mengirim pesan diiringi emoji imut nan kawaii. Salah satu bukti betapa ramahnya Tanjiro. Ia mengabari Tsukihiko-sensei kalau dirinya akan sudah mau berangkat dan akan sampai sekitar dua puluh menit setelah kereta berangkat. Jarak rumah Tanjiro dan tempat tinggal guru fisikanya tidak bisa dibilang dekat, namun juga tidak begitu jauh.

Tsukihiko Sensei ❤️ My Bread! [ MuzanxTanjiro ] Modern AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang