Happy Reading!
•
•
•Sesuai kesepakatan kemarin. Mereka--Lucas dan Athanasia--akan menjalankan rencananya hari ini. Di bantu oleh Jennette dan Ijekiel, membuat rencana ini jauh dari kata 'gagal'.
Seperti yang telah di katakan Lucas, Jennette akan menempeli Lucas bak orang pacaran selama di sekolah , begitupun Ijekiel yang akan menempeli Athanasia.
Sebenarnya Athanasia tidak masalah--pun ia suka berbincang dengan Ijekiel. Tapi letak masalah nya adalah Lucas. Pemuda itu sama sekali tidak bisa bersikap lembut kepada Jennette. Padahal dia yang membuat rencana. Dasar aneh.
Athanasia memandang Lucas sengit. "Aku akan membunuhmu jika kau mengacaukan rencana ini, Lucas. Bersikap baiklah pada Jennette." Ancam Athanasia tanpa ampun. Wajar saja. Lucas itu terkadang tidak tau situasi, dia selalu memutuskan segalanya secara sepihak. Kadang Athanasia merasa perlu untuk memukul kepala Lucas supaya akal sehat nya kembali.
Lucas yang di ancam hanya tersenyum miring. Ah.. sepertinya Athanasia tau apa yang dipikirkan Lucas.
"Kau tidak akan sanggup membunuhku."
Athanasia menaikkan satu alisnya--pura-pura bingung. "Kenapa?"
"Tentu saja karena kau sangat mencintaiku, jika aku tidak ada, kau akan merasa hampa dan kesepian~ benar bukan?~" Lucas mengedipkan sebelah mata nya kepada Athanasia. Jelas sekali pemuda ini tengah menggoda sang pujaan hati.
Athanasia yang melihat itu jadi salah tingkah sendiri. Niat ingin mengerjai tapi malah di kerjai--mungkin itu yang di rasakan putri semata wayang Claude ini.
Athanasia mendecih pelan. Sialan Lucas. Dia memang tau segala kelemahan Athanasia.
Ijekiel terdiam sambil tersenyum hambar melihat keuwuan pasangan di depan nya itu. Sedangkan Jennette hanya memutar bola mata nya jengah--bahkan mengumpati pasangan tersebut karena bermesra-mesraan di depan diri nya yang single ini.
"Woi, kalau begini terus bel masuk akan berbunyi. Apa kalian tidak merasa muak berada di tempat kumuh seperti ini? Lihat nyamuk-nyamuk sialan ini. Kau kira belakang sekolah adalah tempat ya--"
Jennette menghentikan kalimatnya lalu menatap datar pasangan Athanasia dan Lucas yang saling menoel-noel pipi mereka satu sama lain.
"...."
"Jennette." Panggil Ijekiel.
".....ya Ijekiel."
"Sepertinya yang nyamuk di sini adalah kita."
"Kau benar."
"Kenapa tiba-tiba mata ku perih ya?"
Jennette menoleh ke arah Ijekiel. "Apa?" Tanya Ijekiel ketika menyadari Jennette terus memperhatikan nya dengan raut wajah datar.
"Sialan."
"Ha?" Ijekiel menatap bingung Jennette yang tiba-tiba melontarkan kata yang sungguh menyayat hati. 'Apa aku membuat kesalahan?'
Poor Ijekiel Alphaeus.
•
•"Sial!" Lucas mengumpat pelan ketika Jennette ternyata benar-benar mengikuti nya kemanapun ia pergi. Bahkan gadis bersurai coklat itu tidak segan-segan menggandeng tangan Lucas ketika mereka hendak ke kantin.
Ekor mata Lucas melirik ke arah Athanasia dan Ijekiel berada. Mari kita lihat. Dua orang itu benar-benar tampak akrab dan nyaman satu sama lain. Entah mengapa tiba-tiba Lucas menyesali keputusannya.
Tiba-tiba sebuah ide cemerlang muncul di otak cerdas milik Lucas. Tanpa aba-aba ia langsung merangkul Jennette dengan mesra. Jennette yang terkejut dengan perlakuan Lucas menatap pemuda itu dengan tatapan jijik dan seolah-olah menyerukan 'Sedang apa kau brengsek?!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Us (Who Made Me A Princess)✓
FanfictionHanya kita. Tidak ada yang lain. FANFICTION! MODERN!!! CAST SEPENUH NYA MILIK PLUTUS SPOON, AUTHOR CUMAN MINJEM😀