21# About Him

771 149 6
                                    

"Jadi ... kau bisa menjelaskannya sekarang?"

Tzuyu tahu bahwa diamnya Kibum sama sekali bukan untuk meloloskannya, tetapi memberi jeda sebelum melontarkan berbagai pertanyaan, dan saat itu terjadi, Tzuyu tidak memiliki celah untuk mundur. Kakak sepupunya ini adalah sosok yang selalu pengertian dengan memberi kesempatan, tetapi tidak jika dia sudah ingin mendesak lawan bicaranya.

Seharusnya, Tzuyu mencari alasan apa pun agar tidak pulang satu mobil dengan pria itu. Namun, karena lebih dulu dirundung berbagai macam teka-teki, Tzuyu tidak sempat memikirkan bagaimana cara meloloskan diri. Alhasil, sekarang ini, ia tak punya pilihan selain menjawab.

"Tzuyu ...?"

"Baiklah, Oppa, dari mana aku harus menjelaskan?"

"Dari mana?" Kibum memicingkan mata, menatap Tzuyu penuh selidik. "Kenapa seakan cerita yang kau punya rumit dan tidak berkesudahan?"

Iya, itu benar.

"Maksudku ... bagian mana yang ingin kau ketahui?"

"Banyak." Kibum menjeda kalimat saat mobil melewati tikungan curam, ia kemudian kembali melirik Tzuyu. "Tapi yang paling utama adalah ... alasan apa yang membuat seorang Jeon Jungkook menjadi salah satu lelaki dalam hidupmu?"

Tzuyu tidak terkejut lagi. Dia sudah menduga hal ini dari jauh-jauh hari. Lagipula, Tzuyu sudah pernah mengalami hal ini ketika akhirnya hubungannya dengan Jungkook diketahui oleh ayah dan ibunya, dan Tzuyu meyakini bahwa kelak, akan menjelaskan hal sama pada orang lain, dan itu terjadi sekarang.

Hanya saja, Tzuyu tak pernah benar-benar siap untuk melakukan itu. Hingga saat ini pun, Tzuyu masih selalu bingung memilih kalimat untuk bisa membuat orang lain mengerti tentang posisinya.

"Itu hanya ... kebetulan?" Tzuyu terdengar ragu mengatakan kata terakhir, tetapi beruntung karena Kibum tidak menangkapnya dengan jelas.

"Kebetulan? Yang benar saja."

"Itu benar, Oppa, pertemuan pertama kali adalah sebuah kebetulan."

"Baiklah-baiklah. Lalu ... bagaimana dengan selanjutnya?" Kibum kembali melihat ke arah Tzuyu. "Dia tidak akan dikatakan sebagai lelaki di sekitarmu, jika kalian hanya sekali bertemu, bukan?"

Lelaki bajingan.

Tzuyu mendesah, kemudian mengangguk. "Itu karena ... kebodohanku."

Kali ini, Kibum harus menghentikan mobil, menatap Tzuyu dengan sorot tak sabaran. "Bicara lebih jelas, Tzuyu, kau bukan wanita bodoh yang tidak mengerti maksud yang kutanyakan."

Tzuyu tahu, tapi ia hanya tidak mau, dan tidak mampu. Bagaimanapun, apa yang terjadi antara dia dan Jungkook sudah berakhir, memang seharusnya seperti itu, dan Tzuyu--sebagai pihak yang ingin melupakan--sudah tak ingin lagi mengingat semuanya.

"Aku hanya butuh waktu."

"Butuh waktu?" Kibum semakin tak bisa mengendalikan semua praduga dalam benaknya. "Apa kalian tidak hanya memiliki pertemuan-pertemuan selanjutnya?"

Kali ini, Tzuyu yang menoleh pada Kibum, lalu dengan menyesal mengangguk.

"Ya Tuhan ... kalian memiliki ... hubungan?"

Tzuyu mendesah. "Iya."

Selanjutnya, hanya ada kelengangan yang terjadi di antara mereka. Tzuyu sibuk mengeyahkan rasa sesak yang mulai mencengkeram dadanya, sedangkan Kibum sendiri terlihat tak berekspresi sama sekali. Namun, saat Tzuyu mengingat sesuatu, gadis itu kembali melihat kakak sepupunya. Beberapa kali Tzuyu mengernyitkan kening saat melihat Kibum menatap dingin ke arah jalanan, dengan setir yang dicengkeram erat.

A Memoir [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang