HM 15

1.2K 156 20
                                    

Hyunsuk mengerjap pelan, matanya berkaca kaca seiring dengan Penjelasan Dokter Pack yang panjang lebar

Menunduk dengan kesedihan teramat dalam. Dia ditinggalkan oleh dua orang sekaligus

Bagaimana mungkin Takdir sekejam ini?

"Dok, Dokter tidak bohong kan?" Pandangannya mengabur, memegang perut ratanya hingga isakan kecil Lolos dari bibirnya

Sang Dokter membungkuk hormat "Mohon maaf Luna. Tapi memang takdir yang berkata, saya tidak bisa melakukan apapun."

Sang Luna masih mengusap Perutnya yang rata, kemudian melirik kearah kamar dirinya dan Yoshi "Nak, Ibu bahkan belum merasakan untuk menggendongmu."

Asahi yang melihat itu merasa bersalah sebab ia pernah terpengaruh Sihir Jihoon hingga hampir menyakiti kakak iparnya "Kak Maafin aku, waktu itu aku terpengaruh Sihir Hitam Jihoon."

Hyunsuk menggeleng, memeluk Asahi setelahnya "Tak apa aku mengerti. Oh ya Terima Kasih Dok, biar Yoshi aku yang urus."

Sang Dokter mengangguk kemudian berlalu pergi setelah sebelumnya berpamitan pada Hyunsuk

"Kak, ayo lihat Kakak." Hyunsuk mengangguk, dengan gerakan lemah dirinya dan Asahi memasuki kamar Yoshi

Disana. Di kasur itu terbaring tubuh lemah Yoshi yang terlihat pucat

Terhitung Lima hari sejak perang itu dam Yoshi sama sekali belum membuka mata, dari hari ke hari Denyut nadinya semakin lemah

Hyunsuk hampir putus asa andai ia tak menyalurkan Energinya pada Yoshi

Putranya tak tertolong. Jelas saja akibatnya adalah Tekanan terlalu keras yang di lakukan Mahiro padanya

Yoshi masih bernafas. Tentu, dia masih hidup hanya saja Gerald! Jiwa Wolfnya yang mati

Imbalan dari Dewi Moon Goddes jika Yoshi ingin tetap mendampingi Hyunsuk, dirinya harus rela Gerald meninggalkan mereka

Namun bahkan Sang Alpha belum terbangun hingga hari ini, mungkin sebab akibat Gerald yang terlalu cepat pergi membuat Jiwanya enggan membuka mata. Terlalu asik menikmati kesedihan yang melanda

"Yoshi, maafkan aku gagal menjaga anak kita." Sang Luna terduduk di Pinggiran Ranjang, mengusap wajah Pucat Yoshi perlahan

Asahi mengelus punggung Hyunsuk yang bergetar. Ia tahu pasti ini berat bagi Kakak Iparnya "Kakak pasti bangun. Jangan Khawatir."

Hyunsuk mengangguk, mengusap air matanya kemudian terpejam dengan tangan masih di dada Yoshi.

Beberapa detik kemudian Cahaya kuning keemasan Menyelimuti tangannya

Selalu begitu. Hyunsuk akan memberikan energinya untuk Yoshi, tentu saja dengan Harapan suatu hari Alphanya bisa terbangun

Meski jika boleh jujur Hyunsuk sudah akan menyerah mulai hari ini

_______

"Gerald?" Yoshi memekik menghampiri Sosok Wolfnya yang sedang terduduk di Pinggir Danau

Gerald membalikan badannya, menyalak senang saat melihat Yoshi. Langkah lebarnya membawa Serigala dengan bulu Putih bersih itu menuju pangkuan Yoshi "Kenapa kau disini?"

Memilih tak menjawab, Yoshi mengelus bulu Gerald yang halus. Memeluk sosok Wolfnya Rindu "Kenapa tak ikut pulang?"

Gerald menggeleng, Serigala itu melepaskan diri dari Yoshi. Menatap sosok Were nya sendu "Aku tak bisa! Bukankah kau tahu itu persyaratan yang Moon Goddes inginkan? Jangan Egois Yosh, kembalilah Hyunsuk membutuhkanmu, kawanan sangat membutuhkanmu."

"Tapi Ger. Bagaimana denganmu?" Yoshi memandang Sosok Wolfnya sendu. Bagaimanapun meski mereka lebih sering bertengkar daripada akur namun Ikatan antara jiwa Werewolf mereka sudah seperti saudara kandung

Akan sangat sulit untuk Yoshi beradaptasi tanpa kehadian Gerald nantinya

"Tolong Yosh jangan Egois. Tidakkah kau lihat bagaimana keadaan Hyunsuk saat ini?"

Menghela nafas lelah, Yoshi terduduk lemas di samping Gerald "Jangan merindukan aku!"

Tawa Gerald menggema sepanjang ruang sunyi itu "Tentu aku akan rindu. Tapi aku juga tak mungkin mencegahmu kembali."

Yoshi mengangguk, tersenyum saat Cahaya putih menyilaukan mendekati dirinya "Terima Kasih untuk segalanya Ger!"

Senyum gerald mengiringi Yoshi yang perlahan di telan Cahaya putih menyilaukan

Yoshi terbangun di dalam kamarnya, menelisik ke seluruh penjuru kamar. Matanya terpaku pada sosok sang Mate yang tertidur terduduk di lantai, sembari memegangi tangannya

Bekas air mata terlihat jelas di atas Selimut yang ia pakai

Dengan gerakan perlahan Yoshi membawa Hyunsuk menjadi tertidur di sebelahnya, senyum geli terukir saat Hyunsuk tanpa sadar merapatkan tubuhnya pada Yoshi

Sungguh Yoshi sangat merindukan Aroma matenya, aroma manis dan memabukkan itu, wajah manis sang Mate yang terlihat damai dalam tidurnya

Ohh Moon Goddes Yoshi sangat berterima kasih karena masih di berikan kesempatan untuk memeluk dan membahagiakan Matenya

Yoshi tak akan pernah menyia nyiakan kesempatan ini

Membawa Hyunsuk ke dalam pelukannya, Yoshi tersenyum manis. Detak jantung menghiasi sunyinya malam

Harapnya semoga saja Hyunsuk tak terbangun karena keras suara detak Jantung saat ini

Geliat tak nyaman ia rasakan dari tubuh Hyunsuk di pelukannya

"Sayang." Bisiknya lirih, Hyunsuk mengedipkan matanya beberapa kali

Tangis haru tak bisa Hyunsuk sembunyikan kala melihat wajah tampan Yoshi, mata Hitamnya yang terlihat berkilauan akibat terpaan Sinar bulan penuh

"Yoshi! Kau Kembali!" Hyunsuk menubrukan badannya keatas tubuh Yoshi. Menangis keras disana

Yoshi mendongakkan wajahnya, menghalau air mata yang juga akan keluar "Sst jangan menangis, aku disini."

"J-jangan pergi lagi." Hyunsuk sesenggukan di dada Yoshi, memeluk Sang Alpha erat hingga Yoshi merasa sesak

"Setakut itukah kau kehilangan aku?"

Pukulan Yoshi terima dari Hyunsuk "Tentu saja! Kau fikir kehilangan itu Menyenangkan?!"

Tawa Yoshi mengalun, terdengar maskulin di telinga Hyunsuk "Maaf oke? Aku janji tak akan pergi lagi."

Anggukan ia terima dari Hyunsuk, raut muka Hyunsuk yang awalnya berseri kini terlihat menjadi Sendu "Yoshi. Anak Kita..." Sebelum Hyunsuk menyelesaikan ucapannya, bibirnya lebih dulu di bungkam oleh Bibir Yoshi

"Jangan katakan itu Sayang. Tolong!" Yoshi menyatukan kening mereka berdua, memejamkan mata saat rasa sakit menyapa dadanya

"Maaf." Ucap Hyunsuk seraya menunduk menyesal

"Tak apa, dari sekarang ayo memulai semuanya dari awal. Kita tinggalkan kenangan kenangan buruk di tempatnya, membangun Impian dan Harapan baru. Kau mau?" Anggukan dan senyum manis Hyunsuk menjadi jawaban pertanyaan Yoshi

"Hmm kita punya anak Sembilan bagaimana?"










Tbc

Sakedap Deui Tamat Euy :)
Lain Sad Ending kan?👀

Hello Mate! (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang