Part 8: "Dirty Little Secret"

231 40 17
                                    

(Cho Kyuhyun POV)

@ Woodbury Common, Central Valley.
New York.

Hari ini adalah hari terakhir aku dan Jiyeon berlibur di Amerika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari terakhir aku dan Jiyeon berlibur di Amerika. Kami memang berniat untuk tidak terlalu lama berada disini karena awal perkuliahan semester baru akan dimulai. Lagipula aku dan Jiyeon sudah merindukan teman teman kami. Terlebih mendengar hubungan sahabatku, Changmin dengan kekasihnya yang bernama Rose telah kandas. Aku sebagai sahabat paling tidak harus bisa menghiburnya setibanya aku di Korea nanti.
Sore ini aku menyempatkan diri menemani yeojachinguku berbelanja di sebuah tempat yang lokasi sedikit jauh dari kota New York. Karena ini masih masa libur musim panas, aku dan jiyeon ingin mengeksplor banyak tempat di New York. Karena tidak setiap tahun aku juga Jiyeon akan mengunjungi Amerika. Tempat yang kami kunjungi sekarang adalah sebuah tempat bernamakan Woodbury Common yang kebetulan tidak terletak di jantung kota New York, melainkan di daerah Central Valley. Seingatku tadi kami menempuh perjalanan kurang lebih satu setengah jam dengan menggunakan kendaraan pribadi. Park eomma menyarankan jika aku mengajak Jiyeon mengunjungi Woodbury Common karena tempat ini merupakan salah satu outlet terbesar di dunia karena begitu banyak dan beragamnya toko-toko di Woodburry. Dan sebelum kami tiba di lokasi, Jiyeon rupanya sudah mencari tahu lebih dulu tentang daerah ini agar nanti kami berdua mudah untuk menjelajahi Woodbury Common. Lantas setelah aku dan Jiyeon sampai di tempat perbelanjaan, Jiyeon tidak lupa mengambil peta yang tersedia di area food court yang di beri nama Market Hall. Di peta tersebut inilah kami bisa melihat area Woodbury Common yang terbagi menjadi lima bagian yang memiliki warna berbeda yaitu ungu, biru, merah, hijau juga orange.
Dengan salah satu tanganku yang merangkul pinggul Jiyeon, kaki kami melangkah bersamaan. Jiyeon terlihat sangat manis dan santai sore ini. Ada bandana berpita berwarna pink fuschia menghiasi rambutnya yang panjang dan bergelombang. Medium summer dress sebatas lutut bermotif bunga serta sepatu flat yang semakin membuat penampilan yeojachinguku seperti peri cantik di musim panas. Aku memang begitu menganggumi Park Jiyeon sampai sampai hanya dia lah satu satunya gadis yang aku cintai sampai saat ini.
,"Hyunie, aku ingin membelikan hadiah untuk rose, dia baru saja patah hati. Aku rasa dengan memberinya hadiah kecil akan membuat perasaanya menjadi sedikit lebih baik. Dan juga untuk Suzy. Dia sangat menyukai barang apapun selama itu bermerk Dior. Aish! Dia sudah seperti super star saja".
Jiyeon berceloteh dihadapanku. Mood nya sedang terlihat baik.
,"Aish.. jiyeon-ah, bagaimana denganku?. Aku tidak dibelikan apa-apa?".
Aku menggoda yeojachinguku. Aku tidak serius mengatakan hal itu padanya.
,"Memangnya oppa mau aku belikan apa?".
Jiyeon menggandengku dan masuk ke dalam butik brand Dior.
,"Apa saja. Asal yang membelikannya untukku ada Park Jiyeon, aku pasti akan memakainya".
Chu!.
Aku mencium pipi nya yang merona. Ini adalah musim panas terbaik yang pernah aku lalui dan terutama karena Jiyeon adalah wanitaku.
,"Hyunie..".
Jiyeon menyebut namaku.
,"Ne?".
,"Bagaimana kalau malam ini kita makan malam bersama?. Karena hari ini hari terakhir kita di new york, aku ingin kita menikmatinya berdua saja. Kau mau?".
Jiyeon seperti sedang menggodaku dengan tatapannya yang intens. Meraih kedua sisi leherku dan merangkulnya.
,"Heum, aku mau. Tapi setelah makan malam.. kau harus menemaniku.. sampai.. pagi".
Aku berbisik di telinganya. Aroma tubuh Jiyeon begitu wangi seperti bunga musim semi. Jiyeon memandang balik mataku dan tidak mengelak. Meski pipinya merona tapi aku menyukai saat Jiyeon membalas godaan ku dengan kalimatnya yang 'nakal'.
,"Baiklah. Oppa tidak akan menyesal malam ini".
Park Jiyeon, dia melumat bibirku lebih dulu. Gadis ini selalu bisa menggetarkan hatiku.
Aku membalas ciuman Park Jiyeon, merangkul pinggul rampingnya.
,"Kalau begitu cepatlah, pilih barang yang kau suka. Oppa akan membelikkannya untukmu".
Ungkapku manis pada Jiyeon. Bagiku membelikannya barang yang ia suka berapa pun harganya, aku pasti akan menyanggupinya.
,"Gomawoyo hyunie oppa".
Bibir manisnya kembali menciumku singkat dan ia masih terlihat menggodaku. Lantas ketika Jiyeon menarik tanganku untuk melihat lihat barang di butik Dior, ponselku berbunyi.
Dan rupanya ada video call yang masuk ke ponselku ada panggilan video dari Changmin. Apa dia punya kabar baik untukku?.
,"Chagi, kau berkeliling sendiri dulu tidak apa kan?. Aku ingin menerima panggilan dari Changmin sebentar saja".
Jelasku pada Jiyeon dan dia langsung tersenyum.
,"Heum. Gwenchana. Aku mengerti".
Jiyeon menganggukan kepala seraya ia memberiku ruang untuk bicara dengan sahabatku. Setelah Jiyeon tidak terlihat lagi di hadapanku, barulah aku menerima panggilan video dari Changmin. Aku kemudian memilih untuk duduk di sebuah sofa putih sambil mengawasi yeojachingu ku yang tengah melihat-lihat barang di sekelilingnya.
,"Ne yeobseyo changmin-ah".
Aku melihat wajahnya di layar ponselku.
,"Wae?".
Lanjutku bertanya.
,"Kau sedang berada dimana Kyuhyunie?".
Sepertinya Changmin sedang berada di sebuah coffee shop yang ada di Seoul.
,"Aku sedang menemani Jiyeon berbelanja".
Jawabku.
,"Apa Jiyeon tidak didekatmu sekarang?".

"RUMORS"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang