Part 4

27.4K 509 22
                                    

Pesta pernikahan Lucas dan Clara berlangsung dengan sangat meriah. Kedua mempelai terlihat bahagia, sangat bahagia. Kevin yang berdiri menjadi wali mereka.

Pria itu juga terus mengeluarkan air mata di sepanjang pengantin mengucapkan sumpah pernikahan.

Mungkin Kevin ikut bahagia. Karena kedua mempelai adalah kerabatnya. Adik dan sahabat yang ia sayang.

Serena ikut meneteskan air mata. Ia sedikit terpukul. Biar bagaimanapun Lucas adalah orang yang ia cinta. Tentu sakit ketika melihatnya menikah dengan orang lain.

Tapi ia siapa? Ia hanya wanita murahan yang menjadi pelampiasan atas dendam mereka. Bahkan Kevin juga terlihat sedang bersama wanita yang begitu cantik. Mereka sangat mesra.

Yah, dia memang harus sadar diri. Dia hanya budak sex pria itu. Tidak perlu mengharapkan apapun. Apalagi cinta. Anak seorang pembunuh dan pemerkosa memang tidak pernah pantas mendapatkan itu. Pikir Serena sambil mengusap air matanya.

Ketika ia sedang berjalan mundur, tiba-tiba punggungnya menabrak sesuatu yang membuat kakinya goyah. Hal itu membuat Serena terjatuh dalam dekapan seseorang.

"Maaf." Serena buru-buru menegakkan diri.

"Apa Lucas mantan kamu? Aku lihat kamu nangis dari tadi. Kalau iya, berarti kita sama. Clara mantan aku." Pria itu berujar sambil mengedikkan bahunya.

Serena menatapnya sinis. Jadi pria ini sedang mengajaknya curhat?

"Kenalin, aku Axel." Pria itu mengulurkan tangannya.

"Serena." Ujarnya sambil menjabat uluran tangan pria tersebut.

"Kamu cantik banget." Ujar Axel yang membuat Serena tersenyum simpul. Apa pria aneh ini sedang menggodanya?

"Tapi sayangnya aku hanya seorang pelacur." Jawab Serena acuh.

"Berarti kita jodoh. Aku gigolo."

Serena spontan tertawa mendengar kata gigolo dari mulut Axel. Ternyata pria itu asyik juga. Bahkan Axel masih bersikeras untuk mendekat meski ia telah mengungkapkan jati dirinya.

"Mau berdansa?" Tawar Axel.

"Kamu nggak malu dansa sama pelacur?" Ujar Serena lagi dengan gelak tawanya.

"Sudah kubilang kita jodoh, aku gigolo."

Axel meraih tangan Serena dengan lembut. Ia mengenggam tangan itu, lalu mengusap bagian pergelangannya yang memerah.

"Apa ada yang menyakitimu?"

"Salah satu pelangganku."

Axel mengangguk sambil meraih pinggang Serena untuk mengajaknya berdansa. Tapi ketika Serena tak sengaja bertemu tatap dengan Kevin, nyalinya langsung menciut. Senyumnya tak selebar sebelumnya.

Kevin menatapnya tajam dengan rahang mengeras. Ketika tarian dansa itu mengharuskan semua orang bertukar pasangan, Kevin langsung menangkap pinggang Serena dan melepas Olivia bersama Axel.

"Aku sudah bilang jangan dekat-dekat dengan siapapun kan Serena?" Peringat Kevin.

"Kami hanya berdansa."

"Kamu akan hancur setelah pesta ini berakhir. Sekarang juga pergi ke kamar hotel nomor 701. Tinggalkan acara ini." Ujar Kevin penuh ancaman, dan mereka kembali berganti pasangan.

Serena kembali tersenyum kepada Axel seolah tak ada masalah. Sesuai perintah Kevin, Serena buru-buru pamit meninggalkan pesta.

"Maaf Axel, aku harus pergi."

"Apa kita akan ketemu lagi?"

"Entahlah."

"Jika Cinderella pergi meninggalkan sepatu untuk pangeran bisa menemukannya, apa kamu mau meninggalkan nomor hpmu untukku?"

"Kamu terlalu banyak drama Axel. Aku hanya pelacur, bukan Cinderella."

"Bagaimana jika aku booking kamu selamanya?" Ujar Axel lagi. Serena menggeleng. Ia menepis pelan tangan Axel, lalu pergi meninggalkannya.

Diam-diam Kevin mengeraskan rahang ketika mendengar obrolan mereka. Ia bersumpah akan membuat Serena menyesal karena melanggar perintahnya.

Dasar pelacur! Hardik Kevin dalam hati.

"Aku mau pulang Vin." Olivia mendorong Kevin dengan raut kesal. Wanita itu sedikit kesal karena Kevin memaksanya untuk berdansa.

"Aku antar."

"Nggak mau. Aku bosen tau lihat muka kamu! Bosen!" Olivia langsung pergi meninggalkannya.

Kevin tak tinggal diam. Ia menarik pergelangan tangan Olivia dari sana, lalu membawanya masuk ke dalam lift.

"Aku mau pulang Vin!"

"Ini udah malam Olivia, aku udah pesenin satu kamar buat kamu istirahat. Aku juga udah belikan satu setelan kerja, biar kamu bisa langsung berangkat kerja besok."

Setelah mereka sampai di kamar yang sudah ia pesankan, Kevin ikut masuk untuk mengantar Olivia kedalam. Suasana menjadi sangat canggung.

Secara tiba-tiba Kevin meraih pinggang wanita itu mendekat untuk mengecup bibirnya. Melumatnya perlahan, lalu menempelkan jidat saling menyatu.

"Aku di kamar sebelah. Kalau ada apa-apa kamu samperin aku." Bisik Kevin sambil mengusap rambut panjang sang wanita. Olivia sungguh terpesona dengan kelembutannya.

"Makasih."

Setelah pria itu beranjak pergi, Olivia langsung terduduk di lantai. Kakinya lemas. Kenapa pria rese itu harus mencuri first kissnya?

"Dasar nyebelin! Kenapa jantungku jadi deg-degkan gini sih?"

****

Trapped  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang