DAYSTAR - 4

1.4K 138 10
                                    

Mew menyelesaikan acara berita paginya dengan senyuman dari Presiden Rumah Sakit Siriraj. Meskipun sebenarnya Mew merasa tidak asing dengan nama belakang Beliau, tapi Mew tidak menemukan hal yang mengganggu pikirannya, "terima kasih, Mew. Aku senang menjadi tamu di acaramu" 

"saya juga mengucapkan terima kasih karena Bapak Kanawut bersedia meluangkan waktunya untuk hadir di sini" jawab Mew dengan ramah kemudian pria tinggi itu mengarahkan Bapak Kanawut ke ruang tunggu kembali agar bisa mengganti pakaiannya jika itu diperlukan. Namun sepanjang perjalanan, Bapak Kanawut terlihat seperti sedang mencari seseorang, "siapa yang sedang Bapak cari?" jadi Mew memberanikan diri untuk bertanya.

"aku sedang mencari anakku. Katanya dia akan mulai bekerja di si__" tiba - tiba Bapak Kanawut menutup mulutnya ketika sadar sudah membocorkan rahasia anaknya, "hem.. Mew, tolong jangan bilang siapa - siapa ya? Anakku itu sangat keras kepala dan tidak mau mengakui aku sebagai ayahnya jika itu menyangkut tentang karirnya sebagai reporter" 

Mew tidak bisa berkata apapun, "aku tidak akan bilang kepada siapapun, pak" setelahnya Mew mendengar Bapak Kanawut berterima kasih kepadanya, "tapi... kenapa anak Anda tidak menjadi dokter?" sambung Mew lagi.

"anakku sedang mencari seseorang dan dia merasa akan menemukan orang itu jika dia menjadi reporter" Mew pikir, ini sangat menarik "tapi setelah 7 tahun menjadi reporter, dia belum menemukannya" kemudian Bapak Kanawut mengerutkan keningnya.

Mew pikir, itu sangat menarik.

"Sepertinya anak bapak belum datang, karena tadi atasanku bilang kalau aku akan membimbing karyawan baru" Mew menjelaskan dengan sopan dan itu membuat Bapak Kanawut menjadi sedikit lega, "kalau begitu aku titip Gulf kepadamu"

Gulf?

Mew tertegun sejenak, membuat Bapak Kanawut merasa lucu, "apa kau mengenalnya?" Lalu pria paruh baya itu bertanya sambil tersenyum.

"Tidak. Aku tidak mengenal nama itu" jawab Mew sambil menggelengkan kepalanya.

Tanpa sadar, mereka sudah berada di depan ruang ganti yang masih dijaga ketat oleh penjaga khusus, "kalau begitu, kau bisa menganggap anakku sebagai temanmu" lalu setelahnya Bapak Kanawut masuk ke dalam ruang ganti, "terima kasih" dan meninggalkan Mew yang masih kebingungan.

"Gulf?" Mew bergumam pelan, "kenapa aku merasa tidak asing dengan nama itu ya" ucap Mew sambil mengusap lehernya, lalu pria tinggi itu kembali ke ruangannya.
.
.
"Ana! Maaf karena aku terlambat!" Gulf membungkukkan badannya dengan nafas yang terengah - engah, "sudah aku bilang___"

"Tunggu, tunggu dulu" Gulf cepat - cepat memotong perkataan Ana yang ingin memarahinya,"jangan marah dulu" sambung Gulf lagi sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Apa? Kau mau beralasan apa?" Kali ini Ana mengalah dan membiarkan Gulf memberi penjelasan.

"Aku tadi salah naik bus" Gulf memperbaiki posisi berdirinya setelah pria itu merasa nafasnya sudah normal, "aku bersumpah, naik bus di Bangkok benar - benar sulit" lalu Gulf menutup wajahnya dengan tangan karena kesal.

"Alasan!"

"Aku tidak bohong!" Gulf berusaha menjelaskan dengan sebaik mungkin tapi Ana tetap saja tidak percaya  "sepertinya aku terlalu lama di Pattaya" sambungnya lagi.

Ana hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sebenarnya perempuan itu merasa kalau Gulf masih saja menggemaskan seperti saat mereka masih kecil dulu, "baiklah, aku akan memaafkanmu di hari pertama. Ayo, kau harus bertemu dengan pembimbingmu"

Gulf menganggukkan kepalanya dengan semangat, "apa pembimbingku itu perempuan cantik?"

Ana yang sedang berjalan menyempatkan dirinya untuk berhenti sejenak dan menoleh ke arah Gulf, "kau akan lihat sendiri!"

DAYSTAR ✔ - MEW GULFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang