DAYSTAR - 7

1.3K 146 19
                                    

Mew terbangun dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Seingat Mew, dia sedang bersama Gulf di kantor. Lalu, kenapa Mew malah berada di sini sambil mengenakan pakaian rumah sakit?

"kau sudah bangun?" tiba - tiba ibu panti muncul dari balik pintu sambil membawa sepiring buah yang sudah di kupas kulitnya, "apa kau ingin membaca buku lagi di taman?" lalu ibu panti mendekati Mew untuk memberikan buah - buahan itu.

Mew mengambil piring yang berisi buahan itu dengan perasaan bingung, "ibu, di mana Gulf?" lalu akhirnya bertanya dengan suara pelan. Ibu panti hanya bisa terdiam beberapa saat sebelum akhirnya perempuan paruh baya itu mendudukkan dirinya di kasur rawat Mew, "apa Gulf sudah pulang? Apa aku terlalu lama tidur?"

"Gulf tidak ada di sini, Mew" setelahnya Mew terdiam, "Gulf, tidak pernah datang ke sini" sambil terus mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh ibu panti, "apa kau sangat merindukannya?" 

Mew perlahan - lahan menganggukkan kepalanya, diam - diam pria tinggi itu menundukkan kepalanya untuk menahan air matanya yang akan menetes. 

Mew masih bingung dengan apa yang terjadi.

Mew masih tidak mengerti mengapa Gulf tidak datang ke sini padahal sudah jelas terakhir kali mereka bertemu di kantor dan Mew pingsan saat bersamanya.

"a-aku sangat merindukan Gulf, ibu" ucap Mew sambil meremas selimutnya, pria tinggi itu merasa kesal karena Gulf terang - terangan tidak perduli kepadanya. 

Lalu selama ini, apa arti dari perhatiannya itu?

Mew terisak tiba - tiba dan membuat ibu panti khawatir. Piring buah yang bahkan masih dipegangnya hampir saja akan terjatuh ke lantai jika ibu panti tidak sigap memegangnya, "hiks.. hiks.. hiks.." Mew menutup wajahnya, "Gulf, kau sangat jahat!" lalu berteriak dengan kesal. 

Mew menangis dengan kuat, pria tinggi itu mencoba untuk melepaskan semua rasa rindu dan rasa benci yang dimilikinya karena Gulf. Meskipun kenyataannya, Mew tidak akan pernah bisa melupakan Gulf, tapi pria tinggi itu harus memaksakan dirinya.

"Mew, tenanglah" ibu panti mencoba menenangkan Mew sambil mengusap punggung lebar pria itu, "ada ibu di sini" dan terus berbicara dengan lembut.

"tidak, bu. Aku ingin Gulf, aku tidak ingin siapapun kecuali Gulf" tapi Mew terus memberontak dan membuat ibu panti tidak punya pilihan lain selain memanggil bantuan para perawat.

.

.

Mew memandang jendela kamarnya dengan perasaan hampa. Seingatnya, ini bukanlah kehidupannya, ini juga bukan dirinya yang sebenarnya. Mew tidak pernah dikurung seperti ini, Mew yang dia tahu adalah seorang pembawa berita di kantor besar dan di sana ada Gulf yang menemaninya. Kemudian Mew melihat sebuah foto yang berada di tangannya, ibu panti bilang foto ini adalah foto terakhir Mew bertemu dengan Gulf, "seingatku, Gulf yang aku temui tidak sekecil ini tapi senyuman mereka terlihat sama" lalu perlahan Mew mengusap foto itu dengan lembut. Mew pikir, setelah dirinya tahu Gulf adalah teman kecilnya pria kecil itu akan terus bersamanya dan mengganggunya. 

Pria tinggi itu masih ingat cara Gulf yang beragam untuk mengganggunya. Mew juga ingat kalau sebenarnya dia itu tidak pernah ingin menyakiti Gulf sejak pertama kali mereka bertemu.

Mew menangis lagi, kali ini dengan suara pelan dan lirih. Mew tidak ingin ibu panti merasa khawatir lagi kepadanya, pria tinggi itu tidak mau membuat siapapun menjadi kacau karena dirinya yang hancur seperti ini. Setelahnya, Mew mengusap air matanya dengan lengan baju. Mew pikir dia harus bertemu dengan Gulf, tapi Mew tidak tahu harus menemui Gulf dimana. Jadi yang bisa Mew lakukan saat ini adalah menangis dalam diam.

Ibu panti yang melihat kondisi Mew yang seperti itu hanya bisa menangis di luar kamar rawat, perempuan itu bahkan tidak menyangka kalau kondisi Mew akan semakin parah, "ku pikir saat dia mulai tersenyum dan senang membaca buku, kondisi Mew akan semakin membaik. Tapi kenapa dokter, kenapa Mew menjadi seperti ini lagi?"

"Mew sudah bertemu dengan Gulf di dalam halusinasinya" ucap dokter menjelaskan, "depresi akibat kecelakaan dapat membuat seseorang menjadi trauma dan akibat dari trauma ini adalah korban dapat mengalami halusinasi" ibu panti yang mendengar itu langsung menangis. 

Dulu, Mew sudah cukup tersiksa karena Gulf meninggalkannya. Kenapa sekarang Mew harus tersiksa lagi ketika seharusnya pria itu sudah berdamai dengan masa lalunya. Ibu panti mengusap wajahnya kasar, "apa dokter tidak bisa menyembuhkan Mew?" lalu kembali menatap dokter.

"kami hanya bisa memberi pengobatan, selebihnya itu tergantung kepada Mew"

Apakah Mew akan melepaskan Gulf,

atau membiarkan dirinya terbelenggu selamanya.

.

.

Bersambung...

A/n: J-jadi, selama ini Mew berhalusinasi ya?

DAYSTAR ✔ - MEW GULFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang