DAYSTAR - 5

1.3K 150 10
                                    

"Selamat pagi senior! Ini untukmu!" Mew hanya bisa membulatkan matanya karena terkejut mendapati Gulf yang tiba - tiba muncul dari balik tembok ruangannya, "aku tau kau pasti suka!" Lalu pria kecil itu memberikan kotak bekal yang dibawanya kepada Mew dan segera pamit untuk kembali ke tempatnya bekerja.

Mew mengedipkan matanya beberapa kali sambil terus melihat Gulf yang semakin menjauh, kemudian pria itu masuk ke dalam ruangannya, "apa yang dia lakukan tadi? Mencoba cari muka?" Gumam Mew setelah meletakkan kotak bekal yang diberikan Gulf tadi ke atas meja, "anak orang kaya memang menyusahkan" sambung Mew lagi sambil melepaskan jaketnya.

Setelahnya, Mew duduk di meja kerjanya. Mew juga menyempatkan diri untuk membaca berita yang pagi ini akan disiarkan. Namun, entah kenapa kotak bekal Gulf seperti sedang memanggil - manggil namanya. Persis seperti cara Gulf memanggil dirinya.

Penuh penekanan,

dan terdengar sangat imut.

"Tidak, tidak" Mew dengan cepat menggelengkan kepalanya, "sebenarnya apa sih yang dia buat sampai yakin kalau aku akan suka?" Lalu dengan hati yang penuh tanya, pria itu meraih kotak bekal yang masih di atas meja dan segera membukanya.

"Telur dadar?"

Mew berdecih pelan, makanan Gulf benar - benar sangat sederhana. Tidak seperti dirinya yang anak orang kaya, "bagaimana dia tau aku suka telur dadar?" Lalu Mew terdiam dengan pertanyaannya sendiri.

Seingatnya, tidak ada orang di kantor ini yang tahu makanan kesukaannya di panti. Orang - orang kantor hanya tahu kalau dia pecinta sushi!

Mew melirik ke arah jendela ruangannya yang transparan dan pria itu bisa melihat Gulf yang sedang gugup sambil mengusap kedua tangannya, "kau seperti___"

"Kau seperti habis melakukan kesalahan. Apa yang kau lakukan tadi?"

Tiba - tiba Mew merasa kepalanya sangat sakit, bahkan ada beberapa potong kenangan yang muncul dipikirannya.

"Aku tadi tidak sengaja menggosongkan wajan waktu membuatkanmu telur dadar"

"Telur dadar?" Mew kemudian tersadar, pria itu dengan cepat memeriksa telur dadar yang Gulf bawakan untuknya, "gosong?" Lalu Mew terkejut ketika melihat telur dadar yang Gulf bawakan ternyata gosong di bagian bawah.

Mew kembali melihat ke arah jendela dan terkejut melihat Gulf yang juga sedang melihat ke arah ruangannya, "siapa kau sebenarnya?" Gumam Mew sambil memegang kepalanya yang masih terasa sakit.
.
.
"Ana! Matilah aku, tadi pagi aku tidak sengaja menggosongkan wajan. Bibi An pasti dimarahi Ibu" Gulf berbicara sambil melihat Ana dengan tatapan horor.

Ana hanya mendengarkan perkataan Gulf sambil sibuk menghabiskan makan siangnya, sebenarnya Ana tidak berniat untuk mendengar ocehan Gulf kalau itu tentang hal - hal bodoh yang dia lakukan, "Ibumu bisa membeli yang baru, kenapa harus memarahi bibi An?"

"Itu wajan kesukaannya" jawab Gulf dengan lirih.

Ana menghela nafas, "makanlah" lalu perempuan itu meletakkan sepotong daging ayam ke piring Gulf, "nanti kau akan membantu Mew ketika siaran. Beritamu disiarkan di acaranya" Ana juga memberikan sayur kesukaannya ke piring Gulf.

"Benarkah?!" Tapi Gulf sepertinya tidak nafsu makan karena terlalu bersemangat.

Ana menganggukkan kepalanya, "berterima kasihlah" ucap Ana dengan penuh penekanan.

"Hemp! Aku akan mentraktirmu makan!" Lalu Ana membalas ucapan Gulf dengan acungan jempol, "oh ya, menurutmu apa Mew akan menyukai bekal buatanku?"

"Buatanmu?" Tiba - tiba Mew muncul sambil membawa nampan makan siangnya, "jadi itu telur dadar buatanmu?" Dan melihat Gulf yang sedang berusaha terlihat biasa saja sambil mengulum bibirnya.

"Apaaa... rasanya tidak enak?" Gulf bertanya ragu - ragu, tanpa sadar pria kecil itu memainkan jari tangannya dan Mew melihat dua jari tangan Gulf tertutup plester luka.

Mew membuat ekspresi kesal di wajahnya, "jangan buatkan aku bekal lagi" lalu Mew pergi begitu saja.

Gulf yang mendengar ucapan Mew rasanya ingin menangis tapi tidak mungkin karena dia masih di tempat kerja, "Ana.. apa benar - benar tidak enak?"

"Mana aku tau, kau kan tidak membuatkan aku bekal" ucap Ana sambil mengendikkan kedua bahunya.

"Kalau begitu, aku akan membuatkanmu bekal" setelahnya Ana tersenyum, "aku akan buat bekal yanv sama untukmu"

"Kenapa sama?"

"Dasar oneng!"

Setelahnya Gulf tertawa. Ana juga ikutan tertawa. Lalu mereka menghabiskan makan siang mereka dengan penuh candaan tanpa tahu kalau Mew mendengar semua pembicaraan mereka.

"Kenapa kejadiannya bisa sama? Apa potongan memori yang aku lihat tadi adalah potongan memori antara aku dan Gulf?"

Bersambung...

DAYSTAR ✔ - MEW GULFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang