"Mew! Ayo kita bermain!"
"Mew! Jangan perdulikan kata - kata mereka. Orang tuamu bukan monster dan kau bukan anak monster"
"Mulai sekarang kau adalah temanku, Mew"
Mew membuka matanya tersentak dengan nafas yang terengah - engah. Seingatnya, dia baru saja tidur beberapa saat yang lalu tapi mimpi yang dialaminya terasa sangat panjang.
"Ah... aku lupa mematikan komputer lagi" gumam Mew ketika dia melihat layar komputernya masih menyala, "sebenarnya aku kenapa sih, beberapa hari ini aku selalu saja melihat potongan - potongan memori yang tidak pernah aku alami sebelumnya" sambung Mew lagi sambil berjalan mendekati meja kerjanya dan segera mematikan komputernya setelah menyimpan semua pekerjaannya ke dalam flashdisk.
BRAK!
Mew melihat ada sebuah berkas yang jatuh dari meja kerjanya, "aku hampir saja melupakan ini" dan buru -buru memasukkan berkas itu ke dalam tas kantor tapi entah kenapa nama Gulf yang tertulis di sana membuat mew menjadi sedikit tertarik.
"Gulf Kanawut..." eja Mew secara perlahan dan tanpa sadar itu membuat perasaan Mew tiba - tiba saja bergemuruh, seperti dia kenal dengan nama itu atau mungkin Gulf yang memang memiliki nama yang aneh.
"Si-siapa namamu?"
"namanya Gulf, Mew"
Nama yang manis.
"Akh!" Mew kembali memegang kepalanya yang sakit, lalu pria itu berlari ke arah meja yang khusus menyimpan obat -obatan untuk mengambil obat pereda sakit kepala. Mew dengan cepat mengeluarkan dua butir pil dari dalam botol dan segera menelannya, pria itu kemudian berjalan ke arah meja makan untuk mengambil air minum, "sebenarnya, Gulf itu siapa? Lalu Gulf Kanawut yang aku kenal di kantor juga siapa? Kenapa ini selalu membuatku sakit kepala" lalu setelahnya Mew kembali tidur setelah memutuskan bahwa nanti dia akan bertanya langsung kepada Gulf di kantor.
.
."Berita tadi sekaligus menutup acara berita pagi ini. Saya Mew Suppasit dan seluruh kru yang bertugas mengucapkan terimakasih dan sampai jumpa"
"Cut! Oke, bagus. Terima kasih atas kerja keras yang sudah kita lakukan semuanya. Silakan istirahat!" Supat bertepuk tangan sambil tersenyum senang melihat acara berita pagi mereka berjalan dengan lancar tapi setelahnya pria itu melihat Mew yang tidak bersemangat sedang duduk di kursi pojok studio sambil meminum kopinya, "kenapa bro, lesu sekali" lalu Supat mendekat dan duduk di samping Mew.
"Tidak apa - apa, jangan ganggu aku!" Ucap Mew dengan kesal. Supat yang mendengarnya malah tertawa, anak itu seperti Ana kalau sedang marah.
Pantes saja mereka cocok bersama.
"Sensi sekali. Kau habis diganggu Gulf ya?" Dan tiba -tiba saja Mew menjadi salah tingkah, "ku dengar hari ini dia tidak datang karena ada urusan, apa kau tau?"
"Apa? Kenapa dia tidak bilang?" Mew yang tidak terima malah melotot ke arah Supat.
"Aku tidak tau, itu saja aku taunya dari Ana" jawab Supat sambil meminum kopi miliknya.
Ah, ya. Ana adalah pemegang kendali di sini.
"Kau tau urusan apa?" Mew melihat Supat menggelengkan kepalanya, "baiklah, aku menyesal bertanya kepadamu"
"Yak! Tidak sopan!" Lalu Supat yang sedang kesal malah ditinggal begitu saja oleh Mew.
"Aku akan keluar mencari sarapan!" Teriak Mew sambil melambaikan tangan, "anak itu, sudah jelas -jelas di sini banyak makanan!" Dan Supat hanya bisa mengomelinya dari belakang.
Mew berjalan terus hingga dia keluar dari kantor dan pria itu berniat untuk sarapan di cafe seberang kantornya. Namun secara bersamaan, Mew tidak sengaja melihat Gulf yang sedang membantu seorang nenek menyebrang jalan. Mew bahkan melihat bagaimana raut wajah bahagia Gulf ketika nenek itu berterima kasih kepadanya.
"Kau pasti terpesona juga kan?" Lalu tiba - tiba Mew terkejut mendapati Ana berada di sampingnya, "mengaku saja!" Lalu pria tinggi itu juga melihat Ana yang sedang melipat kedua tangannya di dada.
"Sedikit" jawab Mew tidak yakin, "yak! Kau tidak lihat kalau Gulf itu anaknya polos dan baik, karena itu juga aku menyukainya! Jadi kau___" tapi Ana yang tidak terima langsung mengomeli Mew secara spontan hingga perempuan itu tanpa sengaja mengeluarkan isi hatinya kepada Mew, "ja-jangan terlalu kasar kepadanya" sambung Ana dengan gugup.
"Kau menyukai Gulf?" Mew yang tidak paham langsung bertanya tanpa memperdulikan wajah Ana yang sudah merona.
"Um, aku sudah menyukai Gulf dari kecil" jawab Ana pelan, "aku menyukai Gulf sejak hari pertama aku melihat Gulf saat dia diadopsi oleh tetanggaku"
"Gulf diadopsi? Dia anak panti?" Mew tanpa sadar melontarkan begitu banyak pertanyaan hingga Ana merasa bahwa Mew hilang kendali "kau tau nama panti tempat tinggal Gulf?"
Tapi yang Mew dapatkan dari semua pertanyaannya adalah senyuman Ana, "kau bisa menanyakannya langsung kepada Gulf" ucap Ana sambil tersenyum.
"Apa yang sedang kalian obrolkan?" Tak lama Gulf menghampiri Ana dan Mew yang masih terdiam, "kenapa kalian diam? Kalian membicarakan aku ya?" Lalu Ana tertawa mendengarnya.
"Mew.." Ana menyentuh bahu Mew, "kau bisa menanyakan yang tadi langsung kepada Gulf, ok? Aku pergi dulu" lalu perempuan itu menoleh ke arah Gulf yang terlihat bingung lalu tersenyum, "sampai jumpa, Gulf"
Mew tiba - tiba merasa kalau dirinya gugup, berdiri berdua saja dengan Gulf di luar kantor benar - benar tidak baik untuknya, "memangnya kau mau menanyakan apa?" Gulf yang penasaran mulai mendekat ke arah Mew dan membuat pria tinggi itu semakin gugup.
"A-aku hanya bertanya apa kau benar - benar diadopsi? Ka-kau berasal dari panti?" Gulf terdiam mendengar nya, sejujurnya pria kecil itu takut kalau jawabannya akan membuat Mew kembali mengingat masa lalunya yang suram.
Gulf tidak mau itu sampai terjadi.
Gulf tidak mau Mew mengingat bahwa dirinya dulu pernah mencoba untuk bunuh diri karena Gulf meninggalkannya.
Gulf tidak mau Mew tersakiti lagi.
"Gulf?" Tapi kemudian suara lembut Mew membuat Gulf hilang akal.
"Ya, aku diadopsi dari panti yang sama tempat kau dulu tinggal" Mew terdiam, "Mew, kita adalah teman kecil. Aku adalah satu - satunya temanmu di panti. Kau tidak ingat?" Dan entah kenapa, jawaban Gulf membuat Mew melihat kembali potongan - potongan dari masa lalu.
Mew melihat dirinya dulu yang dipanggil sebagai anak monster.
Mew juga melihat siluet anak kecil yang memarahi anak - anak panti karena tidak mau mengajaknya bermain.
Mew melihat dirinya ditinggal oleh anak itu dan kemudian pria itu juga melihat dirinya yang mencoba beberapa kali untuk bunuh diri.
"K-kau..." Mew memegang kepalanya yang terasa sakit sambil terus mengingat siapa Gulf yang berada di hadapannya ini.
"Ya. Aku adalah Gulf temanmu" lalu setelahnya Mew pingsan dan tidak mengingat apapun lagi.
.
.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
DAYSTAR ✔ - MEW GULF
Nouvelles[END] Bagi Mew, Gulf seperti sebuah bintang di siang hari. #5 MEW (20210501) #4 MEW (20210510) #10 Tharntype (20210513)