Pengasuh Seekor Buaya

5 2 0
                                    


Pengasuh ku Seekor Buaya

Karya: Bear


Kisah ini di mulai dari ujung hilir sungai, terlihat ada seorang wanita yang tengah sekarat menghanyutkan bayinya. Bayi itu pun terbawa arus sungai. Sampai akhirnya berakhir di tempat tinggal para buaya, semua penghuni di sana heboh akan adanya kedatangan bayi tersebut.

"Wah ada bayi manusia, sebaiknya kita makan saja bayi ini?" ucap salah satu buaya di sungai itu.

" Iya benar, bukan kah selama ini manusia selalu memangsa kaum kita?" ucap buaya lain.

Setelah mendengar ucapan buaya itu, para buaya pun segera ingin menyantap bayi tersebut, namun seekor buaya betina menghentikan mereka.

" Tunggu dulu! Jangan makan bayi itu," ucap buaya betina

" Untuk apa? Bukan kah manusia itu telah membantai seluruh keluarga mu, bahkan kau kehilangan ekor mu!"

"Meskipun begitu, bayi itu masih kecil kalian tidak akan kenyang jika memakan nya sekarang. Tunggu ia besar biarkan aku merawatnya sampai dia bisa memakannya."

" Benar apa yang kau katakan betina cacat!" ucap buaya putih dengan kasar nya

Buaya betina itu pun mengambil bayi tersebut, dan membawanya ke sarang. Tak lama kemudian, bayi itu menangis. Buaya betina itu sempat panik namun iya ingat jika bayi tersebut harus diberikan susu. Buaya itu pun menghampiri seekor sapi dan meminta susunya, ia pun memberikan susu tersebut kepada bayi itu. Setelah kenyang, bayi itu pun tertidur pulas.

Hari demi hari buaya itu tetap merawat bayi itu, tanpa di sadari 5 tahun telah berlalu dan bayi itu pun tumbuh menjadi anak gadis yang manis. Dia diberi nama Aiko. Ketika mereka sedang bercanda ria, tanpa di sadari dari kejauhan ada seekor buaya muara yang mengawasi mereka, buaya muara tersebut melaporkan kepada buaya putih.

" Lama tidak bertemu dengan dirimu wahai kawanku, apakah kau masih ingat akan bayi yang kita temukan 5 tahun lalu?"

"Ya, tentu saja aku masih ingat wahai kawan lamaku! Memang, ada apa dengan bayi itu?"

"Bayi itu sudah tumbuh menjadi anak-anak yang bisa kita santap berdua!" Sambil air liur nya menetes.

"Benarkah, sialan buaya cacat itu! Kenapa tidak mengantarkan bayi itu sesuai janjinya." Sambil mengeram marah buaya itu menggebrak tanah tempat nya berpijak.

"Sebaiknya, kita datangi sarang buaya betina cacat itu,"

Akhirnya, buaya putih dan buaya muara itupun menghampiri sarang buaya betina tersebut, dan benar kata buaya muara itu bayi itu telah menjadi anak-anak yang enak untuk mereka santap.

"Hai, lama tak jumpa betina cacat?" ucap 2 buaya itu.

" Ma ... maa ... mau apa kalian ke sarang ku!"

"Ha-ha-ha, kami kemari ingin memakan anak itu bukankah kau telah berjanji kepada kami?" ucap buaya putih

"Tidak akan ku biarkan kalian memakan Aiko."

"Dasar buaya betina menjijikkan, jadi kau sudah mencintai manusia itu hah?!"

"Mamah!" ucap Aiko yang muncul dari dalam sarang.

"Ai pergi dari sini, pergilah nak ..."

"Tidak ... tidak ... Aku tidak mau meninggalkan mamah?!" Sambil menahan air matanya

"Hahahaha ... lihat kawanku, drama menyedihkan antara pengasuh dan bayi nya!" ucap buaya muara itu.

" Berikan anak itu padaku, jika tidak aku dan buaya muara akan memakan dirimu dan anak itu dengan waktu yang sama."

" Silahkan makan saja aku, namun jangan makan anakku lepas kan dia."

"Tidak akan, kami sudah menunggu lama untuk ini!

Akhirnya mereka pun menyerang betina itu dan Aiko pun tetap bersembunyi di dalam sarang. Penyerangan tersebut menyebabkan betina itu sekarat.

"Ai ... Aiko ... pergi lah nak, Pergi dari sini sekarang jangan pikirkan aku! Lari lah ... lari ... jangan lah kau menengok kebelakang. Larilah sekencang yang kau bisa anakku sayang!" Sambil mengghadang kedua buaya tersebut.

Dengan terpaksa Aiko pun lari dengan berderai air mata, kaki kecil nya terus berlari. Dia mengikuti perkataan terakhir ibunya. Para buaya tersebut pun akhirnya saling terluka parah karena pertarungan yang mereka lakukan, dua buaya pun mati secara perlahan namun betina sempat menyusul Aiko akan tetapi buaya itu pun mati. Akhirnya Aiko pun berhenti di sebuah desa yang indah, akhirnya dia pun beristirahat di sebuah gubuk kecil tidak lama kemudian datang seorang laki-laki dewasa yang gagah. Aiko pun ingin berlari dari tempat tersebut namun apalah daya nya kaki nya terluka cukup parah.

" Jangan lah takut anak manis, siapa namamu dan dari mana kau berasal?" Ucap pria itu.

" Namaku Aiko, Ai berasal dari Hilir sungai!"ucap polos Aiko.

"Hilir sungai, bukankah itu tempat para buaya!apa orang tua mu di serang oleh para buaya itu nak?" Ucap kaget pria itu

"Tidak, orang tua Ai tidak di serang! Mamah Ai seekor buaya"ucap nya polos.

' astaga ternyata anak ini di asuh oleh seekor buaya, kaki kecil nya terluka parah sebaiknya aku bawa dia ke rumah untuk di obati terlebih dahulu.' ucap pria itu dalam hati

" Nak, sebaiknya kamu ikut kerumah paman untuk mengobati luka mu jangan takut paman ini adalah kepala desa ini." Sambil mengusap lembut kepala Aiko.

Akhirnya Aiko pun di gendong oleh kepala desa tersebut, dia pun membawa Aiko kerumahnya. Didalam rumah nya kepala desa pun menyuruh istrinya untuk membersihkan dan menggobati kaki Aiko. Setelah selesai istri kepala desa pun memberikan makan, setelah selesai Aiko pun di gendong keruang tamu dan menanyakan kepada Aiko apa yang kejadian yang menimpa dirinya. Aiko pun menceritakan semuanya kepada kepala desa beserta istri nya, mereka pun kaget dan sedih mendengar penuturan Aiko. Istri kepala desa pun menarik suami nya ke dapur.

"Pak bagaimana kita mengadopsi anak itu, bukan kah kita sudah lama menamba kan kehadiran anak di kehidupan kita selama ini?" Sambil melihat kearah Aiko.

"Bapak juga berpikiran demikian, baik lah kita angkat anak itu menjadi anak kita siapa tau ini jawaban dari doa-doa kita kepada dewa selama ini!" Sambil tersenyum sejuk kepada sang istri.

Dan akhirnya pun mereka memutuskan untuk mengangkat Aiko menjadi anak mereka, mereka pun kembali ketempat Aiko.

"Begini Aiko mau kah kamu menjadi anak angkat kami, kami berjanji akan menyayangi dirimu seperti putri kandung kami?"Sambil memeluk satu sama lain.

"Aiko mau, Ai tidak mungkin kembali ketempat Mamah!"ucap nya sedikit sedih.

Mereka pun menghampiri Aiko serta memeluknya, akhirnya Aiko pun merasa kasih sayang seperti mamah asuh nya dulu. Dan setelah Aiko tinggal bersama mereka, akhirnya pak kepala desa berserakan istrinya di karuniai 4 anak kembar dan akhirnya pun mereka hidup bahagia.

ANTOLOGI KEEMPAT KCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang