/15/

172 26 7
                                    

"Liatin apa sih?"

"Muka bapak."

"Emang kenapa muka saya?"

"Ganteng banget."

"Hah?"

"Tapi sayang."

"Sayang kenapa?"

"Ngga bisa saya miliki, hiya." Gue tertawa cukup kencang melihat raut wajah pak Beomgyu yang kebingungan dengan bualan garing yang gue lontarkan.

Pak Beomgyu menggelengkan kepalanya sambil menatap gue aneh. "Kenapa sih? Salah makan ya kamu?"

"Iya saya salah, salah telah mencintai bapak. Hayu," jawab gue. Tawa gue kembali meledak membuat orang sekitar melihat ke arah gue dan pak Beomgyu.

"Kayak nya kamu sakit, Li," kata pak Beomgyu.

"Iya saya sakit ngeliat bapak berduaan sama bu Anna."

Ups.

Cepat-cepat gue menutup mulut, mata gue terbelak, kaget sama apa yang gue ucapkan. Keceplosan.

"S-saya duluan! Angkot nya takut keburu penuh-"

Gue segera beranjak dari tempat duduk gue, hendak kabur dari pandangan pak Beomgyu. Tapi sayang, pak Beomgyu keburu menghalau jalan gue, berdiri tepat di hadapan gue.

Susah payah gue memasang wajah santai. "Kenapa, pak?" Tanya gue.

"Kamu bilang mau nebeng sama saya," jawab pak Beomgyu.

Gue memejamkan mata sambil melipat bibir, merutuki kebiasaan gue yang sering minta nebeng sama pak Beomgyu. Serius, gue lupa kalau gue tadi ngechat pak Beomgyu dan izin nebeng hari ini.

Sebenernya gue punya ongkos buat naik angkot atau ojek. Namanya juga modus ya kan, apapun di lakuin.

Gue nyengir, tertawa garing. "Ah iya, lupa."

Akhirnya gue dan pak Beomgyu jalan bersama menuju parkiran, kita cuma diem-dieman, sama sekali ngga ada obrolan seperti biasanya. Gue masih awkward sama ucapan gue sendiri.

"Lia!"

Gue berbalik, mata gue membulat melihat sosok Jisung berlari ke arah gue. Buru-buru gue menarik tangan pake Beomgyu agar cepat-cepat pergi.

"Buruan pak!" Seru gue, semakin mempercepat jalan.

"Heh!" Gue terkesiap saat ada tangan yang menahan tas gue dari belakang. Gue menoleh, melihat Jisung tengah menatap gue dengan sebelah alis yang terangkat. "mau kabur lo?"

"H-hah?"

"Jangan lupa, nanti malem gue jemput." Jisung berkata tanpa menghiraukan pak Beomgyu yang berdiri di sebelah gue.

"Nanti malam Lia mau ada les sama saya." Pak Beomgyu menjawab.

Gue seketika menoleh, mengerutkan kening bingung. "Kok ngga bilang?" Tanya gue.

"Karena kemarin kita ngga jadi belajar," jawab pak Beomgyu. "oke?"

"Oh, yang bikin Lia nunggu lama sendirian sampe pulang nya hujan-hujanan?"

Gue melotot kaget, memukul lengan Jisung pelan. Jisung ngga perduli dengan pukulan gue, dia malah memasang wajah songong di depan pak Beomgyu.

"Maksud kamu?" Tanya pak Beomgyu yang sepertinya ngga tau apa-apa.

Karena memang beliau ngga tau apa-apa dan ngga perlu tau apa-apa. Soal malam itu gue bener-bener udah lupain sepenuhnya.

"Loh? Emang pak Beomgyu belum tau kalau-"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pak Beomgyu [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang