/9/

132 20 4
                                    

Happy Reading 💙
















"Loh? Pak Beomgyu?!" Gue memekik kaget saat melihat sosok dambaan hati berada tepat di sebelah gue, duduk di atas motor memboncengi seorang perempuan. "Bu Anna?!" Gue kembali memekik kaget, membuat beberapa orang di sekitar menoleh.

Jisung yang sepertinya sadar dengan keterkejutan gue, pun ikut menoleh untuk melihat apa yang membuat gue memekik cukup keras hingga membuat para pengendara motor lain mengalihkan perhatian nya pada gue dan Jisung, serta Pak Beomgyu dan Bu Anna.

Bu Anna tersenyum ramah, sedangkan Pak Beomgyu memasang raut muka terkejut, persis seperti muka gue sekarang. Mulut gue terbuka cukup lebar, menggelengkan kepala tak percaya dengan apa yang gue lihat sekarang. Mungkin gue seperti sedang beradegan di mana melihat sang suami tengah berselingkuh dengan perempuan lain.

"Kalian kok bar-"

Tin! Tin!

Gue menghentikan ucapan gue, saat para pengendara mulai membunyikan klakson mereka. Saat gue mendongkak, ternyata lampu sudah berubah menjadi warna hijau. Pantes aja semua orang membunyikan klakson, karena motor yang gue tumpangi alias motor Jisung, dan motor Pak Beomgyu yang berada tepat di paling depan belum kunjung melaju.

"Pak kita perlu bicara!" Teriak gue saat Jisung mulai melajukan motornya menjauh dari lampu merah. Bisa gue lihat, motor Pak Beomgyu ikut melaju, namun ke arah yang berbeda. "saya tunggu penjelasan Bapak!" Teriak gue lagi sebelum akhirnya motor Pak Beomgyu tidak terlihat karena terhalang mobil truk.

Gue menggeram kesal, secara tak sadar gue meremas jaket yang Jisung kenakan. Gue cemburu? Ya iyalah pasti. Di tambah Bu Anna titisan bidadari, ngga mungkin Pak Beomgyu ngga kepincut sama Bu Anna. Kalau Pak Beomgyu terus deket-deket sama Bu Anna, bisa jadi mereka saling suka. Ingat, cinta bisa tumbuh karena terbiasa.

Di perjalanan gue sibuk memikirkan apa yang sekarang Pak Beomgyu lakukan bersama Bu Anna. Jalan? Ngedate? Makan bareng? Atau jangan-jangan Pak Beomgyu lagi main ke rumah nya Bu Anna?

Tak terasa, motor Jisung sudah berhenti di depan gerbang rumah gue. Gue turun dari motor dengan kasar, membuat Jisung sempat terhuyung dan motornya hampir saja oleng.

"Kenapa sih?" Tanya Jisung.

"Lo liat ngga sih tadi? Pak Beomgyu sama Bu Anna boncengan ih!" Jawab gue geram.

Jisung malah memutar kedua bola matanya. "Ya gapapa lah, terserah mereka."

"Kok?"

"Udah, kan ada gue. Kalo Pak Beomgyu ngeboncengin Bu Anna, nanti lo gue boncengin."

"Dih, ogah." Gue memukul pelan lengannya. "eh iya, makasih udah nganterin pulang," lanjut gue dengan nada jutek.

"Lo jangan jutek ke gue kenapa, kayaknya dendam banget. Gue punya salah apa ke lo?" Jisung bertanya.

Gue mendengus. "Salah lo itu, suka sama gue," jawab gue sambil melipat kedua tangan di depan dada.

"Siapa bilang gue suka sama lo?"

Gue melotot, menatap tajam laki-laki di hadapan gue. "Ngga tau deh, lupa."

"Bercanda. Emang kenapa kalo gue suka sama lo? Gue se-berandal itu kah sampai lo gamau sama gue?"

"Bukan, udah ngga usah tanya alesannya. Yang penting, mulai sekarang lo harus coba ngga suka sama gue, oke?"

Jisung menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Ngga." Setelahnya, Jisung kembali memakai helmnya dan bersiap untuk pergi. "gue pulang," pamitnya lalu motor Jisung mulai melaju dan meninggalkan pekarangan rumah.

Pak Beomgyu [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang