/14/

127 21 3
                                    

"Siapa yang bego?"

Gue menunjuk diri gue sendiri dengan lesu. "Ya gue kan cuma bercanda, Sha. Gue pikir pak Beomgyu ngga bakal marah," jawab gue.

Jadi gue baru selesai menceritakan kejadian semalam, dan gue merasa kalau pak Beomgyu marah sama gue. Walaupun beliau bersikap biasa, tapi gue masih merasa ngga enak.

Siang ini hanya Aisha yang menemani, Yiren lagi sibuk dengan ulangan harian susulan karena beberapa hari yang lalu Yiren izin pergi ke Bali menemui nenek nya yang sakit.

"Jadi, gimana dong? Pak Beomgyu marah sama gue," kata gue resah.

"Jalan satu-satunya ya minta maaf lah, lagian lo masih mikirin pak Beomgyu sama bu Anna terus, biar apa sih?"

"Kan gue cemburu Sha, lo bayangin kalo cowok yang lo suka, suka sama cewek lain."

Aisha melipat kedua tangannya di depan dada. "Ya gue ikhlasin, kan gue sayang sama tuh cowok. Cinta ngga harus memiliki kan?"

Gue terdiam, perkataan Aisha ada bener nya juga. "Menurut lo, apa yang bikin pak Beomgyu ngga suka sama calon suaminya bu Anna?"

"Karena, sesuatu?" Jawabnya dengan nada bertanya. "ada masalah contohnya, mungkin seperti yang lo bilang, mereka musuhan," lanjutnya. "udah ngga usah di pikirin, yang pasti sekarang bu Anna bakal nikah dan pak Beomgyu juga bakal ikhlasin bu Anna."

"Kalo ngga jadi nikah gimana?"

Aisha menarik nafas, lalu di buang perlahan. "Undangan udah di depan mata lo, tiba-tiba ngga jadi nikah? Ngga akan."

"Bisa aja-"

"Itu cuma ada di sinetron, drama, film. Jadi yang perlu lo lakuin sekarang, masuk ke kelas. Gue cabut," kata Aisha sebelum akhirnya pergi meninggalkan kantin. Tersisalah gue sendirian di pojok kantin, melamun ngga jelas macam orang ngga ada tujuan hidup.

Pernikahan bu Anna tinggal beberapa hari lagi, beliau juga sudah cuti untuk mempersiapkan pernikahannya. Omong-omong tentang pernikahannya bu Anna, gue belum nyiapin kado buat beliau.

Gue pun mengeluarkan hp dan membuka aplikasi belanja online, tapi sebelum itu gue searching di internet hadiah apa yang bagus untuk di berikan kepada seseorang yang baru saja menikah. Pilihannya ada banyak, dari mulai baju, sepatu, tas, bahkan perhiasan. Berhubung dompet gue tipis, ngga mungkin beli yang mahal-mahal, juga gue ngga suka yang ribet dan terlalu besar, jadi gue memutuskan untuk membeli sepasang flat shoes sederhana. Mengingat bu Anna sering memakai flat shoes ke sekolah, jadi bisa beliau pakai untuk mengajar.

Setelah check out, gue pun pergi meninggalkan kantin. Toh, jam istirahat sebentar lagi selesai.

Gue jalan di koridor kelas 11 dengan santai, beberapa adik kelas menyapa atau sekedar melemparkan senyum. Gue balas dengan sapaan balik, juga senyum. Gue bukan tipe kakak kelas yang sok berkuasa atau sok tinggi.

Semuanya berjalan aman-aman aja sebelum akhirnya para adik kelas, terutama anak cewek mulai berbisik sambil senyum-senyum saat gue melewati mereka. Gue mengerutkan kening, apa ada yang salah?

"Sendirian aja?" Gue hampir jatoh kalau aja tangan gue ngga cepat berpegangan pada tiang.

"Ngagetin ih!" Gue mengomel sambil menatap Jisung yang cengengesan di tempat. Gue tau, alasan cewek-cewek tadi bisik-bisik sama senyum-senyum, pasti karena Jisung yang jalan di belakang gue secara diam-diam. "ngapain lo? Kelas lo kan bukan di sini."

"Mau jalan-jalan aja sih," jawab Jisung random.

"Jalan jalan aja? Oh." Gue berbalik dan kembali berjalan, bisa gue dengar Jisung menyusul, lalu berjalan di samping kanan gue.

Pak Beomgyu [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang