/13/

105 21 0
                                    

Kayaknya gue emang di takdirkan untuk selalu ketemu sama bu Anna, sampai di toilet mall pun gue ketemu sama bu Anna.

Saat ini gue dan Jisung pergi nonton karena ada film baru, dan gue izin ke toilet buat pipis. Dan ngga di sangka, gue bisa ketemu bu Anna yang juga baru keluar dari bilik kamar mandi.

Bukannya gue ngga seneng ketemu sama bu Anna, cuma ngerasa kurang enak aja. Karena setiap gue ngeliat bu Anna, gue terbayang dengan perasaan pak Beomgyu yang menyukai bu Anna. Gue takut kalau pak Beomgyu menjadi milik bu Anna.

"Saya habis ambil baju kebaya buat akad, terus sekalian nonton. Kamu?" Bu Anna bertanya sambil mencuci tangannya di wastafel.

Gue menoleh sambil tersenyum. "Nonton juga, sama Jisung."

"Jisung? Anak IPS itu?" Tanya bu Anna. "pacaran?"

Gue langsung menggeleng cepat. "Ngga, cuma temen. Lagi baik aja dia, traktir nonton," kata gue. "bu Anna sama calon suami?"

Bu Anna tersenyum sambil mengangguk. "Iya," jawabnya.

Kita berdua jalan beriringan keluar dari kamar mandi, dan bisa gue lihat Jisung berjalan menghampiri gue.

"Bu Anna?" Tanya Jisung nampak terkejut, sedangkan bu Anna hanya melemparkan senyum.

"Ya sudah, ibu duluan ya." Gue dan Jisung mengangguk, setelahnya bu Anna pergi meninggalkan kami berdua.

Jisung merangkul pundak gue setelah kepergian bu Anna, membuat gue mendengus lalu mendorongnya menjauh.

Gue mengiyakan ajakan Jisung malam ini karena Jisung bakal traktir semuanya, sampai parkir pun Jisung yang bakal bayar. Karena gue penasaran sama filmnya juga ngga mau nyesel pas nolak traktiran penuh ini, akhirnya gue mau pergi nonton sama Jisung.

Matre? Ya ngga gitu juga, maksudnya kalo ada rezeki tuh ngga boleh di tolak. Toh gue ngga minta macem-macem, paling makan KFC sama beli maklor pinggir jalan.

Jisung juga menurut gue semakin hari sikapnya makin baik, ngga terlalu bar-bar seperti sebelumnya. Sering senyum, ramah juga. Tapi ngga membuat gue punya rasa sama dia. Dia tetep bad boy yang suka bolos sekolah.

Gue dan Jisung berjalan menuju KFC, namun saat kami berdua sampai di depan toko baju, Jisung menahan gue. Membalikan tubuh menghadap ke toko.

"Mau ngga?" Tanyanya.

Gue mengernyit. "Mau apa? Toko? Lo mau beliin gue toko?"

Jisung menjitak pelan kepala gue. "Mau baju ngga?"

Gue langsung menggeleng. "Ngga, gue butuh nasi sama ayam sekarang."

Jisung tertawa lalu kembali menarik gue sampai tubuh kami menempel. "Jadi pacar gue, mau ngga?"

Gue mendongkak, karena tinggi tubuh kami yang berbeda. Iya tau Jisung tinggi, gue yang pendek.

Gue hanya menatap Jisung sebal, lalu mendorongnya menjauh. "Nembak lo?"

"Cuma nawarin, mau ngga?"

"Ogah."

"Kalo besok?"

"Ngga."

"Besoknya lagi?"

"Ngga mau."

Jisung memajukan wajahnya. "Kalo Minggu depan? Bulan depan? Tahun depan?"

Tangan gue terulur untuk menepuk pelan pundak Jisung. "Tetep ngga, ayo ih makan!"

Jisung mencubit hidung gue gemas. "Lo mau cowok kayak apa sih emang?" Tanya Jisung seraya berjalan menuju KFC. "jangan bilang kayak pak Beomgyu." Jisung memotong saat gue hendak menjawab.

Pak Beomgyu [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang