Masa selalu bergerak
Tanpa henti ku perhatikan
Perjalanan hidup
Yang penuh terjang ombak
Terkadang masalah datang
Dan berakhir dengan kata 'tak apa'(Ayra Hafsah Azzahra)
***
Author povKehidupan Ayra hanya ada kata datar meski tak memiliki banyak teman di kelasnya, terkadang ia juga akan hidupnya di sekolah.
"Tuh lihat Ayra jarang main sama kelas ini" ucap seorang cowok bernama Erza.
"Iya pasti main sama kelas mipa satu terus" ucap seorang cewek berambut pendek yang duduk di sebelah Erza yang bernama Nia.
"Lo gak mau coba deketin dia atau jadi temannya???" ucap Intan yang duduk berhadapan dengan Nia.
"kalau gue sih ogah" ucap Akbar yang berada di samping Intan.
Ia mereka sedang duduk bersama sambil membicarakan Ayra sedang merereka tak tau bahwa si empunya nama sedari tadi mendengarkan tapi ia tak mau marah karena memang yang dikatakan mereka benar.
Bukan, Ayra tak mau mempunyai teman sekelas tapi Ayra susah bergaul kecuali dengan seseorang yang mengajak kenalan duluan atau teman sahabatku.
Meskipun Ayra sudah mulai akrab dengan mereka tapi Ayra tau kalau kedekatan mereka dan Ayra tak seperti kedekatan Ayra dan yang lain.
"Ay! Ayo sini!!" panggil Ifa dari kelasnya.
Kelas Ayra dan Ifa hanya di batasi oleh kelas Sinta yaitu mipa 2. ayra yang dipanggil langsubg berjalan kearah Ifa tanpa peduli sekelilingnya.
"Kamu ngapain di situ sendiri mendingan kamu main bareng kita" ucap Ifa pada Ayra yang sekarang telah duduk bersama Lisa juga Febi.
"Iya" ucap Ayra pada mereka.
Merka hanya bercerita dan saling membagi kenangan saat sekolah dulu apalagi Ifa yang sangat antusias.
Bel berbunyi menandakan bahwa mereka harus memasuki kelas dan di situ Ayra seperti tak berminat untuk balik kekelasnya.
***
Ayra pov"Aku pergi balik dulu kekelas ya! " ucapku sambil berjalan dengan pelan.
Sebenarnya aku betah dikelas Ifa tapi kenapa aku harus beda kelas dengan ifa. Yah, bagaimana lagi kalau udah takdir."Ay!! lo sendirikan??? Bareng kekelas ya!! " ucap Vina dari belakangku.
"Ayo! " ucapku dengan nada yang tak semangat.
"Lo bawa hati perkataan anak-anak di kelas ya!?" tanya Vina sambil berjalan dengan santai meskipun kami sudah dekat dengan kelas.
"Gak sih! Bener apa kata mereka, meski aku ngelak tapi kenyataannya gitu mau gimana lagi? " ucapku pada Vina.
"Beners sih, tapi lo tau gak??-" ucapnya terpotong olehku.
"Gak" potongku dengan singkat padat dan jelas. Kami berhenti di depan kelas dan duduk di teras kelas karena guru yang akan mengajar sedang tidak hadir karena suatu masalah.
"Gue belum selesai ngomong lo udah motong pembicaraan gue, bagaimana lo tau gue mau bicara apa?" ucap Vina kesal sedang aku hanya menatapnya aneh.
"Gue habis di tembak pas di kelas logak ada yah gak asik" ucap Vina dengan senangnya membuatku tambah heran.
"Kalau kamu di tembak kok masih hidup sih?" tanyaku padanya.
"Bukan di tembak gitu nong!!! " geramnya padaku. "maksudnya itu dia nyatain perasaan di ke gue!!" lanjutnya sambil melihat kearahku sedang aku melihat dia seperti ada semburat merah muda di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Rasa (SLOW UPDATE)
SpirituellesCinta bisa menjadi anugerah dan cobaan dari Allah untuk kita, begitupun juga cinta Ayra untuknya? Bisa menjadi anugerah maupun cobaan. Entah yang mana itu??? Apakah anugerah atau cobaan??? *** Silahkan baca ya jangan lupa vote dan komen gratis...