Aku melihat buku dari covernya.
Aku melihat handphone dari cassingnya.
Aku melihat semua dari awalnya.
Tapi aku belum menyadari.
Bahwa kita harus melihat sisi lainya juga.
(AHA)***
Ayra povAku berjalan melintasi koridor sekolah baruku, setelah mengalami MPLS yang sangat tidak kusukai.
Sebenarnya tak ada niatanku untuk bersekolah di sekolah ini, tapi orang tuaku yang memaksaku masuk sekolah elit ini.
Ketidaksukaanku bukan karena aku tak mampu membayar sekolah ini tapi, aku mmeman telah memilih pondok yang akan ku jadikan tempat menjari ilmuku.
Tetapi skenario yang kubuat telah diubah oleh sang maha pencipta aku hanya mahlukNya yang dapat berencana.
"Ay....!!!!" Teriakan itu adalah ciri khas dari sahabat smpku dia Sarifa Arsy Adelia sahabat di smp pindahanku.
"Inget Fa salamnya..." ucapku yang sudah ada di depannya.
"Iya... maaf lupa, assalamu'alaikum" ucapnya sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya ya ini kebiasaan smpku yang di terapkan oleh wali kelasku.
"Wa'alaikumussalam Fa..." ucapku tersenyum sambil membalas uluran tangannya.
"Kan hari ini pembagian kelas yuk lihat...." ucapnya sedang aku hanya mengagukkan kepalaku.
Kami berjalan sambil menceritakan liburan yang kami lewati sebelum MPLS meski aku satu regu dengan Ifa tetapi aku dan dia duduk terpisah karena para osis menyuruh duduk berpasangan cowok-cewek.
Kami tiba dilapangan dan disana ada satu sahabatku lagi namanya Sinta Adelia Putri yang sedang berbaris sambil mengayunkan tanganya agar kamu kesana.
Kami pun pergi mendatangi Sinta walaupun banyak cowok yang melihatku dan Ifa dengan tatapan yang entah tau apa itu.
Tinggi badanku dengan mereka berudua lebih tinggi sedangakn mereka berbeda beberapa centi membuatku hatus berjalan di tengah mereka.
"Tumben udah baris aja..." ucap Ifa membuatku terkekeh geli.
"Mau aja..." ucapnya dan kamu mengangguk tak ada berbucaraan apapun.
Sekarang guru menjelaskan tentang peraturan sekolah dan yang lain, aku hanya menatap bosan disini banyak cowok yang berjongkok, meneduh berbicara satu sama lain seperti yang dilakukan Ifa dan Sinta sedang aku tak tau harus apa.
"Semoga aku masuk kelas IPA, gak papa walau kelas terakhir yang penting IPA" Ucap Ifa.
"Iya Fa aku juga pengen masuk IPA, gak papa deh kalau IPA terkhir..." ucap Sinta juga.
Aku hanya berdoa dalam hati semoga aku masuk IPA meskipun aku tak menginginkan sekolah disini tetapi aku harap aku bisa masuk IPA.
"Silahkan cari nama kallian dan langsung kekelas masing-masing" ucap bugru itu yang aku tak tau siapa namanya.
Kami pun mencari nama kami masing-masing dan aku menemukan namaku di kelas X Mipa 3 kelas terakhir. Sedang Ifa berada di kelas Mipa 1 dan Sinta di kelas X Mipa. Walau begitu di kelas yang kamu tempati ada beberapa siswa yang berasal dari sekolah asal kami.
***
Kelas😑😑Kami memasuki kelas yang berantakan dan membersihkannya ternyata ku tak kebagian tempat duduk dan berakhir harus duduk di pojok kanan belakang.
Meski begitu aku tak terlalu peduli sekarang kami harus memperkenalkan nama masing-masing yang di mulai dari pojok belakang kiri dan akhirnya aku.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu, perkenalkan nama saya Ayra Hafsah Azzahra biasa di panggil Ayra asal SMPN 1 Jakarta Selatan.." semua menatapku seperti aneh, mungkin karena aku memperkenalkan diriku dengan cepat.
Dan bu Eka ya dia wali kelasku di kelas 1, keluar setelah memperkenalkan kami masing-masing. Entah kenapa seorang siswi yang duduk tepat di depan guru yaitu depan barisanku memanggilku untuk bertukar tempat aku pun segera mengaggukkan kepalaku, karena aku tak terlalu suka duduk di belakang.
'Teman sekelasku aneh' batinku
karena banyak yang tidak seperti dugaanku dan aku hanya menghiraukan mereka saja karenaaku hanya di sini karena kemauan orang tuaku, hanya satu tujuanku yaitu lulus.***
Hari demi hari berganti aku mulai akrab dengan teman sekelasku kecuali para cowok, aku bahkam tak tau nama mereka meskipun di setiap pelajaran di berikan waktu untuk berkenalan aku tetap tidak tau dengan nama mereka.Meskipun aku sudah mulai akrab dengan teman sekelasku aku tetap akan bermain dengan Ifa di kelasnya sampai-sampai anak dari Mipa 1 menghafal namaku jarena sering bertamu di kelas mereka.
Tapi juga ada seorang anak yang selalu membuatku kagum dengannya yang tak lain namanya Alvina Putri Maulidia. Dia orang yang ingin kujadikan rival walau dia tak tau akan hal itu tapi ya dia akan menjadi rivalku, apapun terjadi.
Sekarang dudukku bukan lagi didepan melainkan didepan murid yang bernama Arga Mauladan Dirgantara, semua memanggilnya Arga. Dan diampingnya adalah Alvina yap aku memanggilnya Vina kami akrab seperti sahabat yang sudah lama tak bertemu.
"Ay.....!!!" Panggil Vina membuat konsentrasiku buyar karena aku sedang fokus dengan tugas Matematika Wajib/ Umum.
"Astagfirullah Vin, ada apa???? Why...???" Ucapku yang geram karena tingkahnya. Diawal pertemuan kurasa Vina adalah anak yang cool, pendiam, cerdas dan lain sebagainya tetapi dugaanku salah ketika aku telah berteman baik dengannya.
"Sorry, gue mau nanya nih Ay. Cerita di wattpad yang bagus apa aja, gue bingung soalnya...." ucapnya kepadaku sedang seseorang dibelakangku sepertih terkekeh melihat ku dan Vina.
"Kamu cuma nanya itu...???" Ucapnya mengangguk.
"Nanya aja sama yang lain aku sibuk...." ucapku dan melanjutkan tugas matematikaku walaupun dikumpulkan dipertemuan lagi.
"Ayolah Ay, aku mohon..." ucapnya dengan puppy eyesnya.
" 'Cinta di langit biru' puas...??? Sekarang jangan gangu aku lagi sebelum tugasku selesai..." ucapku langsung mendapat gelak tau dari cowok yang duduk didepanku, Arga, dan Vina karena cuma mereka yang berada di kelas.
Entah apa yang sekarang mereka pikirkan padaku. 'Ah, lupakan saja ayo Ay kurang beberapa tahun lagi kamu lulus batinku.
Semenjak aku memasuki Sma ini banyak sekali hobby yang tak pernah kusangka mulai dari membaca buku sampai-sampai aku dipanggil maniak buku, fotografer, gamers, kpopers, dan novelis dan banyak lagi.
Entah apa yang membuatku seperti ini, tapi aku tetap fokus ke awal tujuanku aku tak ingin keluar dari zona nyamanku.
Dan di sinilah serta inilah aku orang yang diawal selalu menilai orang lain dari luar bukan dari hatinya, sekarang aku sadar akan hal itu.
***
Semoga suka bye, aseef author gak selalu bia up karena author udh kls 3 jadi sibuk.
8/maret/2020
(Rainshadow)
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Rasa (SLOW UPDATE)
EspiritualCinta bisa menjadi anugerah dan cobaan dari Allah untuk kita, begitupun juga cinta Ayra untuknya? Bisa menjadi anugerah maupun cobaan. Entah yang mana itu??? Apakah anugerah atau cobaan??? *** Silahkan baca ya jangan lupa vote dan komen gratis...