Persahabatan adalah tingkatan tertinggi pada pertemanan
(Ayra)
***
Ayra povHari ini aku berangkat sendiri sudah terhitung beberapa minggu, bukan karena apa?? Bang Ahmad enggan mengantarku.
Jika kalian ingin tau, dia enggan mengantarku karena teringat kejadian beberapa minggu lalu.
Flashback on
"Abang!!!" Teriakku membuat bang Ahmad langsung memberhentikan mobil dengan mendadak.
Membuat kepalaku dan bang Andre trbentur mengakibatkan lecet yang tidak terlalu parah.
"Bang kok berhenti mendadak sih, lihat kepala gue nih, lecetkan" Kesal Andre sambil menunjukkan kepalanya yang luka.
"Lo kalau kesal jangan ke gue donk, tanyain adek lo tuh ngapain teriak!!" Ucap bang Ahmad dengan kesal.
"Dia adek lo juga bang!!" Balas bang Andre. "Ngapain sih dek teriak, kan pala abang bukan besi jadi kalau kenapa-napa gimana???" Ucap bang Andre padaku dengan wajah kesalnya.
"Peach bang" ucapku sambil memperlihatkan dua jariku membentuk 'V'.
"Ngapain juga sih dek teriak???" Ucap bang Ahmad.
"Obatku ketinggalan di kelas tambahan" ucapku pada mereka.
"Astagfirullah adek, adek. Kalau bukan sepupu gue paling gue tenggelamin lo kelaut" ucap bang Andre sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Awas lo kalau mau tenggelamin adek gue, lo yang gue coret dari keturunan keluarga" ucap bang Ahmad dengan sinisnya " kamu juga dek, cuma gara-gara obat sampai teriak, untung aja gak kenapa-napa" ucap bang Ahmad menasehatiku.
Setelah perdebatan tadi kambi kembali kesekolah, untuk mengambil obatku yang tertinggal.
Flashback off
Aku berjalan dengan pelasn menuju kekelasku, sambil melirik kelapangan basket yang bangyak genangan airny.
"Ayra!!!" Teriak orang di belakangku, membuatku harus berhenti dan menoleh kebelakang.
"Tumben belakangan ini lo fak dianterin abang lo" ucapnya setelah sampai di sebelahkau, dia adalah Vina.
"Kamu ngefans ya sama aku, sampai tau aku gak diantarin abangku" ucapku dan melanjutkan perjalanan menuju kelasku meninggalkan dia.
"Ternyata lo bisa kepd.an juga ya" ucapnya sambil menyamai langkah kakiku.
"Pd itu perlu, gak semua orang bisa nunjukin itu" ucapku padanya dengan mata yang masih fokus kearah depan.
"Bener juga sih, tapi lo jarang nunjukin aja" ucapnya lagi padaku, membuatku terkadang jengah, ternyata orang yang aku kira berwatak dingin bisa secerewet ini.
Benar, kita tidak boleh menilai seseorang dari luarnya saja, tetapi juga dalamnya.
"Tumben kamu gak bareng Dimas, putus ya???" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.
"Lo nyumpahin gue putus sama dia!!" Teriaknya tepat di telingaku, membuat telingaku berdengung.
"Aku nanya bukan nyumpain Vina" geramku untung saja aku telah tiba di kelas.
"Ooo..." ucapnya akupun langsung duduk sedangkan dia setelah menaruh tasnya pergi kearah luar.
Dikelas aku hanya sendiri entah kemana yang lain, tapi saat ini aku hanya ingin ketenangan.
Aku pun pangsung menelungkupkan wajahku di kedua lenganku, sambil menutup mataku.
Stelah beberapa menit berlalu, suara-suara mulai terdengar membuatku harus menghela nafas kasar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Rasa (SLOW UPDATE)
EspiritualCinta bisa menjadi anugerah dan cobaan dari Allah untuk kita, begitupun juga cinta Ayra untuknya? Bisa menjadi anugerah maupun cobaan. Entah yang mana itu??? Apakah anugerah atau cobaan??? *** Silahkan baca ya jangan lupa vote dan komen gratis...