SR : 5. Rain

1 0 0
                                    

Hujan mulai turun.
Membawa sekeping rindu.
Dari sebuah perasaan yang tak tentu.
Menjadi sebuah rasa yang utuh.

(Ayra)

***
Ayra pov

Hari ini aku sedang mengikuti kelas tambahan, entah mengapa tapi aku juga tak tau. Bang Andre yang menyuruhku untuk ikut.

Katanya 'kamu itu harus ikut kelas tambahan, biar kepintaranmu gak percuma' itu ucapannya saat aku bertanya kepadanya.

Emang apa urusannya pintar dengan kelas tambahan??? Aneh, tapi itu nyata. Untung saja bang Andre sepupuku kalau bukan udah habis dia.

Aku juga heran kepapa semua yang di kelasku didominasi kakelku (kakak kelasku), dan pelajarannya juga juga berbeda dari yang ku pelajari.

"Besok kelas diliburkan untuk sementara" ucap guru pembimbing kami dan dianggukan oleh semua yg ada.

Akhirnya guru itupun keluar termasuk kami kecuali aku, aku menunggu dengan sabar sampai kelas terlihat kosong dan berjalan keluar.

Aku berjalan menyusuri lorong yang sangat sepi, tak sengaja aku melirik ke bawah tepatnya lapangan basket.

Aku melihat sosok yang tak asing dimataku, benar saja di adalah Arga, kak Ilham. Aku teringat bahwa anak basket, dan PMR sedang latihan jangan lupakan OSIS yang mengadakan rapat.

Akhirnya aku sampai di gerbang, tiba-tiba saja hujan turun dengan lebatnya, entah mengapa ia turun tanpa aku sadari.

Aku pun berlari, menuju halte yang dekat dengan sekolahku. Hujan turun dengan lebat aku hanya dapat melihatnya.

Tanpa aku sadari bukan aku saja yang ada di sini tapi ada 2 orang lagi, menatapku seakan keheranan.

Bagaimana tidak saat yang lain menggerutu karena hujan, aku tersenyum melihatnya, sampai-sampai aku terlupa akan sebuah doa ketika hujan turun.

Aku mengankat kedua tanganku, karena aku tak ingin melewatkan waktu ini.

'Allahumma Shoyyiban nafi'an'

'Yang artinya : Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat'

Dengan suara yang kecil, dan langsung ada yang menepuk pundakku membuatku menoleh kearahnya ternyata bukan dia saja tetapi ada seorang lagi.

"Lo ngelakuin apa??" Ucap cewek dengan rambut sebahu.

"Gak kok" ucapku padanya.

"Lo kayak suka banget sama hujan" ucap cewek berambut ponytail (bener gak nih tulisannya).

"Iya, aku suka banget. Kayak hujan itu membawa segala ketenangan" ucapku pada mereka "oh, aku lupa kenalin aku Ayra kelas mipa 3" ucapku memperkenalkan namaku.

Tuk

"Auw...!!" Ringisku karena dahiku di ketuh oleh perempuan beramput ponytail itu.

"Lo gak kenal kita" ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.

"Kita sekelas, masak lo gak tau?? Gue Alina panggil aja Lina atau Alin" ucap Lina mengenalkan dirinya membuatku kaget.

"Gue Nisa, gua ama Lina udah tau nama lo. Lo aja sih yang kadang sering ngilang dari kelas, jadi jarang gabung bareng kita." Ucapnya membuatku meringis karena kelakuanku sendiri.

"Bener tuh, kita sering bilang Vina biar ajak lo gabung. Tapi dia selalu bilang lo sibuk, padahal gue tau lo kadang risih di kelas soalnya anak-anak sering bicarain lo" ucapnya padaku.

"Gak kok, bukan gitu" ucapku mengelak dari ucapan Lina.

"Percuma lo ngelak kalau bener" ucap Nisa, aku hanya menghela nafasku panjang.

Mubgkin benar kata mereka, aku juga tak bisa mengelak. Karena semua itu pengalihanku, aku pun kembali melihat hujan yang masih mengguyur kota ini dengan lebat.

"Gue tau, sebenarnya lo itu pengen banget deket sama anak kelas. Tapi yang ngebuat lo jauh itu, cuma sifat mereka yang ngebuat lo nempatin diri lo di tempat yang pas menurut lo"

"Bener kata, Lina. Seharunya lo gak mikirin ucapan mereka, ingat jangan melihat dari covernya aja, menurut gu lo tuh humble, and care dengan yang tapi mereka aja yang ngelihatnya beda" ucap Nisa menambahkan.

"Dari mana kalian tau aku kayak gitu??? Aku aja jarang banget ada di kelas" ucapku pada mereka.

"Dari lo deket banget sama anak kelas lain gue bisa nyimpulin itu semua" ucap Nisa sekali lagi.

"Lo harus percaya sama sifat dan sikap lo Ay, lo sebenernya gampang deket sama yang lain. Tapi lo nya aja yang gak nyadar" ucap Lina membuatku terkejut.

"Ah... udah dulu, kita bali bye!!" Ucap mereka dan pergi meninggalkanku sindiri dengan hujan yang menemani.

Ah, jangan pikirin itu lagi. Biar waktu yang menjawab semuanya. Tiba-tiba ada motor yang berhenti tepat di depanku.

Terlihat seseorang menuruni motor itu, dan benar saja dia orang yang kutau, dia abang Andre.

"Kamu belum pulang???" Tanya bang Andre yang menghawatirkanku.

"Abang kan lihat aku di sini, ya berarti aku belum pulanglah" ucapku Ketus, entah mengapa moodku sedikit berantakan.

"Iya... iya.. sorry, ketus banget sih neng" godanya ngebuat aku memutar bola mataku.

"Bang, abang tau hujan loh" ucapku dan membuat dia mengangguk.

"Iya dek, tenang banget hati abang" ucapnya, kami memang pencinta hujan.

Kami memang tak ibgin melewati anugerah dari Allah, kecuali bang Ahmad. Dia tidak terlalu menyukai hujan karena masa lalunya.

"Abang, arti hujan menurut abang apa??" Tanyaku padanya. Aku paling senang mendengar arti hujan dari bang Andre mesku selalu berubah-ubah.

"Menurut abang sih, hujan gak semuanya air" ucap bang Andre menbuatku terheran-heran.

"Kalau bukan Air kenapa kita bisa basah kalau terkena hujan??" Tanyaku padanya.

"Karena kandungan hujan 1% adalah air" ucapnya terhenti " sisanya adalah kenangan" membuatku terkekeh.

"Abang bucin wkwkwk..." tawaku keluar.

"Menurut kamu sendiri hujan itu apa???" Tanyanya balik padaku.

"Menurutku hujan pengusir semua beban yang ada di hatiku, walau membawa masalalu yang menyakitkan" ucapku menarap sendu kearah hujan , membuat bang Andre mengelus kepalaku yang tertutup jilbab panjang (aku lupa bilang kalau Andre itu sepupu sekaligus saudara sesusu sama Ayra ok!!).

"Udah jangan pernah lihat kebelakang, sekarang kamu harus fokus kemasa depan ok!!" Ucapnya menenangkanku.

"Dek!! Cepat masuk" ucap seseorang yang sedang mengendarai mobil.

Aku tau itu adalah bang Ahmad, tidak biasanya dia keluar rumah saat sedang hujan.

Padahal setiap hujan dia akan tetapa berada di rumah, tanpa ingin keluar untu bertemu hujan.

"Bang gue nebeng ya???" Ucap bang Andre dan diangguki oleh bang Ahmad.

"Bukannya abang bawa motor??" Tanyaku padanya.

"Gapapa, nanti biar di bawa temen" ucapnya padaku.

"Kalian mau tetap disitu atau masuk" ucap bang Ahmad dengan dinginnya. Dan akhirnya membuat aku serta bang Andre masuk kedalam mobil.

Aku tau bang Ahmad selalu berharap tidak akan ada hujan, menurutnya hujan adalah hal yang harus di jauhi.

"Abang!!!!!"

****

Ayo ada apa nih???

Kalau mau tau terus baca ya !!

Jangan lewatkan ok 😉😉😉

Jangan lupa vote, comment and share ya serta follow biarauthor tanpa semangai oke para reader's ku

(Rshadow : Rabu, 9 juni 2021)

Serpihan Rasa (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang