Ayra pov
Sudah beberapa bulan aku bersekolah tapi tetap saja aku ingin cepat pergi dari sekolah itu.
Meskipun sekarang aku sudah memiliki banyak teman dan terkadang sering bermain dengan teman kelasku tapi tetap saja aku tidak terlalu nyaman di sekolah itu.
"Ay!!! PR lo udah belum??? " tanya Atika saat sudah duduk di sampingku. Ya, tempat duduknya bersebelahan denganku hanya di pisahkan oleh jalan ke bangku kami masing-masing (kalian taukan??).
"Udah" ucapku dengan singkatnya.
"Pinjem donk gue belum nih, lo tau kan bu Fitri oranganya kek gimana?? kalau dia tau gue belum selesai, gue bisa habis sama dia" ucapnya sambil membayangkan momen ketika guru matematika kami itu saat sedang marah.
"Nih, tapi kembaliin kalau udah selesai" ucapku sambil menyodorkan buku tugasku padanya.
"Oke! " ucaonya sambil tersenyum akupun membalas senyumannya dengan singkat.
***
IstirahatIstirahatpun tiba aku pun langsung mencari handphone ku karena aku ingin membaca novel elektronik ku.
Sebenarnya sih aku ingin sekali pergi ke luar untuk sekedar bermain atau tidak pergi ke kantin, tapi sayangnya aku malah membaca novel sambil memakan bekal yang kubawa.
Aku hanya membawa roti lapis yang umi buat untukku tadi pagi. Ah, aku baru menyadari kalau hanya ada aku di dalam kelas ini, hanya hal itu yang membuatku senang yaitu kedamaian.
Sedangkan Vina saat ini bersama Dimas yang membuatku harus menghembuskan nafasku kasar. Bagaimana tidak aku sudah bosan menceramahinya jika berpacaran itu dosa dan merugikan kedua belah pihak apalagi disini yang lebih dirugikan adalah vina.
Aku bersenandung irama solawat yang sering kudengar dengan earphone yang bertengger manis di telingaku dan mulutku sesekali bergumam.
"Ekhm!!" suara itu menggangguku ya semenjak tadi aku mendengarnya tapi tetap saja tak kuhiraukan.
"Lo kenapa sih Ay?? " ucap seseorang dari belakangku aku pun membuaka earphoneku dan melihat kesumber suara ternyata dia Arga.
"Aku kenapa??? " ucapku dan mencari orang lain di kelas ternyata hanya ada aku dan Arga membuatku harus beranjak dari kelas.
"Lo gak nyadar gue mulai tadi di sini??? " tanyanya dan di jawab gelengan dariku.
"Lo mau kemana?? " tanyanya melihatku sudah membereskan temoatku dan siap untuk keluar.
"Keluar, nih! Buat kamu" ucapku sambil menyodorkan salah satu roti lapis ku padanya.
"Thanks"ucapnya dengan tersenyum.
Aku pun keluar karena tak ingin berduaan dengan yang bukan mahromku, itu pertama kalinya bahiku berbicara dengannya.
***
Aku pun mencari tempat yang sesuai yang aku inginkan, meskipun di depan kelasku ada gazebo yang cocok tapu disana banyak murid yang memakainya.
Bukan hanya teman sekelasku tapi ada juga kelas lain temasu kakelku. Dan aku memilih perpus karena tempatnya sunyi walaupun sering dikunjungi siswa.
"Ay!! " teriakan seseorang membuat konsentrasiku pecah. Dan membuatku mencari sumber suara ternyata dia Vina.
"Tumben kesini??? " tanyanya padaku membuat aku harus menaruh telunjukku di bibirku tanda agar dia tidak berisi.
Suaranya tadi membuat kami menjadi sorotan seisi perpus, membuatku risih karena dilihatin seperyi itu.
"Sorry, aku tak sengaja" jawabnya dan dianghukan olehku.
"Jawab pertanyaanku yang tadi!" lanjutnya.
"Pengen aja, kamu ngapain disini tumben sendiri?? " tabyaku balik sambil sesekali membaca novel elektronikku.
"Nungguin Dimas yang nyari buku tentang teknik" ucapnya padaku dan diangguki
"vin baca ini deh" ucapku sambil menunjukkan handphoneku padanya
'4. Tingkatan zina
1. Zina Ain : memandang lawan jenis dengan perasaan senang.2. Zina Qolbi : memikirkan atau menghayal lawan jenis dengan perasaan senang dan suka pedanya.
3. Zina Lisan : membicarakan lawan jenis dengan perasaan senang kepadanya.
4. Zina Yadin : memegang tubuh lawan jenis dengan perasaan suka. '
"Iiih... !! Kamu kok ngasih lihat ini ke aku sih?!" ucapnya dengan nada bete.
"Kan ini ilmu, ilmu itu harus di bagi-bagi agar menjadi amal jari'ah " ucapku kepadanya sebenarnya sih aku ingin mengingatkannya akan dosanya pacaran, mungkin dengan cara ini hatinya bisa luluh.
"Udah deh aku mau pergi dulu" ucapnya dan pergi tanpa ingin melihatku, sedang aku hanya bisa menghela nafasku karena sikapnya.
Aku pun melanjutkan bacaanku, dibuku ini banyak yang menarik dan pengajaran didalamnya.
Walau kadang banyak orang yang tidak menyukainya tapi menurutku belajar dan mendapatkan ilmu bisa dari mana saja, bukan hanya dari guru dan orang tua. Tetapi juga dengan orang yang lebih muda, sebaya atau tidak yang lebih tua.
'Kriet!!!'
Bunyi bangku yang di sampingku tertarik, tepatnya bangku yang sudah di duduki oleh Vina.
Aku menoleh kearah suara tersebut membuatku terbelalak kaget, ternyata yang duduk di sebelahku adalah Putri. Meski kami kenal dan satu organisasi, apalagi kami berdua satu kelas.
Tetapi aku jarang berkomunikasi dengannya, bukan karena dia sombong ataupun yang lain tapi karena aku susah jika berkomunikasi dengan teman baru.
Itu adalah masalah terbesarku. Sebenarnya aku tipikal orang yang cerewet tetapi jika bersama dengan orang terdekat, lain halnya dengan orang yang baru aku cenderubg terkenl anak yang pendiam.
"Itu kenapa si Vina??? " tanyanya sambil melihat kearahku.
"Entah" ucapku padahal aku tau dia marah karena hal yang ku tunjukkan.
"Kamu gak mau masuk kelas?? Bel dikit lagi mulai loh! " ucapnya, akupun melihat jam tanganku benar saja kalau sebentar lagi kelas akan di mulai.
"Iya, aku sampai lupa" ucapku padanya sambil menepuk dahiku membuat dia tertawa.
"Mau bareng gak nih??! " tanyanya membuatku mengangguk tnda menyetujui ucapnya.
Kami berjalan kekelas sesekali Putri melemparkan pertanyyan ataupun lelucon membuatku terkekeh geli.
Sebelum aku mengenalnya, dia seperti orang yang mempunyai wibawa dan ketegasan sampai aku tau sisi lainnya yang membuatku tau. Bahwa dia adalah seseorang yang sangat humoris.
"Woi!!! Berhenti! "
***
Asaalamu'alaikumApakabar semua??
Siapa yang mau tau lanjutannya tungguin terus ya!!?
Jika ada kesalahan mohon di benarkan dengan cara komentar ya😊😊
(Rain Shadow : Minggu, 28 Febuari 2021)
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Rasa (SLOW UPDATE)
SpiritualCinta bisa menjadi anugerah dan cobaan dari Allah untuk kita, begitupun juga cinta Ayra untuknya? Bisa menjadi anugerah maupun cobaan. Entah yang mana itu??? Apakah anugerah atau cobaan??? *** Silahkan baca ya jangan lupa vote dan komen gratis...