Bagian 3 : Pertemuan

8 1 0
                                    

#Bisakah_Bahagia?

#Bagian_3
#Pertemuan

Setelah memarkirkan mobil ku,aku berjalan memasuki restoran yang begitu mewah dan mahal itu.Kulihat seseorang duduk memunggungiku sedang memainkan handphone nya. Mungkinkah dia orangnya? Ucapku dalam hati.

Sebenarnya aku tidak terlalu mengenal dia, aku cuma tahu namanya saja itu pun karena banyaknya karyawan Ayah yang selalu memuji keahliannya.Aku juga penasaran seperti apa dia,apakah persis seperti yang di bicarakan karyawan-karyawan Ayah?. Ku percepat langkah ku untuk segera menghampirinya.Tanpa basa basi,aku langsung duduk di depannya.

Tidak salah lagi jika banyak wanita di perusahaan Ayah mengidolakan dia.Dilihat dari sisi manapun ia terlihat begitu perfect.Seketika ia meletakkan handphone nya.Kulihat dia begitu gugup berada di depanku, namun tak ku hiraukan senyumannya.Tanpa aba-aba,ku mulai pembicaraan kami.

“ Kamu yang bernama Gavin itu?” . Ucapku sambil meletakkan tas ku.

“Iya.”

“Kamu tahu aku?”tanyaku padanya

“Ayra. Anaknya Pak Surya.”Balasnya melihatku

"Maaf,apa gak sebaiknya kita pesan makanan?" Ucapnya lagi

"Kamu sendiri aja, aku gak lapar."

Dia pun terdiam mendengar jawaban ku yang cukup ketus.Kemudian ku lanjutkan buka suara untuk bertanya lagi padanya.

“Umurmu berapa?”

“23 tahun.”

Aku tersenyum miris mendengar jawabannya. Persis seperti yang ku dengar dari karyawan lain,ia masih bocah.

“Kamu tahu umur ku berapa?”.

“27 tahun .”

“Dan kamu masih mau menikah dengan ku? " Tanyaku lagi

“Iya.” Ucapnya sesimpel itu.

Sebelumnya aku gak pernah berbicara tak sopan pada siapapun tapi karena mendengar jawabannya yang begitu mudah di ucapkan olehnya,aku begitu sangat marah padanya.

“Kamu itu lelaki bodoh,begok atau apasih? Kenapa kamu mau menikah dengan wanita yang lebih tua dari mu?” Ucapku mengatainya.

Dia masih menatapku.Bibirnya hendak mengatakan sesuatu namun langsung ku potong begitu saja.

“Ahh sudahlah, aku tak peduli dengan alasanmu. Tapi aku tahu kamu pasti terpaksa menerima keputusan ini karena Ayah adalah bos kamu kan?”

“Bukan.”

“Gini aja,sebelum semuanya terlambat kamu bilang saja kalau kamu terpaksa nikah dengan ku. Nanti aku akan bilang ke Ayah,biar pernikahan ini dibatalkan.”Ucapku sedikit membujuk nya

“Aku tidak bisa membatalkannya. Pernikahan ini murni karena keinginan ku juga.” Ucapnya menunduk

Ku tarik nafasku dalam-dalam.Aku begitu kesal dengan jawabannya.Segera mungkin ingin ku selesaikan pertemuan yang membosankan ini.

“Oke,kalau begitu mari kita menikah. Kita liat saja seberapa lama bertahannya pernikahan ini.” Ucapku membentak pada nya yang masih menunduk.

Aku pun beranjak dari tempat itu. Baru beberapa langkah, dia memanggilku.

“Tunggu mbak.”

Akupun membalikkan badanku  ingin tahu apa yang akan dia ucapkan.

“Aku akan buktikan kalau pernikahan ini  akan bertahan sampai kematian tiba.” Ucapnya berdiri yang menatapku dengan lekat.

Aku tersenyum miris mendengar perkataannya.Dia pikir kehidupan pernikahan itu seperti sinetron yang selalu harmonis dan bahagia.Tak ku ambil pusing dengan ucapannya, karena menurutku ucapannya itu hal sepele yg basi.

“Oke.Dan kamu juga gak perlu manggil aku dengan sebutan mbak,cukup panggil aku dengan namaku, karena sebentar lagi kita akan resmi menjadi suami istri” Ucapku tersenyum namun terpaksa.

***

Hari dan tanggal pernikahan kami sudah di tentukan yaitu besok.Dua minggu setelah pertemuan ku dengan Gavin hari  itu, Ayah malah mempercepat tanggal pernikahan kami.Jujur aku tak menginginkan pernikahan ini, tapi apa boleh buat.Aku tak bisa mengelak untuk menikah dengannya.

Ku langkah kan kakiku mengarah ke lemari.Kuambil satu foto yang telah ku simpan dari sebulan yang lalu.Di foto itu ku pandangi Adit yang sedang merangkul ku.Aku menangis sembari memeluk foto itu,rasanya sangat sulit untuk melepaskan orang yang ada di foto itu.

“Dit,besok aku bakalan nikah dengan orang pilihan Ayah. Aku harap kamu tidak marah pada ku ataupun pada Ayah. Karena ini satu-satunya cara agar aku bisa mengikhlaskanmu,Dit.” Ucapku menangis pada foto yang kini telah dibasahi air mataku.

Tanpa ku sadari Ayah datang menghampiriku.

“Ra,Ayah tahu pernikahan ini sangat berat untukmu.”

Aku masih menangis dengan foto yang kembali ku peluk.

“Ayah juga tahu kamu belum sepenuhnya melupakan Adit.” Ucap Ayah merangkulku

Akupun bersandar di bahu nya Ayah. “Bagaimana bisa Ayra lupa pada Adit yang sudah 7 tahun bersama dengan Ayra,Yah? Ayra sangat mencintai Adit.”

“Ayah tahu perasaan kamu saat ini,Ra. Tapi Ayah mohon buka hati mu untuk Gavin. Berhenti untuk menangisi Adit, Adit sudah tenang disana.Dan cobalah untuk belajar untuk mencintai Gavin,Ra.Ayah tahu kamu pasti bisa menjalani semuanya.”

Dengan sesenggukan aku mengangguk apa yang di ucapkan Ayah. Semoga apa yang di ucapkan Ayah benar-benar jadi kenyataan.

***

Maaf ya bagian 3 ini cukup pendek.Tapi Insyallah bagian 4 nya nanti akan lebih panjang.

Jangan lupa vote dan komentar nya ya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bisakah Bahagia ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang