Setelah mengalami peristiwa yang begitu menyakitkan, aku hanya berdiam diri di kamar.Keluar kamar pun hanya untuk makan dan itu pun karena disuruh Ayah.Setelah kejadian itu juga,aku jadi sosok pendiam tak banyak bicara.Setiap harinya teman-teman ku datang untuk menghibur,namun tak pernah ku tanggapi hingga membuat mereka jenuh dengan ku dan tak pernah datang lagi.
Hampir sebulan sudah Adit pergi,tapi aku masih belum bisa menerima kenyataan pahit ini.Aku jadi sosok yang tak terurus,berat badanku pun turun drastis bahkan aku sering pingsan.
Dan hal itu sering membuat Ayah ku khawatir.Seperti sekarang ini Ayah jatuh sakit .Ya aku tahu Ayah jadi sakit itu karena memikirkan diriku.Huufftt...Apakah aku terlalu egois ?.Dirumah sakit ini Ayah sedang dirawat.Kata dokter Ayah mengalami serangan jantung.Karena itu Ayah tidak boleh menerima hal yang membuatnya syok.
Aku menangis meratapi keaadaan Ayah.Aku menyesal membuat Ayah seperti ini.Perlahan mata Ayah terbuka dan melihat ke arah ku.Ayah pun mencapai pangkal rambut ku.
“Yah maafin Ayra.” Hanya kata-kata itu yang pertama keluar dari mulutku.
Ayah menggeleng lalu mengelus rambut ku.
“Ayra janji gak bakal buat Ayah gini lagi.Ayra gak mau kehilangan Ayah.” Ucapku sembari memeluk Ayah.
“Ra,boleh Ayah minta sesuatu? ”
“Ayah mau apa? Ayah mau ikan goreng kesukaan Ayah? atau Ayah mau jus apel hi..” belum lengkap jawaban yang ku ucapkan,Ayah langsung memotongnya.
“Bukan Ra.”
“Trus Ayah mau apa? Bilang aja Yah,pasti Ayra lakuin kok.” Ucapku dengan penuh semangat.
“Yakin bakalan dilakuin? ”
Ku anggukkan kepalaku sembari tersenyum pada Ayah.“Ayah ingin kamu nikah sama orang kepercayaan Ayah.”
Seketika senyum ku memudar mendengar pernyataan dari Ayah.Bagaimana mungkin aku menikah di keadaan seperti ini,belum lama ini Adit meninggal dan tentunya belum sepenuhnya aku mengikhlaskan kepergiannya di tambah lagi keadaan Ayah yang saat ini masih di rawat.Ku beranikan diri untuk bertanya pada Ayah.
“Si si apa orang itu yah?”
“Gavin.Kamu kenal kan?”
“Hah?..karyawan Ayah yang banyak di puji itu?”
“Ya betul.Kamu mau kan Ra?”
Aku terdiam sesaat.
“Katanya mau ngelakuin apa yang Ayah minta.Tapi ditanya malah diam.”
“Bukan gitu Yah.”
“Terus?”
“Emang dia mau nikah sama Ayra? Ayra kan lebih tua dari dia,yah.”
“Kamu tenang saja,nanti Ayah bicarakan sama dia.”
Aku kembali mengangguk,mengiyakan perkataan Ayah.
“Kamu tolong panggil Sekretaris Han,Ra.Suruh masuk,Ayah mau ngomong sama sekretaris Han.”
“Iya Yah.”
Setelah menyuruh Sekretaris Han masuk.Aku keluar dari rungan itu untuk menenangkan perasaanku.Aku tak tahu apa yang dibicarakan Ayah dan Sekretaris Han,mungkin membahas masalah perusahaan pikir ku.
Ku langkah kan kaki ku ke toilet.Di toilet aku menangis seorang diri.Aku bingung harus bagaimana,di satu sisi aku belum siap untuk menikah setelah kejadian hari itu.Di sisi lain,aku gak mau buat ayah kecewa.Dan lebih parahnya lagi aku akan menikah dengan orang yang lebih muda dari aku.Huufftt,Kabar buruk apalagi kah ini?
Setelah serasa lebih tenang,aku kembali ke ruangan tempat Ayah dirawat.Ku lihat Ayah dan Sekretaris Han masih berbincang-bincang.
“Dari mana Ra?” tanya Ayah
“Dari toilet Yah.” Ucapku menyembunyikan mataku yang terlihat bengkak karena menangis.
“Oh iya Ra.Ayah sudah bilang ke Sekretaris Han kalau kamu dan Gavin perlu untuk bertemu.Nanti Sekretaris Han akan atur jadwal pertemuan kalian.”
“Iya Yah.” Ucapku singkat.
***
Hari ini rencana nya Ayah sudah diperbolehkan pulang.Segera ku ambil tas dan segera melaju ke rumah sakit.Belum sampai ke tujuan,Sekretaris Han menelepon ku untuk tidak datang kerumah sakit melainkan datang ke sebuah restoran yang cukup mewah.
“Hallo,kenapa Pak Han?”
“Sebaiknya mbak Ayra tidak usah datang ke rumah sakit. Pak Surya menyuruh Ibu datang ke Restoran Amuz Goermet.”
“Kenapa aku harus ke restoran? Aku kan mau jemput Ayah.”Ucapku penasaran
“Maaf mbak, ini perintah dari Pak Surya.” Ucap Sekretaris Han.
“Terus Ayah gimana?”
“Biar saya saja yang antarkan Pak Surya pulang,mbak .”
Aku mulai kepikiran,mungkin kah aku akan bertemu dengan karyawan Ayah itu.
“Ke restoran mau ngapain sih pak?” Ucapku bertanya lagi pada Pak Han.“Seperti yang sudah di bilang Pak Surya, hari ini adalah jadwal bertemunya Mbak Ayra dengan Pak Gavin. Pak Gavin juga sudah stand by di sana mbak.”
Dugaan ku tepat,aku akan bertemu dengan lelaki itu.
“Bisakah pertemuannya di undur,pak?”Pak Han tiba-tiba memutuskan sambungan teleponnya. Ahhh, ku lemparkan begitu saja handphone ku kesebelah jok tempatku duduk , aku merasa begitu kesal dengan hal ini.
“Kenapa harus menikah dengan lelaki bocil sih? Kenapa harus menikah di keadaan seperti ini?” Ucapku kesal pada diri sendiri.
Tak ada yang bisa ku lakukan. Dengan terpaksa, ku laju kan mobil ku kearah restoran yang disebut Pak Han.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bisakah Bahagia ?
RomansDunia pernikahan bukan selalu bercerita tentang yang indah,ada kalanya harus menerima kenyataan pahit dari dunia pernikahan. .Seberapapun usaha mu untuk membuatku luluh,namun nyatanya hanya 0,1% peluang keberhasilan mu. ~Azkayra ~ Walaupun cuma 0,1...