Selesai

51 8 0
                                    

8 februari 2017

Venti berlarian di koridor sekolah dengan tergesa-gesa dengan raut wajah yang begitu panik. Ia mencari El.

"Eh, li-liat El nggak?" Tanya Venti terbata-bata pada seorang siswa berkaca mata bulat.

"Ng-nggak k-kak." Jawan anak itu menunduk. Takut-takut ia akan terkena amukan Venti.

Venti terus berlari mencari keberadaan El. Ia tahu, sahabatnya itu sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Bagaimana nasip hubungan El dan Muel yang begitu uwu menurutnya.

**

"Jangan, please!" El menangis memohon kepada Gafur yang hendak menghantam wajah tampan Muel.

"Jangan pukul dia, nanti aku benci kamu Gafur!" Sambungnya dengan nada tegas.

Rahang Gafur mengeras menatap Muel yang dibela oleh El. Jika bukan karena El, ia sudah menghajarnya habis-habisan.
Persetan dengan tali pertemanan mereka. Ia sangat membenci orang-orang yang menyakiti El.

Gafur melepaskan cengkramannya dari kerah baju Muel. Sedangkan Muel hanya terdiam menatap El. Wanita itu begitu berharga, dan sangat dicintainya. Hanya saja, kebodohannya membuat ia harus kehilangannya.

"Ka Felix, Gafur, udah aku gak apa-apa! Dengan kalian hajar dia, aku nggak bakalan dapat apa-apa. Justru dengan begini, aku bisa sadar dan tahu, kalau dia bukan yang terbaik untuk aku."

Perkataan El berhasil menembus dasar hati Muel dan menetap di sana. Ia tersenyum miring  seolah mengejek dirinya sendiri.
"Bukan yang terbaik ya?" Tanyanya pelan sehingga tak didengar oleh yang lainnya.

El menunduk diam dan sesaat setelahnya ia pergi meninggalkan ketiga lelaki itu.
Ia pergi, ia tak mau menatap Muel lebih lama lagi. Jika tidak, takut-takut jika keputusannya ia rubah kembali dan menyakitinya lebih dalam lagi.

Cukup sudah, mungkin hari ini adalah lembar terakhir dari cerita bahagia yang ia tulis. Bukan El. Tetapi wanita lain yang jauh lebih baik darinya. Siapapun itu, El hanya berharap jika wanita itu mampu mencintai Muel sebagai dirinya.

**

"Jangan coba-coba deketin El, yang ada dia malah makin sakit!" Ungkap Gafur tajam kepada Muel. Sambungnya, "Tau kan, kamu bukan yang terbaik buat El!"

Muel tersenyum miring mendengarnya. Ia tahu, sangat tahu bahkan. Jika ia bukan yang terbaik untuk wanita itu. Dia hanyalah pria brengsek yang entah mengapa berani sekali mengambil hati seorang wanita, dan setalahnya ia patahkan. Menyesal? Tentu saja, lantas apa lagi? Wanitanya telah meninggalkannya sebab ulahnya sendiri.

"Jangan berani ngambil hati cewe, kalau gak bisa jaga!" Timpal Felix yang sedari tadi diam.

Keduanya lantas pergi meninggalkan Muel yang tampak kacau. Ia memikirkan cara untuk meminta maaf, lagi dan lagi kepada El agar memaafkannya. Hanya saja, rasa takut dan malu itu tetap saja bersarang bahkan menyelimuti hatinya. Ia bahkan merasa asing terhadap dirinya sendiri.

"Bukan Muelnya El lagi, tapi Muelnya Febi." Ucap Febi tiba-tiba. Ia menghampiri Muel, dan langsung bergelayut manja di lengan kekar milik Muel.

Muel dengan cekatan melepas kasar tangan Febi yang merangkulnya mesra dan berseru, "Lepas!"
Sontak saja, Febi terkejut melihat perlakuan Muel. Ia tahu, jika hal itu karena ulahnya yang memisahkan Muel dan El. Tetapi, ia tak pernah melihat Muel kasar padanya.

"Ta-tapi Muel,"

"Nggak usah pegang-pegang. Pergi kamu!" Bentak Muel kepada Febi dan langsung melangkah menjauh meninggalkannya.

Diam. Bagai patung Febi berdiri. Perlahan air mata yang sedari tadi tertahan akhirnya ia tumpahkan. Bayangkan saja rasanya dibentak oleh orang yang paling disayangi.

**

"Gila si El, cepet amat move on dari Muel?" Tanya Venti.

Venti yang pada akhirnya menemukan El yang sedang nangkring di kantin sekolah sembari memakan bakso, dengan heboh berlari menghampiri El.
Ia menanyakan perihal hubungannya bersama Muel, tetapi dengan santai El berkata jika keduanya yang telah selesai, tanpa ada hubungan apa-apa lagi. "Gak ada hubungan apa-apa lagi selain sebagai sesama umat manusia, udah." Katanya.

Tak ada yang tahu, sakit itu belum sembuh, bahkan belum setitik yang tertutup. Ia hanya terlalu pandai dalam menutup luka, itu saja.

Tak ada yang mencintaimu sebagai aku.
Dan tak ada yang membencimu sebaik aku.
EL.


Maaf ya, lama dan pendekk🙏😭
But, hope u like it💜

Muel & ElTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang