Mama

29 5 0
                                    

14 Februari 2017

Hari kasih sayang yah? Mungkin hari ini aku benar-benar merasahkan apa itu kasih sayang. Ah, tidak. Aku hancur.

"El, yang kuat ya."

"Turut berduka cita, El."

"Iklasin ya, El."

Pikirku, sepanjang hari ini aku akan menghabiskan waktuku bersamanya. Membuat kue bersama, mengganggu Ayah, dan aku akan berbaring di pangkuannya hingga terlelap. Mendengarkannya mengeluh soal segelas susu yang tak mampu kuhabiskan, perihal aku yang terlalu boros menggunakan uang jajan, dan juga tentang aku yang selalu kesiangan meski ayam jago telah berkokok lama.

Mama, dia terlalu istimewa jika kulukiskan hanya dengan kata-kata. Dia teramat sempurna untukku yang begitu ia cintai dengan tulus. Aku menyayangi dengan sungguh, hanya saja Tuhan lebih berhak atas dirinya dan mengambilnya pulang lebih cepat dari dugaanku.

"Yeri, jaga El baik-baik."

Itu ucapan oma saat berpamitan tadi.
Yah oma benar, sekarang hanya ada aku dan Ayah, tak ada Mama. Dugaanku, banyak yang akan berubah kedepannya.

Muel? Ah pria itu. Dia datang tentunya. Menguatkanku lewat pelukan hangatnya dan menggenggam jemari dinginku tanpa kata. Memang tak ada ucapan romantis dari wajah datarnya itu saat ini, tapi setidaknya dia ada dan menguatkanku.

Venti juga datang. Bersama Gafur dan Kak Felix juga Ari. Bahkan kata Venti, si cacing nangka juga datang. Tapi entahlah, aku tak tahu.

**

17 Februari 2017

Banyak yang berubah setelah kepergian Mama. Tak ada yang menyiapkan sarapan saat aku berangkat ke sekolah dan Ayah yang berangkat bekerja. Tak ada yang membangunkanku dari lelap tidurku, dan tak ada juga yang mengikat dasi Ayah di ambang pintu.

Ayah juga berubah. Tak ada lagi senyuman yang biasa aku lihat. Beberapa hari ini, Ayah selalu pulang larut dalam keadaan mabuk. Ayah memang suka minum, tapi saat acara-acara tentu saja. Tapi belakangan ini tidak begitu.

Kehidupan sekolahku masih berjalan normal, tak banyak perubahan. Hanya saja Gafur sudah pindah sekolah kemarin dan aku tak sempat menyampaikan salam perpisahan.

"Yah, nggak seru kalau nggak ada Gafur."

Venti itu, sebenarnya dia menyukai Gafur begitu juga sebaliknya. Hanya saja, keduanya terlalu gengsi untuk mengatakannya. Cinta memang rumit bukan?

**

Hari ini aku pulang dengan Muel. Ia hanya diam, tak berbicara sedikitpun. Bahkan saat menurunkan aku di depan rumah, ia tak berbicara apa-apa dan langsung pergi dengan motornya.
Sejak kepergian Mama, ia sama sekali tak berbicara denganku.

Kata siapa aku rela melepasnya. Hanya mencoba iklas dan pada akhrinya terbiasa tanpanya.
El.

Hope u like it💜

Muel & ElTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang