5

221 38 11
                                    

Beverly Hills.

" Kalian menjebakku " Tanya Snow menatap sengit dua orang didepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Kalian menjebakku " Tanya Snow menatap sengit dua orang didepannya.

" Kalian menjebakku " Tanya Snow menatap sengit dua orang didepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Serius itu rencananya! " Tunjuk Jeffry kearah Luhan.

" Sudah lah, kitakan bersahabat. Tidak baik menabuh perang terus menerus " Luhan menghela nafas.

" Benar, aku kan sudah bersunguh-sungguh merasa menyesal "

" Aku tidak perduli " Snow bangkit dari duduknya.

" Jadi bagaimana persiapan pertunanganmu? " Tanya Jeffry.

" Bukan kah sudah jelas, kataku waktu itu " Tatap Snow jengah.

" Tunggu soal apa ini? " Luhan yang tidak tau menau merasa penasaran.

" Dia akan memaafkanku jika aku berhasil menggagalkan acara pertunangannya " Kata Jeffry.

" Dia tidak tau saja berapa banyak orang yang dengan suka hati melakukannya " Gunam Jeffry pelan dan hanya bisa didengar Luhan disebelahnya. Luhan? Hanya mengeluarkan smirk sebagai respon.

" Kau mau pulang sekarang? " Tanya Luhan.

Luhan menanyakan itu karna Snow tampak gelisah.

" Kalian tau tidak temanku Abigail? "

Alis Luhan dan Jeffry kompak berkerut.

" Tidak, memangnya ada apa? " Tanya Luhan.

" Aku tidak bisa melacaknya sebulan ini " Kata Snow, raut wajahnya sarat akan kekhawatiran.

" Abigail? Tunggu apa nama keluarganya adalah Williams? " Tanya Jeffry.

" Benar, kau mengetahuinya? "

" Aku hanya pernah mendengarnya, karna dia terikat sebuah rumor "

" Rumor? Apa maksutmu? "

" Tunggu ini bukan seperti dugaanku kan? " Kata Luhan menengahi pembicaraan Jeffry dan Snow.

" Luhan, aku yakin kau juga pernah mendengar rumor itu " Kata Jeffry santai.

" Apasih yang kalian bicarakan " Snow melipat tangan didepan dadanya, ia kesal dua orang didepannya berbicara dengan kata ambigu.

Odette. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang