11

159 23 17
                                    

— Luxury Penthouse —

" Kau dimana? ".

" Eugh? ".

" Snow ".

" Hmm ".

" Dimana? ".

" Pent-house " Jawab Snow dengan suara parau.

" Aku kesana sekarang ".

" Hmm ".

Snow semalam bekerja cukup keras untuk mengelabuhi bodyguard barunya agar tidak mengikuti sampai ke penthouse. Seusai makan malamnya dengan Lukas, pria itu pun sempat bersikeras untuk mengantarkan Snow ke Aldebaran Mansions. Benar-benar merepotkan. Sampai ia berhasil kabur dari Lukas berkat bantuan tetangganya, Jason.

Ngomong-ngomong soal Jason, Snow juga tidak mengerti kenapa pria itu seolah menyelamatkannya disaat yang sangat tepat. Semoga Snow ingat untuk membelikan Jason kopi sebagai penebusnya.

Seusai berhasil mengumpulkan nyawanya, Snow termenung memandang lalu lintas yang ada dibawahnya dipinggir jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seusai berhasil mengumpulkan nyawanya, Snow termenung memandang lalu lintas yang ada dibawahnya dipinggir jendela.

" Agrhhh Luhan benar-benar menggangu tidur berhargaku " Keluh Snow.

Mau tak mau Snow harus bersiap karna ia pasti akan berakhir dengan diseret Luhan untuk pulang ke Mansions orang tuanya.

Ting ... Tong

Snow menghela nafas.

" Harus kah kau mengusik waktu indah ku? " Tanya Snow saat melihat batang hidung Luhan didepan pintu penthouse miliknya.

" Ini kan atas namaku " Jawab Luhan santai.

Snow melirik Luhan dengan tatapan membunuh.

" Kau sudah siap, wow kebetulan sekali " Kekeh Luhan.

" Iya! Aku mengantisipasi jika kau menyeretku pulang " Kesal Snow.

" Pintar sekali, aku memang akan melakukannya " Kekehan Luhan semakin menjadi.

" Diam lah aku sedang tidak mood " Peringat Snow.

" Iya, baik. Maaf-maaf " Kata Luhan mengalah.
" Mau kopi? " Tanya Luhan, bangkit ke mesin pembuat kopi otomatis.

" Tidak. Aku akan pergi ke Coffe shop nanti " Tolak Snow.

" Untuk? " Tanya Luhan penasaran.

" Harus kah kau tau semua yang aku lakukan? " Tanya Snow dengan ekspresi bingung.

Luhan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karna salah tingkah.

" Hm ya bukan seperti itu maksutku " Jawab Luhan pada akhirnya.

" Hahahhaha aku hanya bercanda, jika ekspresimu seperti itu orang bisa menganggapnya benar bahwa kau mengawasiku " Kekeh Snow.
" Aku hanya ingin mengajak bodyguard baruku untuk minum kopi sebentar " Tambahnya.

Odette. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang