5. STUDIO ATAS

89 10 0
                                    

Jungkook berlajan di belakang Jimin, menaiki tangga menuju studio atas, yang ternyata berada di lantai dua. Mereka memasuki salah satu studio yang sudah tersetting rapi mulai dari sofa, meja kecil dan properti pelengkap lainnya.

"Gue Jimin, masih 24 tahun, belum tua tua amat. Panggil gue kak aja ya? Jungkook?" sapa Jimin dengan senyum manisnya membuat kedua matanya membentuk garis lurus yang lucu.

"Oh, halo kak Jimin, saya Jungkook 19 tahun baru lulus kemarin hehe"

"Aduh Kook, pake lo gue aja ya? Biar lebih akrab, santai aja kalo sama gue. Oke?"

"Eh iya kak" jawab Jungkook canggung.

Apa benar lelaki pendek ini berusia 24 tahun? Jungkook masih tidak percaya, ia bahkan terlihat seperti siswa kelas 1 SMA.

"Eh udah dong liatin guenya, iya tau gue pendek hahahah" Jimin sepertinya menyadari bagaimana Jungkook menatap heran padanya.

"Eh? Enggak kok kak, gak maksud gitu" kini Jungkook yang merasa bersalah, ia menundukkan kepala malu atas apa yang telah ia lakukan tadi.

"HAHAHAHAH aduh dedek gemes, santai aja elah. Gue bercanda. Udah sini gue jelasin kenapa kok kita kesini." Jimin tertawa terbahak bahak melihat tingkah Jungkook yang mendadak malu dan terlihat merasa bersalah, ia mengajak Jungkook untuk duduk sebentar di sofa menjelaskan hal apa saja yang akan Jungkook lakukan disini.

"Jadi Kook, gue mau lo nyoba motret gue di studio ini. Lo pake segala properti yang udah ada. Pose, letak properti, lighting dll lo atur sendiri, disini anggep aja gue sebagai customer. Paham?" Jelas Jimin kepada Jungkook yang dijawab anggukan kepala pertanda paham atas penjelasan tadi.

"Lo bawa kamera sendiri enggak? Kalo enggak pake kamera studio aja, gue ambilin"

"Eh, gue bawa kok kak. Pakai punya gue aja" Segera ia mengeluarkan kamera dari dalam tasnya.

"Gue ambil trigger dulu ya, buat lightingnya" Jimin berlalu mengambil trigger, yaitu alat pemicu lampu flash agar menyala saat tombol shutter pada kamera ditekan.

Selagi menunggu Jimin kembali, Jungkook berkutat pada kameranya, ia mengatur setting kamera agar sesuai dengan pencahayaan di dalam studio.

Jimin kembali tepat setelah Jungkook selesai dengan kameranya, ia menerima trigger pemberian Jimin dan segera memasang pada kamera.

"Oke, sekarang gue bakal bergerak sesuai perintah lo" ucap Jimin kepada Jungkook.

Jungkook tidak begitu takut untuk tes ini, bahkan ia terlihat percaya diri karena ia sudah sering memotret BamBam atau Mingyu ketika berlatih untuk foto personal.

Jungkook dan Jimin menyelesaikan sesi pemotretan setelah satu jam berlalu. Jungkook berhasil memotret sebanyak 50 foto dengan berbagai pose dan semua properti ia gunakan dalam pemotretan, yang mana membuat Jimin kelelahan atas itu.

Jimin mengajak Jungkook turun ke bawah, menuju ruang produksi, disana semua proses editing foto dilakukan. Ruang produksi ternyata berdekatan dengan customer service, disana ada mesin cetak foto, rak berisi kertas foto juga perlengkapan lainnya dan lima komputer editing dengan nama pemilik yang ditempel pada layar monitor. Komputer pojok kiri bertuliskan nama Yoongi,, kemudian sebelahnya milik Hoseok, kemudian Jimin, dan dua sisanya tidak memiliki nama.

Jimin mengajak Jungkook untuk masuk ke dalam, di dalam tidak ada orang lain selain mereka berdua. Jimin menyuruh Jungkook memindahkan semua file foto tadi ke komputer yang paling ujung dekat dengan pintu masuk. Jungkook menurut, segera ia mengeluarkan memori dan memindahkan semua foto tadi ke folder yang sudah Jimin siapkan.

"Kook, lihat deh foto yang ini" Jimin yang berada di sebelah Jungkook menunjuk satu foto di layar monitor.

"Kenapa kak?" tanya Jungkook heran.

"Lo tau gak salahnya dimana?"

Jungkook memiringkan kepalanya, merasa tidak ada yang salah pada foto hasil jepretannya tadi.

"Enggak ada tuh kak"

"Sini gue kasih tau, jadi lo salah ambil anglenya Kook. Coba lihat, pose gue keliatan natural gak? Enggak kan, nah soalnya angle yang lo ambil salah. Lihat, kaki gue kaku banget kek kanebo kering"

Jungkook mulai paham penjelasan Jimin.

"Kalo lo nyuruh model pose senderan di sofa terus sebelah kakinya lurus ke depan kaya gini, lebih bagus kalo lo ambil angle yang tinggian Kook, lo bisa naik kursi pendek terus arahin kameranya agak nunduk. Nah ntar modelnya lo suruh natap agak ke atas, jadi fotonya lebih kelihatan santai dan natural. Kalo lo ambil anglenya datar sejajar sama mata, ntar hasilnya kaya gini, gue keliatan bungkuk banget, terus kaki gue kaku. Paham Kook?"

Jungkook sangat dan teramat paham atas koreksi dan penjelasan Jimin, ia merasa mendapat ilmu baru padahal ia baru mencoba sekali dan bahkan belum diterima kerja disini.

"Terus ini Kook, lihat. ISO nya di kurangin lagi ya, hasilnya pecah banget. Susah nanti waktu edi-"

"Pecah pecah apaan, noise namanya. Jangan percaya omongan Jimin. Sok tau orangnya" Seseorang dengan suara baritonenya memotong perkataan Jimin, ia memasuki ruang produksi, mengenakan kaos hitam polos juga celana bahan kain warna senada, rambut hitamnya acak acakan, juga matanya yang setengah terbuka mengalihkan perhatian Jungkook.

"Apasih ganggu aja. Lo bangun tidur Tae? Kebiasaan banget numpang tidur di kantor, kek orang gapunya rumah aja lo" Jimin menjawab dengan nada mengejek.

Lelaki itu hanya diam, mengambil handphone di atas rak, kemudian keluar ruangan tanpa sekalipun menatap ke arah Jimin maupun Jungkook.

"Udah biarin aja, dia emang orangnya kek gitu. Namanya Taehyung, Kim Taehyung. Fotografer juga, emang hobi nginep kantor, udah lanjut lagi tadi gue belum selesai ngomong"

Jungkook mengangguk canggung, kembali menatap layar monitor di depannya.




tbc


[ TAEKOOK ] . Last Capture - DISCONTINUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang