02| ☆ミ Late

391 79 8
                                    

 VOTE ❤️ VOTE❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOTE ❤️ VOTE❤️

════ ⋆★⋆ ════

"Dong... bagaimana rasanya? seperti menuangkan sutra murni ke kulitku" suara tv.

"yang ini ga rame, pindah aja" ujar nine menyuruh el agar mengganti saluran tv.

"tidak manusiawi. tak kenal lelah"

"ganti"

"aku tercengang. aku tak tahu harus berfikir apa.
kau tak mencintaiku?
tentu aku mencintaimu. ini snagat tiba tiba. maksudku, kau tak seperti itu."

El beranjak dari duduknya secara tiba tiba.

"hei, hei kau mau kemana?" tanya nine.

"jendela"

"oh. AAAAHHH AKU KANGEN MIKEEE" teriak nine sok frustasi.

"ck, bosen dengernya. omaygat aku kangen mike..." ujar el dengan nada mengejek.

"iri? bilang ceuu" cibir nine.

"kamu liat apa di jendela dah" tanya nine.

"tupai"

"jadi keinget"

.

FLASHBACK

JTAKK..
El membenturkan tupai kepohon, sehingga tupai itu mati tak berdaya.

"buat apa el?" tanya nine.

"makan"

"ew, mending aku tidak makan sebulan daripada makan tupai itu" ujar nine.

"terserah sih" ujar el mengacuhkan ocehan nine dan segera menguliti tupai itu.

Saat el sedang membakar tupai itu, tiba tiba ada seorang pria yang menghampiri el dan nine.

"hei" ujar pria tersebut.
"aku takkan menyakitimu. siapa namamu?" tanyanya. "kau sedang apa di dalam cuaca dingin?" tanyanya lagi.

Nine hanya diam tak menjawab, sedangkan el melayangkan kayu berapi kepada pria tua itu sehingga ia pingsan.

"waw el"

Number Nine | Stranger ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang