14

372 71 35
                                    

Happy Reading!

Sekarang merupakan waktu yang di tunggu-tunggu oleh para murid, yaitu jam pulang.

Sekarang mereka sedang nongkrong di kafe depan sekolah.

"Gila emang murid baru tadi." Jaeden membuka percakapan.

"Tuh anak minta dipukul kayaknya," lanjut Lisa dengan kesal.

"Pukul aja, kayaknya enggak apa-apa." Dengan santai Jean berujar sambil memakan roti bakarnya. Mereka yang mendengarnya menjadi bingung.

"Jean ... jujur aja, semenjak si Yura muncul, gue jadi bingung sama sikap lo," ujar Jisa mewakili isi pikiran mereka.

Jean mengangkat kepalanya, terlihat mata Jean yang tadinya berwarna coklat berubah menjadi merah. Mereka yang melihatnya kaget bukan main.

"Jean ... lo ..." Junaldo terbata-bata. Jean langsung mengarahkan jarinya ke bibir Junaldo.

"Gue bukan Jean. Gue Xavier, kepribadian Jean yang lainnya." Jean atau Xavier ini berujar dengan santai lalu meminum minumannya.

Mereka kaget. Namun berusaha tetap tenang agar tidak menimbulkan kecurigaan di tengah keramaian di kafe ini.

"Tapi selama ini Jean enggak pernah cerita ke kita," ujar Lisa memberanikan diri.

"Enggak semuanya harus kalian tahu." Lisa terdiam.

"Oh iya, gue muncul cuman pada saat Jean lagi takut, emosi atau dalam bahaya." Mereka hanya diam.

"Gue mau cerita asal usul gue bisa ada di tubuh Jean. Boleh enggak nih?" Mereka kompak mengangguk. Terlebih Azkan yang tertarik dengan kehidupan Jean.

"Gue tau lo suka sama Jean." Xavier menatap datar Azkan. Mereka kompak menatap Azkan dengan wajah kaget.

"Hah? Gue? Enggak lah!" Azkan menyangkal.

Xavier tertawa. "Enggak mungkin? Gue tau semua asal usul kalian. Karena selama Jean masih menjadi Jean, gue selalu mengawasi dia dan kalian." Mereka merinding mendengarnya.

"Gue adalah korban kecelakaan tabrak lari. Saat itu, enggak ada yang nyelamatin gue, seakan gue itu bukan manusia. Tapi Jean, dia yang nyelamatin gue, walaupun gue udah mati saat itu. Dia bawa gue ke apartemen milik dia, membersihkan tubuh gue lalu menguburkan gue dengan layak."

"Oh iya, dia menguburkan gue dibantu sama teman-teman kalian." Penjelasan Xavier di akhiri dengan menunjuk ke arah laki-laki.

"Siapa?" Junaldo bertanya.

"Gue enggak bisa kasih tahu. Nanti Jean marah sama gue." Mereka mengangguk kaku, namun pikiran mereka melayang, memikirkan siapa teman-teman yang dimaksud Xavier.

"Karena kebaikannya, gue datang menemui dia. Awalnya dia kaget, gue kira dia takut ternyata enggak sama sekali. Gue bilang kedatangan gue untuk membalas budi, tapi dia nolak."

"Akhirnya gue memilih untuk menjaga dia, yang mana dia terpaksa nerima gue. Dan sekarang, gue menjadi salah satu kepribadian gandanya." Mereka benar-benar mendengar dengan seksama.

"Oh iya, Jean juga memiliki kepribadian yang lain. Namanya Ruby, dia bisa dibilang orang yang kasar dan kejam. Bisa dibilang haus darah? Psychopath? Intinya begitu." Jaeden yang tepat di samping Jean langsung menggeserkan kursinya, memberi jarak. Xavier yang menyadarinya langsung terkekeh.

Innocent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang