25

310 61 8
                                    

Happy Reading!

Selesai dengan acara sarapan, mereka sekarang sudah berkumpul di taman.

"Oke, semuanya udah kumpul?" Mereka mengangguk kikuk.

Terlihat sekali mereka ketakutan, apalagi ini baru pertama kalinya bagi mereka.

"Sebelum mulai, kalian harus tenang. Boleh takut, tapi jangan sampai rasa takut itu menguasai kalian." Ruby berucap dengan tegas.

Spontan, mereka semua langsung mengatur nafas mereka masing-masing, menekan rasa takut dan gugup mereka.

"Karena jumlah kita lima belas orang, berarti satu kelompok empat orang, ya. Tapi nanti satu kelompok terakhir cuman tiga orang aja. " Haidar memberi arahan.

Mereka yang mendengarnya langsung merapalkan doa dalam hati.

"Kalo mau doa biar enggak satu kelompok sama gue, doa aja. Enggak usah di dalam hati kali." Merasa sadar diri, beberapa dari mereka langsung meringis malu.

"Enggak usah tegang, dong." Haru mencoba mencairkan suasana.

"Oke ... Karena yang cewe pas 4 orang, maka 1 kelompok 1 cewe," lanjut Haru.

"Kita pakai undian aja tapi." Haidar mengangguk setuju.

"Bentar, gue bikin dulu."

5 menit kemudian.

"Oke, kita mulai, ya."

"Kelompok satu ... Jisa, Junaldo, Yoga dan gue."

Mereka yang mendengarnya senang bukan main. Kecuali, Haidar yang kesal.

"Kelompok 2 ... Jennie, Jovan, Haru dan Juan."

Haru dan Jovan langsung berpelukan, tidak lupa menarik Juan untuk ikut berpelukan.

Mereka yang melihatnya pun salah tangkap. Mereka mengira, ketiga bungsu itu takut satu kelompok dengan Ruby. Haidar menatapnya dengan kesal. Ruby mengangkat alis, mengejek.

"By, enggak bisa gitu dong!" Ucapan Haidar disetujui yang lain.

"Maksudnya?" Ruby pura-pura tidak tahu namun ucapannya terkesan mengejek.

Mereka bertiga masih setia dengan pelukan. Sebenarnya Juan ingin melepaskan pelukannya namun Haru dan Jovan malah mengeratkan pelukannya.

"Kelom-- tau, ah!" Haidar berhenti bicara saat Haru mengejeknya

"Udah ... udah. Ayo, lanjut."

"Kelompok tiga ... Rose, Jaeden, Yehuda dan Malik."

"Terakhir kelompok empat ... Lisa, Dominic, dan Azkan."

***

Mereka akhirnya latihan dengan kelompok masing-masing.

Kelompok satu melakukan pemanasan dengan tenang.

"Oke, kalian berdua bantuin gue angkat persenjataan," ujar Haidar sambil berjalan ke arah tempat penyimpanan senjata diikuti Yoga dan Junaldo. Jisa? Ia pergi mengambil air.

Innocent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang