Happy Reading!
Setelah hampir seminggu latihan, waktunya pun tiba. Mereka yang tadinya tidak tahu cara menggunakan senjata serta bela diri kini telah menguasainya dengan baik untuk menjadi seorang pemula. Namun tetap saja hal itu belum bisa mengalahkan kemampuan Jean--Xavier--Ruby.
Kini mereka telah bersiap-siap untuk melakukan misi mereka. Yaitu, menyelamatkan Joshua, teman anggota Treasure sekaligus sepupu jauh Jean.
***
"Jean ...," panggil Azkan pelan saat mereka keluar dari markas.
Jean menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Azkan.
"Lo yakin?"
"Maksudnya?" tanya Jean pura-pura tidak tahu.
"Ck. Lo yakin kita ... bisa selamatin Joshua?"
Jean tersenyum karena sudah menduganya. "Tenang aja, Azkan. Selama kita yakin dan berusaha, pasti kita bisa, kok!"
Tetap saja Azkan tidak bisa berhenti khawatir dengan mereka, terutama Jean. Apalagi setelah mengetahui Jean akan langsung berhadapan dengan kakak tirinya, Alex.
"Azkan, tenang aja. Pasti Xavier atau Ruby bisa selesaiin ini."
Azkan sontak menghentikan langkahnya yang diikuti oleh Jean. "Tetep aja!"
"Azkan tenang aja, ya. Kan, ada Azkan yang jagain Jean nanti."
Azkan mengacak rambut Jean dengan gemas, menyalurkan rasa sayang, khawatir, cemas, gugup yang bercampur jadi satu.
"Ayo, kita ketinggalan!"
"Azkan ... kamu nanti naik motor sendiri, ya."
Azkan menoleh lalu mengangguk. Jean tersenyum lalu menarik Azkan ke arah mereka yang sudah menunggu.
"Kalian berdua lama banget sih!" Haru kesal. Jean mendelik kesal.
"Haru, jangan banyak bicara!" Haru hanya bisa tersenyum pahit, bingung mau membalas ucapan Jean bagaimana. Tadinya ia pikir ini Xavier, ternyata bukan.
"Udah, ayo!" Haidar berujar.
Mereka menaiki kendaraan mereka sesuai dengan posisi waktu pertama kali mereka datang, kecuali Jean yang memakai motor sendiri.
***
Sekarang mereka telah sampai di sebuah gedung tua. Di luar mungkin memang terlihat sunyi, namun di dalamnya tidak.
"Dar, ini beneran di sini?" Jaeden merinding. Haidar hanya mengangguk tanpa menjawab.
"Siapin senjata!" Untuk pertama kalinya mereka melihat Haru menjadi serius seperti ini, kecuali Jean dan Haidar.
Dalam keadaan seperti ini, mereka terlihat berusaha untuk menahan tawanya kala melihatnya.
"Jean ...." Haru memanggil, menoleh ke arah Jennie yang sedang mengunyah permen karet sambil mengelus belati kesayangannya itu.