03

542 107 6
                                    

Jinsoul baru saja pulang dari sekolahnya. Ya, kehidupan SMA ini cukup memusingkannya. Mungkin karena Jinsoul baru saja menjalani tahun pertamanya.





"Aku pulang." Teriaknya.


"Jung Jinsoul."





Jinsoul menelan ludahnya, dengan badan yang gemetar dia masuk ke dalam rumahnya. Walaupun dia tahu apa yang akan dia dapatkan setelah ini.

"Jung Jinsoul, kesini."





"I-iya..  Ayah."























Plak!








Satu tamparan mendarat mulus di pipi Jinsoul.




















"Mau jadi apa kamu, kalau nilai fisikamu aja dibawah 90?"

Jinsoul menunduk, kertas ulangan yang selama ini dia sembunyikan ternyata ditemukan ayahnya. Melihat kertas itu kini sudah di tangan ayahnya.

"Maaf yah.."

"Kamu tau? Kamu malu-maluin keluarga Jung. Nilai 85? Liat adikmu itu, Wooyoung gapernah dapetin dibawah 90. Emang kamu cuma bisa malu-maluin keluarga."

Jinsoul tidak tahan lagi dengan air matanya, dia menangis. Hatinya sangat rapuh.


Perkataan ayahnya, sangat menyakitinya.


"Maaf ayah."


"Kalau sampai kamu dapat nilai dibawah 90 lagi, mending kamu pergi dari Keluarga Jung!"


Jinsoul mengangguk pelan. Mengusap pipinya yang sakit, tapi tidak sebanding dengan sakit di hatinya.

Dengan tertatih-tatih, Jinsoul masuk ke dalam kamarnya. Membanting tasnya dan menangis sejadi-jadinya.











Jinsoul sangat tertekan.











"Ayah. Kalo aku boleh mati, aku mau mati aja."

Jinsoul terduduk di lantai kamarnya, menangis meratapi dirinya.


Jinsoul tidak sesempurna itu.











Jinsoul segera mengambil topi dan memakai jaketnya, lalu mengendap-ngendap dari jendelanya untuk keluar rumah.


Kalian pasti sudah bisa menebak kemana tujuan orang saat putus asa, kan?











Sungai Han.


























Jinsoul sekarang berdiri tepat di salah satu jembatan di Sungai Han. Menatap lurus kearah sungai dengan tatapan kosong. Badannya masih gemetar hebat, berpikir bahwa apakah ini jalan yang baik atau buruk.

Jam menunjukkan pukul 01.00 malam. Mustahil jika banyak orang yang lewat selarut ini.

Jinsoul tersenyum kecil, mungkin setelah ini tidak akan ada yang menyakitinya lagi.

Jinsoul tidak punya apa-apa lagi.














Jinsoul memanjat pembatas jembatan tersebut, terduduk dan berusaha menyiapkan dirinya. Dia menghela nafasnya panjang.


"Ayah, maafin Jinsoul."


Jinsoul lalu memejamkan matanya.














confusing love; [lipsoul, chuuves]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang