Hukuman

7.1K 695 6
                                    

Keadaan ruang keluarga kini hening. Kelima anak yang manjat pohon tadi tak berkutik ketika dihadapkan dengan Hisyam, sekalipun itu Gio, sang anak tertua.

Sebenarnya Gio tidak takut, hanya saja ia menghormati sang ayah yang khawatir akan putri kesayangannya, yang tadi sempat nangkring diatas pohon.

"Sekarang ayah tanya, siapa yang nyuruh kamu manjat pohon Aisyah?" walau semarah apapun, Hisyam mencoba tidak mengeluarkan suara keras.

"Kemauan sendiri ayah" cicit Aisyah

Pffttt

Abrisam menahan tawa melihat wajah pias adiknya.

"Dan kalian bertiga.." Hisyam menunjuk Gio, Abra dan juga Fatir bergantian. "Kenapa kalian tidak mencegah adik kalian buat manjat hah?"

Gio mah santai wae, orang adeknya ko yang nyosor pengen manjat mangga.

"Dilarang ko ayah, emang Aisyah nya aja yang pengen manjat. Bahkan abang Fatir rela ngambil tangga kegudang biar Aisyah gak manjat sendiri" Hisyam membuang napas kasar. Kalau sudah begini siapa yang mau disalahkan.

"Lain kali jangan manjat lagi Syah, nanti kamu jatuh siapa yang bakal nolong" peringat Hisyam.

"Kan ada ayah. Buktinya tadi aja ayah langsung nangkap Aisyah iyakan?, hehehe"

Hahahahahaha

Kali ini, Abrisam tidak bisa menahan tawanya lagi, bahkan ia sampai memukul badan sopa melihat wajah pias sang ayah.

"Diam kamu Sam" delik sang bunda.

"Ha ha ha aduh bund, ayah gak bisa kata-kata lagi itu" jawab Risam disela tawanya. Risa juga membenarkan hal itu, ia jelas bisa melihat wajah pias sang suami.

"Eheemm" Hisyam berdehem, Risam pun ikut menghentikan tawanya.

"Sekarang kalian berlima bersih kan kolam renang"

Aisyah ingin protes, namun Fatir keburu menutup mulut sang adik. Mereka bubar tanpa protes lagi.

"Untung cuman disuruh bersihin kolam, kalau disuruh nebang pohon mangga bisa koit gue" ucap Fatir kala udah sampai dihalaman samping, tempat kolam renang.

"Btw kamu gapapa kan Syah" khwatir Gio.

"Yah gapapa lah bang, kan dia ditangkap sama ayah. Harusnya sekarang ayah yang harus khawatirkan" papar Abra. Gio menaikkan alisnya. "Mana tau ayah encokkan pas nangkap Aisyah kan?. Mana yang ditangkap berat lagi" Abra geleng-geleng kepala.

"Aisyah gak gendut yah!" jelas Aisyah tak terima.

"Iya gak gendut, tapi gendut banget" ejek Abra.

"Abaangg" Aisyah merengek pada Gio.

"Yah ngadu dia Tir..."

"Tau tuh tukang ngadu" lanjut Fatir memanasi. "Yok lah bang, gak enak dekat-dekat sama tukang ngadu"

Abra dan Fatir menjauh dari Aisyah. Jangan tanya ekspresi Asisyah saat ini. Dia mewek .

Aku ko jadi cengeng gini sih?, batin Asiyah. Dia mengusap air mata yang perlahan keluar.

"Jangan diambil hati, mereka cuman bercanda" ucap Gio menenangkan adiknya.

"Udah, kakak sama Rayhan aja. Gak usah kawanan sama dua manusia itu" Rayhan menarik tangan Aisyah untuk segera membersihkan kolam.

Gio tersenyum melihat kedekatan adik-adiknya. Mereka semua sayang pada Aisyah, walaupun kadang Abra dan Fatir sering mengganggu.

                           🍀

HELLO BROTHER'S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang