Diskusi

6.4K 651 58
                                    

Halo, apa kabar?

Maaf kalau kalian nunggu lama untuk cerita ini.

Seminggu ini ada acara keluarga, jadi belum ada waktu buat nulis.

Kalau begitu,

Selamat membaca

__________________________________





"Sebenarnya ada apa dengan kalian bertiga, hmm?" Gio kini duduk berhadapan dengan ketiga adiknya.

"Emang kita kenapa?" Bingung Abrisam.

"Kalian gak usah bohong. Aku tahu ada yang tidak beres, dan itu berhubungan dengan Aisyah. Benar kan?" Abrisam menatap kedua adiknya.

"Ekhemm" Fatir berdehem saat kedua abangnya menatap untuk menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi.

"Jadi gini bang. Dikelas Aisyah ada murid baru, laki-laki. Nah, anak baru itu satu meja dengan Aisyah, aku dan bang kembar kurang setuju kalau Aisyah dekat-dekat dengan anak itu"

"Hanya karena itu?" Beo Gio.

"Iya" jawab Fatir dengan polos.

"Memangnya apa yang anak itu lakukan pada Aisyah?"

"Enggak tau" Gio menghela napas mendengar penjelasan Fatir.

"Aisyah pasti bisa jaga diri. Lagian mereka bukan berdua saja di dalam kelas. Jadi kalian tidak usah berlebihan"

"Apaan sih bang! Enggak bisa dong. Aisyah gak boleh deket-deket sama anak laki-laki" bantah Fatir dengan menggebu.

"Tau nih, bang Gio. Kita khawatir karena sayang sama Aisyah tau" bela Abraham pada Fatir.

"Oke" putus Gio kemudian. "Sudah berapa hari anak itu masuk?"

"Baru tadi"

"Baru tadi yah?" Gio menganggukkan kepalanya. "Anak itu baru masuk tadi pagi. Apa yang sudah anak itu lakukan pada Aisyah, apakah dia sudah berbuat buruk atau hal lainnya?" Fatir menggeleng.

"Tir, dan juga kalian berdua. Aku tau kalian menyayangi Aisyah. Tapi apakah kalian pernah berfikir untuk menanyakan pendapat Aisyah terlebih dahulu? Aisyah itu sudah besar. Dia bisa memilih untuk berteman dengan siapapun, kita hanya bisa memantau dari belakang. Kalau memang anak itu berbuat macam-macam pada Aisyah, maka jangankan kalian, aku yang akan pertama memasang badan padanya, bila perlu melenyapkan orang yang berani menyakitinya"

Fatir dan si kembar menelan ludah saat mendengar penjelasan sang abang. Apalagi di bagian kalimat terakhirnya, jelas sekali kalau dia bersungguh-sungguh akan ucapannya.

"Kamu pantau saja dulu" Fatir mengangguk. "Ah ya. Kamu tau anak itu tinggal dimana?"

"Tau bang. Dia orang komplek kita. Orang pindahan juga, rumahnya tidak jauh dari sini" Gio mengangguk. Sementara si kembar menganga, baru tau kalau anak tersebut ternyata tetangga mereka.

"Kok lo gak bilang kalau anak itu tetangga kita?" Beo Abraham.

"Lha? Kan abang gak ada nanya" jawabnya dengan enteng.

"Anjir..., Pengen banget gue geplak pala nih anak" Abrisam menahan tangan saudara kembarnya yang hendak memukul Fatir. Kurang enak kalau berantam di dekat sang abang sulung.

"Yasudah. Sehabis ini, kamu minta maaf sama Aisyah"

"Minta maaf buat apa?" Jelas Fatir tidak mengerti.

"Kamu sudah membuat dia kesal satu harian. Karena itu, cepat minta maaf dan jangan abang lihat dia berwajah masam lagi" Fatir hendak protes kembali. "S e k a r a n g" jelas Gio dengan penuh penekanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HELLO BROTHER'S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang