2. ᮇᮛᮀ ᮘᮛᮥ

468 88 18
                                    

SELAMAT DATANGGGG

SELAMAT MEMBACA. JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, & SHARE.

KALAU ADA YANG TYPO BANTU YAA.

***

2. ORANG BARU

Nada kembali telat berangkat sekolah, padahal sang Bunda sudah beberapa kali membangunkannya, namun Nada masih sangat mengantuk. Ayahnya sudah pergi duluan meninggalkan Nada, maka Nada pun naik ojek dari rumah ke sekolah.

Sesampainya ia terburu-buru ke gerbang, Nada sudah menebak kalau gerbang sekolah sudah tertutup. Nada melihat ke dalam, memanggil-manggil satpam.

"Pak Satpam, izinin Nada masuk dong!"

"Nggak bisa, Non. Udah telat lebih sepuluh menit. Lebih baik Non segera balik aja, daripada ketahuan sama OSIS atau guru-guru," ucap Pak Awam, selaku satpam di sekolah Angkasa Bandung.

Nada mengembuskan napas kasar. "Bapak nih malah ngajak Nada ke jalan tidak benar! Masa nyuruh balik lagi."

"Lebih baik balik aja, Non, daripada dihukum," kata Pak Awam.

"Ah, padahal Nada tuh pengin jadi anak yang rajin sekolah, Pak," ucap Nada.

"Rajin sakola, tapi telat wae. Kumaha si Neng teh," balas Pak Awam.

"Pak, Si Rajin sama Si Telat, kan, sodara. Jadi kalau kita rajin, harus ada telat. Kalau kita telat, harus ada rajin," recok Nada membuat Pak Awam menggelengkan kepalanya.

"Pak."

"Oh, iya, silahkan Den Aksa masuk," ucap Pak Awam mempersilahkan Aksa yang baru datang masuk ke gerbang.

APAAN INI?! Nada melongo tak percaya apa yang dia lihat. Aksa yang baru saja datang, Pak Awam mengizinkan untuk masuk, sedangkan Nada? Sialan!

Pak Awam segera menutup gerbang setelah Aksa masuk. Nada kesal, Pak Awam berpihak kepada Aksa. Nada pun dengan lincahnya naik ke gerbang, membuat Pak Awam terkejut.

"Woii!" Nada teriak dan melempar sepatu yang entah kapan dilepasnya, dan sepatu itu pas sekali kena punggung Aksa.

"Aduh, Non, ngapain?" Pak Awam panik karena melihat Nada dengan lincahnya naik dan sudah berada di atas gerbang.

Sedangkan Aksa yang tidak tahu apa-apa, tiba-tiba saja ada sesuatu yang membuat punggungnya sakit. Aksa menoleh ke belakang, ia sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan gadis itu.

Aksa melirik sepatu Nada di aspal, ternyata gadis itu melempar sepatunya ke punggungnya.

"Licik banget lo!"

Aksa menatap Nada yang berada di atas gerbang, tapi terlihat gadis itu santai dan tak merasa ketakutan. Seperti sudah pro.

"Gue yang dari tadi di depan gerbang, nggak diizinin masuk. Sedangkan lo, yang baru datang, diizinin masuk! Nggak adil! Nggak adil banget gue!"

Nada turun dari gerbang, lalu menghampiri Aksa. Nada menatap tajam dan kesal kepada Aksa. Namun, Aksa tetap tenang tanpa ekspresi. Walaupun punggung sedikit sakit karena ulah manusia di depannya ini, Aksa tidak marah.

AKDA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang