29×8−9−198

3 0 0
                                    

Aku kepikiran soal perkataan Namjoon.

Apakah memang sepenting itu? Wajahnya seperti tidak suka kepadaku. Seolah-olah aku telah mengacaukan sesuatu. Dan untuk pertama kalinya ia berjalan pergi tanpa mengucapkan salam atau selamat tinggal.

Aku memutuskan untuk mengirim pesan kepada Yoongi.

Min Yoongi

Yoongi |

.

Lumayan lama setelah ia menjawab. Sekitar 15 menit.

.

| iya?

Apakah kamu marah karena aku tidak bisa menemuimu? |

| untuk apa aku marah?

Kenapa bertanya balik? |

| aku tidak marah, Anna.

Apakah sesuatu yang ingin kau bicarakan itu sangat penting? |

| sudahku katakan. semua yang berkaitan denganku dan kamu, itu semua penting.

Apakah hal yang ingin kau bicarakan itu menyangkut kita berdua? |

| :)

Yoon, aku tidak butuh emot tersenyum. |

| ya. ini menyangkut kita berdua. tapi tidak apa-apa bila kamu masih belum ada waktu. aku akan menunggu sampai kamu punya waktu. baru kita bicarakan.

Kenapa tidak menelpon saja jika itu mendesak? |

| aku tidak pernah bilang ini mendesak. aku hanya bilang ini penting karena menyangkut kita berdua.
| sudah dulu, ya.

Begini saja? |
Yoon? |

| iya, Senna?

Gak kangen sama Senna? :( |

| aku ada beberapa urusan, Anna. maaf tidak bisa menemanimu terlalu lama.

Oh. Ya, sudah kalau begitu. Jangan lupa kabari aku, ya. |

| iya, Anna.

.

Dan, sudah tidak ada lagi obrolan setelahnya.

***

Dua hari kemudian ...

Seorang laki-laki duduk termenung. Punggungnya bersandar pada sandaran kursi. Ruangan bercat putih dengan beberapa dekor, membuat nuansa tenang sekali. Jalanan pusat kota Daegu juga tak macet. Kota kecil ini terlalu mengacaukan isi kepalanya.

Lalu seorang perempuan berkemeja merah muda, dengan rok span sedengkul dibalut jas putih, beranjak duduk di hadapan laki-laki tadi. Ia tersenyum ramah sembari menaruh beberapa barang yang ia bawa.

"Hai, apa kabar? Ini pertemuan kedua kita bukan?" tanyanya.

Laki-laki itu tersadar, lalu mengangguk.

[𝗠𝗬𝗚] RhapsodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang