2 : Prasangka

30 5 0
                                    

☜☆☞

Jam kelas Mala hari ini sudah usai, dilihat jam yang melingkar indah ditangan kirinya. terbilang masih pagi untuk siang hari. Karen juga dari tadi tidak kelihatan sehelai rambutnya. tidak biasa nya dia seperti ini.

"Mal, sendirian? "

Suara itu berhasil mengagetkan Mala yang sedang asik mengaduk aduk minuman didepan nya.

"Eh, Jeno.. iya lagi nunggu Karen. Lo sendiri? "

"Sama, lagi nunggu jam rapat Himpunan. "

"Emang rapatnya jam berapa?" ya tentu Mala hanya sekedar basa basi, hanya untuk.. oke belum waktunya.

"jam 2 siang sih, ini juga masih setengah 2. Masih ada setengah jam lagi kan? " dan hanya direspon Mala dengan anggukan.

Jeno memang sudah aktif di Organisasi yang ia jalani kurang lebih setahun penuh setelah masuk ke Kampus Universitas Gunadarma di daerah Depok.

"Mal, mau sekalian makan gak? gue traktir deh. "

"dih! ada apa gerangan baginda tiba tiba macam ni? " heran setelah kejadian beberapa tahun lalu, Jeno tidak pernah seakrab ini dengan Mala.

"Gapapa, anggep aja ucapan rasa minta maaf gue ke lo." Mala lebih heran lagi dibuatnya.

"ha? about? " masih tidak mengerti apa maksud Jeno sekarang.

"Gatau, pokok nya gue mau minta maaf aja ke lo, udah cepet sana mesen keburu temen temen gue dateng semua."

Masih keadaan otak yang nge-bug Mala berjalan ke arah tempat pesan makanan.

Kedekatannya dengan Jeno hari ini, cukup membuat Mala sangat sangat senang. rasanya seperti ia kembali ke masa lalu. masa dimana masih ada canda tawa 2 anak kecil bermain ditaman lari kesana kemari. indahnya.

Setelah rapat Jeno selesai, bukannya langsung pulang malah dia mengantar Mala ke kosan nya.

"Mampir dulu gak?" tawar Mala setelah mengembalikan helm ke pemilik aslinya.

"Yaudah deh, masih jam 9 juga."
Jeno memarkirkan motor nya di parkiran dan mengekor dibelakang Mala.

"Mau minum apa? amer atau marimas anggur?" ledek Mala, karena memang tampang cowok itu terlihat sangat berantakan. mungkin kecapekan.

Hanya eyes smile yang diperlihatkan Jeno ke Mala.

'oasuu jangan lagiiii anjj bikin orang jedag jedug aja nih Jeno! ' -batin Mala.

Refleks Mala mengalihkan pandangan guna agar dirinya tak melihat senyuman cowok di depan nya itu.

Kelemahan Mala terhadap Jeno hanya 1, saat Jeno memperlihatkan eyes smile nya. selebihnya kemisterian antara mereka berdua.

"Mal, gue rasa kita tuh kek deket banget gak sih?" Mala bingung ingin menjawab apa. diam sejenak.

"Yaa.. ya kita emang deket lah Jen, kan kita sekampus, sejurusan, se-circle sama anak anak. gimana sih lo?" kenapa saat ini Mala gugup?

"Gak gitu maksud gue Malaaa, ya gue rasa 'kita' nih lebih deket dari yang dipikirin," menekankan kata 'kita' Mala yakin yang dimaksud adalah dirinya dan Jeno.

'emang!'

"Ngaco lo, kita kenal waktu Maba dulu kali Jen!"

"Hm, mungkin perasaan gue aja kali ya?" anggukan Jeno mengisyaratkan ketidak puasan jawaban dari sang lawan bicara.

"Udah malem, mending lo pulang." daripada canggung lebih lama, mending Mala mengusir Jeno. setidaknya menetralkan jantung nya yang tidak aman.

"Ngusir cogan nih? "

"IYA UDAH IYAA! SANA BALIK DICARI MAMA." sambil Mendorong tubuh Jeno agar keluar dari kosan nya.

"lo kira gue anak rumahan gitu? iya iya gue balik gak usah di dorong dorong juga kali Mal, " protes Jeno. kuat juga Mala yang sekecil itu bisa mendorong tubuh kekar Jeno, wah hebat.

"iya sorry sorry, "

Setelah berpamitan, Mala langsung menutup pintu kosan nya, memegang dada nya yang teramat sesak sekarang.

tanpa sadar bulir bulir bening jatuh dari mata coklat milik nya. duduk di pinggir kasur, menatap 1 bingkai foto yang ada di atas nakas. dilihat dengan teliti, senyuman miris terukir di wajah nya.

'Ma... Mala kangen yang duluu... '







"GOOD MORNING MALA SAYANG KU CINTAKU MANISKU MY WORLD!!! "

"najisss! "

Tidak membuat Mala pagi pagi kesal? bukan Haechan namanya.

"Ren, jadwal Om Jaehyun jam berapa?"

"Pliss lah Mal, kok lo suka sih manggil Pak Jaehyun pake sebutkan 'Om' ?"

Memang Dosen yang bernama Jung Jaehyun ini, adalah Dosen yang terbilang masih muda dikampus ini. gak salah jika Mala sering memanggil nya dengan sebutan 'Om' pikirnya lebih baik daripada panggilan 'Pak' yang terlalu tua.

"Hai Njun, Jaem, baru dateng? " sapa Mala ketika 2 manusia yang bertampang diatas rata rata kegantengan manusiawi itu masuk ke kelas pagi ini.

"Enggak Mal, gue sih dari 20 menit yang lalu, kebetulan dipanggil Pak Kun buat bantuin proposal tadi." 

"Kalo gue sih baru dateng, pas di lorong baru ketemu Renjun jadi bareng."

Mala ber-oh ria.

"Selamat pagi salam sejahtera semuanya! "
Pak Jung Jaehyun masuk, seraya menampilkan dimple khasnya.


☜☆☞

INGAT DUNIA TIPU TIPU!

Jangan lupa vote n comment readers budiman.




















JEMALA : One Memory Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang