"Daf, lu ada liat jam tangan gue gak??" tanya Arvie.Dia tengah dilanda pusing karena jam tangan yang dicopotnya tadi menghilang entah kemana. Alhasil sekarang dia disibukkan mencari keberadaan jam tersebut.
Kelas sudah kosong sejak lima belas menit lalu. Tinggalah Arvie, Daffin, dan Nevan di kelas itu. Sedangkan Kiran dan Darsa menunggu di depan kelas, sedang satunya lagi yaitu Andaru sudah pulang duluan tadi. Kebetulan hari ini pulang lebih awal, entah karena apa guru-guru menyuruh memulangkan mereka lebih awal padahal sedang tidak ada rapat.
"Tadi lu taro mana sihh Piii." frustasi Nevan, badannya sudah ingin sekali rebahan pulang ke rumah malah ditahan oleh Arvie.
Nevan sebal dituduh dia yang menghilangkan jam tersebut. Faktanya Nevan anak yang jail terutama pada si Arvie patutlah si Arvie curiga. Dia memang hobi menyembunyikan barang si remaja cowok itu, tapi untuk kali ini tidak. Sungguh, dia tidak menyembunyikannya.
"Kalo tau ya gak bakalan tanya begoo!" gerutu Arvie.
"Bagus banget ya mulutnya." peringat Daffin pada Arvie. Matanya melirik tajam Arvie yang mencebik kesal.
"Salah si Nevan tuh pake acara ngumpetin jam gue." sewot Arvie.
"Bukan gueeee.. Ya Allah Apieee jahat bet lu tuduh-tuduh gue." kesal Nevan, tangannya mengacak-acak rambut kepala karena frustasi sendiri mencari jam tangan Arvie yang hilang bak ditelan blackhole.
"Arvie, udah ketemu?" dari arah pintu terlihat Kiran berdiri di sana.
"Belom." ketus Arvie yang masih mengecek satu-satu laci meja.
"Ayo pulang, ini udah telat dua puluh menit, harusnya lu sekarang udah di rumah." ujar Kiran dengan nada tegas.
"Jam gue belom ketemu astagaaaa." erang Arvie.
Kiran menghela napas, tidak heran dia jika Arvie sering kehilangan barangnya. Cowok itu tipikal orang yang sering lupa menaruh barangnya dimana.
"Huftt, tadi lo taro mana Arvie?" tanya Kiran menatap remaja kebingungan di depannya.
Pertanyaan itu tidak digubris Arvie sama sekali. Dia masih sibuk menilik setiap celah meja dan kursi, siapa tahu jamnya ada disitu.
"Pulang Arvie. Entar gue ganti yang baru." tawar Kiran berusaha menarik perhatian Arvie.
"Dahlah, udah hampir setengah jam kita nyari tapi gak ketemu kan.." gerutu Daffin, mulai lelah dia.
Nevan mengangguk menanggapi ucapan Daffin, "Iya nih Piii, gue udah pengen rebahan anjimm."
"Kalo emang kalian mau pulang yaudah sono, gue gak ngelarang kali ini." Arvie menjawab dengan raut datar. Yang ada dipikirannya adalah jam itu harus ketemu sekarang.
Kiran yang sudah merasa kesal berjalan mendekati remaja yang masih asik mencari barangnya itu. Tangannya mencengkram kuat lengan kurus Arvie lalu menariknya keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Your Father Was a Superstar
Teen FictionIni hanya sebuah kisah antara anak dan ayah. Sang anak yang suka memberontak tidak suka diatur dan seorang ayah yang menjaganya seperti anak kecil. Ditambah dengan gelar sang ayah yang seorang aktor terkenal menambah bumbu manis pahit dikisah mereka...