awal

2.6K 120 3
                                    

Keadaan sekolah masih sepi dan takumi berjalan melewati lorong koridor dengan raut wajah yang lesu. Bukan tanpa alasan, dan bukan karna sudah mendapatkan bullyan dari teman sekolahnya. Tapi karena ini adalah hari pertamanya menjadi pelayan ren.

Oh god!!

Takumi duduk dikelasnya. Menghela nafas sesaat lalu menelungkupkan wajahnya di atas meja.

"Tuhan tolong gua hari ini. " Gumamnya.

Bruakk

Gebrakan meja itu mengagetkan takumi. sambil mengangkat wajahnya dan melihat siapa yang sedang menggebrak mejanya ini. Karna sekolah masih sepi dan biasanya jam segini jarang ada siswi/siswa yang datang untuk mengganggunya.

"Aish sial." Katanya mengumpat setelah melihat siapa yang sedang berada di depannya dengan senyum jail.

"Sho-kun lu cari mati hah. " Takumi menatap tajam orang yang berada didepanya itu.

"Selow, woles. " Balas sho.

Takumi heran siapa yang memilih sho untuk menjadi kandidat OSIS, lebih tepatnya ketua OSIS. Dengan sikap yang bar-bar dan super duper jahil seperti ini, bagaimana bisa. Tapi jangan salah sho hanya seperti itu kepada teman terdekatnya saja, lainya mah dia pasti bersikap dingin. Salahkan Takumi yang mau berteman dengan sho.

Sho datang ke ruang kelas Takumi sepagi itu bukanlah suatu kebetulan semata. Sebagai tugas OSIS memang mengharuskan para anggota untuk berangkat pagi, lagi pula yonashiro sho itu ketos, wajib baginya datang pagi untuk berjaga-jaga akankah ada yang telat masuk atau bolos plajaran. Ah tidak bukan artinya OSIS tidak mengikuti plajaran, mereka hanya membantu ketika bel sebelum masuk kelas dan bel istirahat. Kalaupun ada pas di jam plajaran, mereka hanya membantu sedikit dan sisanya diurus oleh guru BK. 

Sho menggeret satu kursi yang berdekatan denganya lalu dia mengarahkan kedepan meja Takumi. Takumi mengabaikan pergerakan Sho dia lebih memilih mengeluarkan buku paket fisika lalu membacanya. Hari ini ada kuis dari kyu sensei dia harus belajar.

"Beda ya kalau orang pinter mah. " Sindir Sho.

Takumi mengabaikan sindiran itu, anggaplah hanya angin lalu.

"Takumi-kun bagaimana kalau kita mengungkap siapa lu sebenarnya. " Takumi mengernyitkan dahinya lalu menggeleng pelan.

Sho berdecak sebal. "Ayolah Takumi-kun, kita buat mereka yang ngebully lu itu tak bisa berkutik. "

"Dame." Ucapnya pasti menutup buku paket fisikanya melihat Sho dengan tatapan serius.

"Lu tau sendiri alasan gua nutupin jati diri. " Ucapnya lagi.

"Persetan dengan teman asli atau palsu. Apa lu nggak ingin kehidupan sekolah berjalan dengan lancar tanpa pembullyan. " Sho sangat mencemaskan sahabat satunya ini makanya dia berkata demikian.

"Sudah lah sho-kun mereka nggak ngebully gua terlalu sering kan. Tapi Sho... " Ucap Takumi menggantung.

Sho mendengar itu dengan penasaran. "Doutsa."

"Ren-kun. " Lirih Takumi

"Apa yang dia perbuat? "

"Dia nyuruh gua untuk menjadi pelayanya. " Ujar Takumi lirih.

"Apa? Kok bisa? " Pertanyaan berdatangan di kepala Sho, karna setiap orang yang menjadi playan ren kehidupan sekolahnya akan menjadi sial dan akan mendapat posisi sebagai anak buangan.

Takumi yang melihat itu menceritakan kejadian kemarin ketika dia bertemu dengan ren dan kinjo di kantin.

Sho mendengar itu marah, dia semakin mendukung ucapanya untuk membeberkan jati diri Takumi. "Apa yang gua bilang, lu harus ungkap jati diri lu yang sebenarnya Takumi. "

Sex Partner// RenkumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang