Chapter 3

324 49 0
                                    

Mean menatap Plan menunggu yang ingin ia katakan. Ia sungguh penasaran. Plan mengusap bibirnya yang penuh dengan tisu dan kemudian mulai membuka mulutnya.

"Mean aku mendengar dari Phi Nook tentang kafemu dan bank.  Kalau kau tak keberatan aku ingin membantumu soal ini. Aku tahu soal uang dan utang adalah hal yang sensitif dan aku sudah bisa perkirakan kau akan menolak tawaranku, tapi kumohon jangan melakukan itu. Aku banyak janji kepada Orn dan belum satu pun kupenuhi dan sekarang saat aku ingin memenuhi janji itu, ia sudah tiada. Aku, uhm, ... merasa bersalah kepadanya.  Tapi aku melakukan ini bukan karena dasar rasa itu, tapi karena aku sayang Orn dan kalian juga. Jika Hope punya masa depan yang baik, aku sangat bahagia. Bagiku anak Orn adalah anakku juga, tapi tentu saja, suami Orn bukanlah suamku juga," jelas Plan sambil tergelak sebab Mean mendadak tersedak saat mendengar pernyataan terakhir. 

Mean menyambar air di atas meja dan meminumnya dengan cepat seraya mengelus dadanya pelan. Ia belum berkomentar sebab ia masih belum tenang. Barulah setelah beberapa saat kemudian, ia bersuara. Ia menjelaskan ia tak punya pilihan. Plan datang kepadanya dengan dua hal yang sarat akan kebahagiaan, tapi juga menjadi seolah sebuah keputusan dan ia tak punya pilihan kecuali menerimanya sebab Mean bisa merasakan dan paham bahwa Plan perempuan yang tulus dan seorang kakak yang baik. 

Selain tawaran yang kedua, Mean juga mendengar penjelasan mengenai dekorasi ulang kafe Mean. Plan membaca reviu kafe Mean dan hasilnya tidak terlalu bagus dan semuanya selalu menyinggung masalah dekorasi. Jadi, Plan pikir dekorasi ulang adalah salah satu alternatif yang baik untuk meningkatkan kualitas layanan kafe Mean sekaligus menarik lebih banyak pengunjung ke tempat itu. Mean setuju dan akhirnya mereka bersepakat. 

Mereka selesai sarapan pagi. Gem dan staf pelayan di vila datang tepat ketika Plan tengah mencuci piring dan beberapa pelayan mengambil alih pekerjaan di rumah itu. Mean, Plan, Jeane dan Hope pergi ke kuil dan  berdoa. Ada suasana yang sangat emosional saat Plan menatap foto Orn yang sudah meninggal di salah satu kaca. Ia tak berhenti mengalirkan air mata. 

"Aku janji aku akan menjaga anakmu dengan baik. Aku tak bisa memenuhi janjiku kepadamu, tapi aku akan memenuhinya kepada anakmu. Kau bisa tenang di sana." Plan mengusap air matanya dan kemudian memakai kaca mata hitamnya menyembunyikan matanya yang merah. 

Setelah berkunjung ke pemakaman, mereka memiliki banyak kesibukan. Mereka pergi ke bank dan meluruskan semua masalah utang dan kemudian pergi ke kafe. Di sana, Plan bertemu dengan dua staf kafe Mean yang bernama Jani dan Jane, serta tiga orang pelayan lainnya yang semuanya adalah lelaki. Plan disuguhi makanan dan kopi khusus buatan Mean dan Plan tak bisa mengelak bahwa kopi buatan Mean memang enak dan memiliki bau yang khas. 

Mean menjelaskan kepada semua stafnya tentang Plan dan mereka kemudian duduk bersama membicarakan tentang merancang ulang kafe dan hal lainnya berkait dengan merekonstruksi ulang seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya. Untuk ini, Plan menelepon kedua sahabat terbaiknya, Sammy dan Yacht untuk membantunya. Rekonstruksi kafe berjalan secara bertahap sebab Mean tak mau menutup kafe dan tak mau kehilangan pelanggan. Dan setelah tiga bulan akhirnya semuanya selesai. 

Sejalan dengan itu, tawaran pertama dan kedua juga berjalan dengan baik. Mean datang ke vila sebelum dan seusai bekerja untuk melihat Hope dan karena ini hubungan Plan dan Mean menjadi lebih dekat. Memang tidak ada tanda-tanda cinta bergelayut atau mengitari keduanya. Semuanya murni benar-benar kedekatan seperti sahabat dan keluarga dan normal. Memang karena hubungan mereka yang semakin dekat ini, keduanya menjadi lebih paham dengan karakter masing-masing. 

Jauh di dalam hati keduanya, mereka saling mengagumi. Mean melihat Plan sebagai seseorang yang keibuan, seorang perempuan yang baik yang sangat pintar bersikap dan elegan. Ia yakin bahwa Plan seorang istri yang baik dan ia tak mengerti mengapa mantan suaminya melepaskannya sebab jika ia menjadi mantan suaminya, sangat mustahil menjauhkannya dari dirinya. Plan juga sangat cantik. Mean tidak akan munafik bahwa Plan berperawakan sangat luar biasa. Ia adalah definisi seorang bidadari dan keindahan. 

SECOND LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang