sungguh, heeseung benci hari senin. upacara bendera itu melelahkan dan menguras tenaga. apalagi, ketika matahari sedang cerah-cerahnya dan pembina dengan mudahnya berkata, matahari pagi bagus nak untuk kesehatan. membuat murid-murid mengumpat dan merutuk dalam hati.
tapi, saat pembacaan undang-undang dasar, heeseung ingat dengan adik kelas ber-badge pmr di lengan kanan.
tiba-tiba minjeong berteriak. "buk! ada yang pingsan!"
murid lain mulai kepo dan kepalanya bergerak kanan-kiri sambil bergumam siapa yang pingsan. sedangkan, para guru dibarisan depan mendiamkan para murid dengan tatapan tajam. lalu, anggota pmr dengan sigap membopong tubuh heeseung dengan tandu darurat.
"eh eh, pingsan nih?"
jisung berdecak sebal mendengar pernyataan chaeryeong. "iyalah! lu kata dia mati apa?!"
"ye! santai dong!"
sunoo datang menengahi, memberi isyarat haruto untuk membawa jisung pergi berjaga lagi dan mengkomando chaeryeong untuk membuat teh hangat.
sunoo dengan cepat mencari minyak kayu putih yang ia simpan di lemari. begitu ia kembali ke ranjang yang ditiduri heeseung, sunoo malah dibuat kaget.
"loh.. kak?"
heeseung malah memberikan cengiran dan menggaruk kepalanya. menaruh jari telunjuknya di bibir, bermaksud agar sunoo diam dan tidak melapor pada guru atau yang lain.
"kakak ngapain sih pura-pura pingsan segala?!"
"panas, mau ngadem."
sunoo kesal. seandainya yang dihadapannya ini bukanlah heeseung; tetangga kecil dan gebetannya, mungkin sunoo bakal melapor pada suster uks.
terdengar suara decit pintu, heeseung lekas berpura-pura pingsan kembali. chaeryeong datang dengan segelas teh hangat ditangannya.
"eh, heeseung belum bangun juga?"
sunoo paling tidak bisa berbohong, wajahnya gugup. "e-eh, iya, belum."
chaeryeong curiga pada adik kelasnya itu. kakinya melangkah menuju ranjang heeseung dan berniat mengerjainya.
"eh bu susan, ini bu si heeseung belum ngumpulin tugas akuntansi kema–"
"ENGGAK BUK BOHONG!"
heeseung berteriak dan langsung duduk. disangka ada bu susan si guru akuntansi killer, taunya hanya ada chaeryeong si mulut besar.
"bangun lo tukang bohong!"
sunoo menahan tawanya begitu melihat wajah heeseung yang kesal seperti ada empat siku-siku imajiner di sana.
"berisik lo!"
chaeryeong menaruh cangkir teh di meja samping ranjang dan berjalan keluar uks, tak lupa menjulurkan lidah sejenak. heeseung hampir melemparkan botol minyak kayu putih pada gadis itu, untung sunoo mencegahnya.
"udah kak, tuh, diminum aja tehnya,"
"besok gue pingsan lagi deh kalo gitu."
sunoo mengernyit heran. heeseung menyeruput teh hangatnya, aduh mantap.
"ngapain? biar dapet teh lagi?"
heeseung menggeleng sembari menaruh cangkir teh nya. duduk disamping ranjang menghadap sunoo yang duduk di ranjang kosong sebelahnya.
"biar liat sunoo yang manis ini– aduh! kok dilempar minyak kayu putih sih?!"
sunoo mendengus sebal dan menghentakkan kakinya kesal sambil berjalan ke arah pintu; berniat keluar dari uks.
tiba-tiba sunoo berbalik, melihat heeseung yang masih meringis mengusap dahinya sendiri.
"kakak bikin aku deg-degan!"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
bagai melukis angkasa ; enhypen
Fanfictionenhypen's bxb oneshot collection by mrvlnotdc