consequence • jayke!

921 59 1
                                    

jake mengaku kalah dengan si tuan muda. jay memiliki segalanya, ia akui. namun, jake juga mengakui jika dirinya termasuk dalam segalanya itu.

"lo yakin?"

jay terkekeh begitu jake tiba-tiba datang kepadanya dan menyetujui ajakannya tempo hari. pemuda bermata bulat itu mengangguk pasti.

"cih, kemaren lo sok-sokan nolak gue,"

si tuan muda bangkit dari kursinya, berjalan memutari mejanya, menghampiri jake yang berdiri disana. matanya mengamati sosok itu dari ujung kepala hingga kaki.

jake itu manis, mau pakai apa saja tetap manis. tapi, kalau boleh jay tebak, dibalik mantel hitam panjang yang jake kenakan ini adalah sesuatu yang lebih dari kata manis.

jake yang merasa diamati hanya menunduk pasrah. kakinya reflek mundur saat laki-laki didepannya ini bergerak maju mendekatinya.

"buka mantel lo."

jake menelan ludahnya dengan susah payah. jay berkata berarti dia harus menurutinya. dengan keyakinan kuat, jake melepas mantelnya perlahan.

sialnya, jay malah menyangka jika dirinya berniat menggoda.

"gak usah sengaja ngegodain gue, jake."

jake melotot begitu jay memojokkan dirinya diantara meja dan membuang mantel miliknya dengan sengaja. menatap jake dengan wajah yang.. sialnya jake ingin mengumpati keseksian milik jay.

"gue gak– mmph!"

jake harusnya siap dengan semua konsekuensi dari pilihan yang dia ambil. jay memiliki segalanya. termasuk semua yang dimilikinya.

"gue sita semua yang lo punya atau jadi sugar baby gue?"

jake memejamkan matanya, mencoba siap dengan segalanya. tangannya bergerak untuk melingkari leher sang dominan dan mulai membalas perlakuan jay.

sungguh, jake berdoa semoga ini pilihan terbaiknya.

.

.

.

bagai melukis angkasa ; enhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang